Khotbah Kristen: Mengasihi Tanpa Pamrih Lukas 6:35-36
Kapal Lady Elgin bertabrakan dengan perahu pengangkut kayu sehingga karam.Sebanyak 393 penumpangnya terapung-apung di Danau Michigan yang sedingin es.Seorang mahasiswa, Edward Spencer, terjun ke dalam air berkali-kali dan berhasil menyelamatkan 17 penumpang. Akhirnya ia kelelahan dan pingsan. Ketika sadar, ia sudah tidak bisa berdiri lagi. Selama sisa hidupnya, Edward terkurung kursi roda. Bertahun-tahun kemudian, seseorang bertanya tentang apa yang paling diingatnya pada malam yang naas itu. Menurut laporan wartawan surat kabar dari Chicago, Edward menjawab, “Yang jelas tidak seorang pun dari 17 orang itu yang datang untuk mengucapkan terima kasih padaku.”
Ketika kita melakukan kebaikan, tidak ada jaminan orang akan mengucapkan terima kasih, memberikan penghargaan atau pengakuan. Mungkin malah sebaliknya, kebaikan atau pertolongan kita itu dianggap angin lalu, dan kita dilupakan begitu saja.Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengulurkan tangan kepada siapa saja yang memerlukan bantuan.Yesus tidak pernah menghitung untung rugi.Sebelum menyembuhkan orang Dia tidak berpikir, “Akankah orang ini berterima kasih nantinya?Apakah setelah ditolong kelak, ia akan memuji-Ku?” Kristus sama sekali tidak berpikir demikian. Dia adalah Allah yang maha kasih/maha pemurah, Ia baik kepada semua orang termasuk kepada orang jahat/orang yang tidak tahu berterimakasih, Ia tetap memberikan kasih setia, kebaikan dan kemurahanNya kepada semua orang.
Apa artinya mengasihi tanpa pamrih?Menurut KBBI mengasihi berasal dari kata dasar kasih yang berarti beri/memberi.Mengasih tanpa pamrih berarti mengasihi dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan dan tidak memandang siapapun.
Berbicara mengenai kasih, Hukum Taurat juga mengajarkan tentang kasih, yaitu kasih kepada manusia dan kasih kepada Allah.Yesus mengajarkan bahwa “apa yang kita kehendaki supaya orang perbuat kepada kita, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (ayat 31).Ini sebenarnya merupakan inti pesan dari Hukum Taurat.Yesus kembali menekankan pengajaran kasih yang diajarkan dalam Taurat, tetapi Yesus memberikan penekanan yang lebih mengenai kasih itu.
Ada sebuah lagu pop rohani yang dipopulerkan olehMaria Shandi & Jason berjudul "Mengampuni", liriknya adalah sebagai berikut :Ketika hatiku t"lah disakiti, ajarku memberi hati mengampuni
ketika hidupku t"lah dihakimi, ajarku memberi hati mengasihi
Reff: Ampuni bila kami tak mampu mengampuni, yang bersalah kepada kami seperti hati bapa mengampuni, mengasihi tiada pamrih
Lagu ini mengungkapkan kerinduan hati agar dapat melakukan tindakan kasih tanpa pamrih kepada siapapun termasuk kepada mereka yang telah menyakiti hati dan berbuat jahat kepada kita.
Pertanyaannya adalah mengapa kita harus mengasihi sesama tanpa pamrih termasuk kepada mereka yang menyakiti kita?
Karena, Berbuat baik kepada sesama tanpa memperhitungkan balas jasa atau pun ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati. Dan, murah hati (bahasa Yunani: eleemon) adalah salah satu karakter Bapa. Dia berbuat baik kepada orang yang tidak tahu berterima kasih, bahkan juga kepada yang jahat (ayat 35).Tuhan ingin kita, para pengikut-Nya, mempunyai kualitas hidup “lebih” dari yang biasa—kalau kita hanya berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, apalah istimewanya?Jikalau murid Kristus hanya mengasihi orang yang baik, apakah jasanya?Apakah perbedaannya dengan orang jahat?Sebab orang jahat juga melakukan hal yang demikian.
Dalam pengajaran ini, Yesus menekankan bahwa sebagai murid Kristus kita harus memiliki suatu ciri yang yang membedakan dengan orang dunia.Murid Kristus harus dapat mengasihi tanpa syarat, kepada siapapun juga.Sebagaimana juga Allah mengasihi orang yang jahat dan orang yang tidak tahu berterimakasih (ayat 35).Maka, perlu kita bercermin kepada kemurahan hati Bapa; yang memberi tanpa pamrih, berbagi tanpa syarat.
Lalu, bagaimana caranya kita mengasihi tanpa pamrih?
1. Berbuat baik dengan tidak mengharapkan balasan.
Ketika kita masih kecil, dahulu pasti diajarkan untuk memberi sesuatu tanpa pamrih atau tanpa mengharapkan suatu balasan, supaya kita mempunyai hati yang rela berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Namun seiring beranjak dewasa, lingkungan kita dapat memperngaruhi apa yang telah diajarkan tersebut. Banyak orang yang memberi dengan harapan mereka akan mendapat hal yang sama atau kalau bisa lebih baik dari apa yang mereka berikan.
Contoh paling mudah adalah perayaan ulang tahun, sadar atau tidak ketika kita memberikan hadiah kepada mereka yang berulang tahun tentu kita memiliki hitung-hitungan tersendiri. Apakah hadiah ini sudah setara dengan apa yang akan berikan kembali ke kita pada saat perayaan ulang tahun kita? Seringkali kita menghitung untung rugi terlebih dahulu sebelum memberikan sesuatu.
