GEREJA YANG MISIONER DI TENGAH MASYARAKAT YANG MAJEMUK

GEREJA YANG MISIONER DI TENGAH
MASYARAKAT YANG MAJEMUK

Pokok pikiran yang perlu dicermati dengan baik dalam topik ini adalah: Bagaimana dan untuk apa Gereja yang misioner berada di tengah masyarakat yang majemuk. Gereja dalam sejarah sejak Kisah Para Rasul sampai saat ini nampaknya tidak dapat dipisahkan dengan Misi. Gereja bertumbuh dan berkembang sejak awal sampai saat ini adalah dibangun di dalam dan oleh misi yang murni dan kudus dari umat Tuhan.
 
Arie De Kuiper seorang pengajar misiolgi mengatakan bahwa Missio Ecclesiae (misi gereja) merupakan pekerjaan atau tanggungjawab jemaat Yesus Kristus sepanjang sejarah dunia yang penuh dengan kemajemukan. misi Gereja yang dimaksud adalah memanggil bangsa-bangsa agar bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus supaya mereka menjadi murid-Nya serta masuk dalam persekutuan orang-orang yang menanti Kerajaan Allah dengan di dasarkan pada anugerah Allah , kerelaan kehendak-Nya,  menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Ef. 1:5-7)
 
Dalam kesempatan ini penulis hendak mengatakan bahwa misi Gereja yang ideal dalam setiap masanya adalah misi yang dapat menjangkau masyarakat dalam konteksnya masing-masing yaitu masyarakat yang majemuk, pluralis dan heterogen untuk menjadi murid-Nya tanpa mengorbankan hakekat kebenaran di dalam Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah di atas segalanya, berdaulat, ya dan amin.
 
Beberapa pengamatan oleh penulis dalam pelayanan, kadang-kadang otoritas Firman Tuhan tergeser sangat jauh oleh kepentingan-kepentingan sesaat kelompok atau oknum tertentu dalam menggerakkan misi Gereja maupun bermasyarakat. Dalam konteks masyarakat modern pertanyaan yang mengemuka adalah misi Gereja yang bagaimanakah yang dapat diandalkan untuk menjangkau masyarakat majemuk tersebut, khususnya yang ada di sekitar pelayanan kita. Sebagaimana yang dikatakan oleh Firman Tuhan bahwa Missio Ecclesiae (misi gereja) adalah ”menjadikan semua bangsa murid-Nya”; bangsa yang dimaksud adalah masyarakat yang majemuk dan heterogen.
 
Di dasarkan pada pengalaman pelayanan para Rasul-rasul yang dicatat dalam Kitab Kisah Para Rasul, khusunya pada pasal dua (Kis. 2), maka penulis dapat memaparkan beberapa hal penting tentang Gereja yang misioner di tengah masyarakat yang majemuk.

II. Gereja yang konsiten menyuara-kan kebenaran Yesus Kristus dan karyaNya
Bila perkembangan Gereja diamati dengan objektif proporsinal di era informasi dan teknologi yang semakin pesat, maka dapat dikatakan bahwa Gereja akan mengalami tantangan yang sangat serius dalam pelaksanaan misinya. Dengan demikian konsistensi Gereja menyuarakan kebenaran Yesus Krsitus adalah hal yang paling penting dan paling dibutuhkan Gereja-gereja Tuhan masa kini.
 
Ukuran Gereja yang misioner terletak pada keberanian gereja tersebut secara konsisten dengan penuh hikmat dan bijaksana menyuarakan kebenaran Yesus Kristus dan karya-Nya di tengah masyarakat yang majemuk dan pluralis. Petrus dan Rasul-rasul yang lain dalam Kisah Para Rasul 2 dengan berani berdiri di tengah orang banyak menyuarakan kebenaran: ”Barang Siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan” (Kis. 2:18).

1. Ayat berikut Petrus lebih tegas mengatakan di tengah masyarakat banyak bahwa ”Kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu menjadi Tuhan dan Kristus” (Kis. 2:36)
 
2. Di kitab yang lain oleh Yohanes dan Matius, kebenaran Yesus Kristus sangat jelas ketika Dia mengatakan ”Akulah jalan kebenaran dan Hidup tidak ada seorang pun yang sampai kepada Bapa bila tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6)
 
3. Marilah kepada-Ku hai kamu yang letih lesu Aku akan memberikan kelegaan kepadamu (Matius 11:28)
 
4. Misi ini jelas bahwa para Rasul konsisten menyuarakan kebenaran Yesus Krsitus yaitu menyelamatkan umat-Nya dari belenggu dosa, belenggu kelaliman dan belenggu kemisikinan. Misi para Rasul di atas harus dengan konsisten disuarakan oleh Gereja yang misioner pada masa kini dan yang akan datang.
 
Bahwa Gereja enggan dan kadang-kadang tidak berani menyuarakan kebenaran Yesus Kristus dengan penuh hikmat dan bijaksana merupakan kegagalan gereja dan keuntungan bagi dunia. Oleh karena itu tidaklah berlebihan bila semangat dan keberanian secara konsisten menyuarakan kebenaran Yesus Kristus harus dimiliki oleh warga Gereja KIBAID untuk menjadikan gereja ini ”Gereja Yang Misioner”

III. Gereja yang konsisten membangun kebersamaan dalam Kasih
Kebersamaan dalam sebuah Gereja yang misioner harus dijunjung tinggi dan menjadi prinsip-prinsip pelayanan. Prinsip kebersamaan yang terdapat dalam kitab Kisah Para Rasul 2 adalah kebersamaan yang saling mengutamakan satu dengan yang lain, saling mempedulikan satu dengan yang lain.