Kita harus tetap melakukan kebaikan meskipun tidak ditanggapi dengan baik.Tidak boleh ada kekecewaan dalam berbuat baik, kita harus tetap mengasihi tanpa pamrih walaupun orang yang kita tolong tidak membalas kebaikan kita, atau bahkan justru merugikan kita.Di dalam ayat 35 dikatakan, “pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan”dan menarik dalam bagian firman Tuhan ini, kata mengasihi dalam terjemahan yunani ialah agapan yang berasal dari kata agape yaitu mengasihi tanpa mengharapkan balasan, dengan bentuk perintah yang aktif: artinya ialah mau tidak mau, semua anak Tuhan harus mengasihi dengan kasih yang aktif, sekalipun dia merencanakan yang jahat untuk saya, saya tetap merencanakan yang baik untuk dia, jika ia tetap berbuat jahat kepada saya, maka saya tetap akan berbuat baik kepada dia, Karena itulah yang Tuhan kehendaki sebagai anak Tuhan.
2. Memiliki kemurahan hati dan menunjukkannya dalam hal melakukan kebaikan bagi semua orang.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia arti Murah hati adalah suka (mudah) memberi, tidak pelit; penyayang dan pengasih: suka menolong; baik hati; sifat kasih dan sayang; kedermawanan.
Sedangkan dalam bahasa Yunani kata murah hati adalah oiktirmon yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan merciful, compassionate. Merciful bisa diartikan penuh kasih. Compassionate bisa diartikan memiliki rasa belas kasih, mau mengampuni. Kedua kata tersebut memiliki paralelisme dengan 3 kata dalam bahasa Indonesia, yaitu: simpati, empati dan pengampunan.
Ilustrasi:
Ada sepasang suami istri yang lagi berlibur ke Penang, Malaysia. Mereka sangat kagum melihat transportasi yang tertata rapi di sana. Tidak sulit sama sekali untuk pergi kemana-mana dengan menggunakan Bus yang biayanya sangat murah.
Singkat cerita pada suatu kali di malam hari Bus yang mereka naiki penuh sesak. Tapi sepasang suami istri ini masih sempat memperoleh tempat duduk sebelum Bus menjadi penuh dengan masuknya banyak penumpang lain.
Diantara penumpang itu terdapat seorang nenek tua yang jalannya tertatih-tatih.Ia tampaknya sendirian saja memasuki Bus. Karena penuh ia pun bersiap-siap untuk berpegangan saja. Kemudian sepasang suami istri ini berdiri dan mempersilahkan nenek tua ini duduk.Nenek tua ini sangat senang dan berkali-kali mengucapkan terima kasih. “Jarang sekali ada yang peduli kepada orang tua seperti saya“
Saudara tahukah kalau perjalanan dari pasangan ini ternyata masih lumayan jauh. Apalagi mereka harus menenteng tas ransel berat dan banyak barang bawaan. Otomatis pasangan ini pastilah akan merasa kelelahan. Namun ternyata mereka tetap merasa sukacita bukan supaya dikatakan bahwa mereka seperti superhero alias sebagai pahlawan, atau sok baik, sok hebat.Tidak ada pikiran seperti itu terbersit dalam benak mereka.
Sebaliknya yang ada di benak mereka adalah bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah sebagian kecil dari kewajiban yang sudah seharusnya dilakukan oleh anak-anak Tuhan.
Di dalam ayat 36 dikatakan “Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati.”Kata hendaklah bukanlah sebuah permintaan, harapan atau sebuah pilihan untuk ya atau tidak, tetapi sebuah perintah buat kita.Tuhan Yesus dengan jelas memerintahkan kita untuk memiliki sifat murah hati seperti Dia yang adalah murah hati.Mungkin kita pernah mendengar pribahasa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” apa maksudnya? Maksudnya adalah bahwa sifat dan kebiasaan seorang anak pasti tidak jauh berbeda dari orang tuanya, kita juga demikian, sebagai anak Tuhan sifat dan gaya hidup kita seharusnya tidak berbeda dari Bapa kita di sorga, jika Bapa kita murah hati, maka kitapun seharusnya memiliki sifat murah hati. Tuhan sudah memberikan segala-galanya untuk kita.Ia memberikan alam dan ciptaannya yang sempurna, Ia memberikan kita pertolongan dan perlindungan, Ia memelihara hidup kita bahkan Ia rela mengorbankan anakNya yang tunggal untuk menebus dosa kita, itulah bukti kemurahan hati Tuhan.
Orang yang murah hati pasti memiliki kasih di dalam hatinya.Murah hati selalu berkenan dengan sikap memberi, baik itu waktu, tenaga, materi atau juga hidup.Orang yang murah hati pasti selalu ingin memberi.Ketika memberi, ada sesuatu dari diri kita yang hilang.Untuk memberi itu diperlukan pengorbanan.sebagai anak-anak Allah marilah kita meneladani Tuhan Yesus yang murah hati. Selama hidupNya Ia tidak pernah jemu menyatakan kemurahan hatinya bagi orang-orang berdosa. Allah ingin kita menjadi orang yang murah hati, sama seperti Dia yang adalah murah hati.
0 Response to "Khotbah Kristen: Mengasihi Tanpa Pamrih Lukas 6:35-36"
Post a Comment