Kisah Para Rasul 2:44
Menjelaskan hal ini bahwa semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Kemudian pada ayat-ayat selanjutnya kebersamaan Gereja mula-mula ditopang dengan 3 hal yang sangat penting:
a. Ketekunan
b. Kesehatian dan
c. Ketulusan

Bahwa dalam praktek pelayanan Gereja dewasa ini sering terdapat perbedaan cara pandang dan cara menyikapi perkembangan-perkembangan yang ada adalah dinamika berpikir, namun harus tetap diuji dengan Firman Tuhan yang tidak salah dan tidak keliru serta dibingkai kebersamaan secara konsisten di dalam kasih. Paulus mengatakan bahwa iman, pengharapan dan kasih adalah tiga hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain dalam melayani Tuhan. Namun yang terbesar diantaranya adalah kasih. (I Kor. 13:13)
a. Kasih adalah ukuran kebersamaan Gereja yang misioner di tengah masyarakat yang majemuk.
 
Dengan sederhana dapat disimpulkan bahwa Gereja yang misioner di tengah masyarakat yang majemuk dewasa ini adalah Gereja yang kuat membangun kebersamaan dengan tekun, sehati dan tulus dalam kasih. Tanpa topangan tiga hal ini maka kebersamaan Gereja akan rapuh dan mudah digoyahkan.

IV. Gereja yang konsisten dalam Doa
Pertumbuhan Gereja mula-mula sampai hari ini tidak dapat dipisahkan dari kekuatan dan ketekunan doa orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Kekuatan dan ketekunan doa orang-orang percaya kepada Yesus Kristus sangat menentukan visi dan misi Gereja mula-mula, kini dan yang akan datang. Gereja yang berdoa adalah Gereja yang hidup; Gereja yang berdoa adalah Gereja yang misioner, demikian itulah beberapa ungkapan para ahli teologi pertumbuhan Gereja.
 
Sebagai studi komparative, berikut ini penulis hendak mengemukakan 16 tanda gereja dalam Perjanjian Baru (PB) yang salah satu dari 16 tanda tersebut adalah doa dan puasa. Tanda Gereja dalam Perjanjian Baru tersebut adalah sebagai berikut:

Kumpulan orang yang dipersatukan oleh Roh Kudus yang mencari hubungan pribadi dengan Tuhan;
- Bersaksi dengan kuasa Roh Kudus
- Terdapat baptisan Roh Kudus
- Bekerja dengan karunia-karunia Roh Kudus
- Memperlengkapi orang-orang kudus bagi pelayanan pekerjaan Tuhan
- Setia pada injil Yesus Kristus
- Mengadakan tanda dan mujizat
- Tekun dalam pengajaran Firman Tuhan
- Sangat menjaga kesucian Gereja
- Memiliki penatua atau penilik jemaat untuk memelihara kerohanian jemaat
- Memiliki diaken untuk pelayanan sosial
- Kasih sangat dominan
- Doa dan puasa
- Memisahkan diri dari kebudayaan duniawi
- Rela menderita
- Aktif mengutus misionaris
 
Sejatinya bahwa tanda-tanda Gereja tersebut di atas harus menjadi tanda gereja yang misioner pada dewasa ini. Sebab dengan tanda tersebut di atas Gereja yang misioner dapat dikenal dan sekaligus dapat dibedakan dari perkumpulan-perkumpulan sekular (duniawi).
Hemat penulis, dalam kitab Kisah Para Rasul 2 Gereja akan disebut Gereja yang misioner apabila aktif dan konsisten mengajarkan serta melaksanakan doa dan puasa. Kuasa doa dari jemaat yang berkumpul setiap waktu mendorong para Rasul untuk bersaksi tentang Injil Yesus Kristus.
 
Bahkan Rasul Paulus dalam tulisan-tulisan mengatakan bahwa oleh doa jemaat, pemberitaan Injil Yesus Kristus mengalami kemajuan. Jadi doa harus menjadi spirit pelayanan gereja yang misioner pada masa kini dan masa yang akan datang yang di dalamnya ada gereja KIBAID. Dengan konsistensi jemaat gereja KIBAID berdoa seperti gereja mula-mula maka pelayanan gereja ini akan mengalami kemajuan. Visi kita bersama adalah ”terwujudnya Gereja KIBAID yang Misioner”.

Pokok pikiran yang perlu dicermati dengan baik dalam topik ini adalah: Bagaimana dan untuk apa Gereja yang misioner berada di tengah masyarakat yang majemuk. Gereja dalam sejarah sejak Kisah Para Rasul sampai saat ini nampaknya tidak dapat dipisahkan dengan Misi. Gereja bertumbuh dan berkembang sejak awal sampai saat ini adalah dibangun di dalam dan oleh misi yang murni dan kudus dari umat Tuhan

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "GEREJA YANG MISIONER DI TENGAH MASYARAKAT YANG MAJEMUK"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel