Pemahaman Isi Intisari Kitab 1 Petrus

SURAT 1 PETRUS

Latar Belakang Surat
Surat ini berisikan salam dari rekan-rekan sekerja Psaulus yaiitu Silwanus dan Markus (5:12-13;  Kis 15:37-40). Surat 1 Petrus ini banyak menyinggung penderitaan yang sedang dan akan ditanggung oleh jemaat. Karena itu surat ini agaknya ditulis ketika pemerintah Romawi mulai menganiaya jemaat kristen. Sebelum pemerintahan Kaisar Domitianus (tahun 81-96), kekaisaran Romawi tidak menganiaya orang kristen karena kekristenan menganggap sebagai bagian dari agama Yahudi yang dilindungi oleh pemerintah (penganiayaan orang kristen oleh Kaisar Nero, sekitar tahun 64, adalah satu kekecualian).  
Sesudah kematian Yesus, pemerintah Romawi mula-mula memandang kekristenan sebagai salah satu sekte Yahudi. Pemerintah mengizinkan penganut agama Yahudi beribadat sesuai dengan keyakinan mereka, sehingga orang kristenpun bebas beribadah. Namun, pada akhir abad pertama, kaisar Nero memerintah tahun 54-68, menghukum mati orang-orang kristen karena dianggap musuh negara.
Pada paruh pertama abad kedua, pengejaran dan penganiayaan agama kristen semakin meluas, terutama ketika orang-orang kristen menolak memuja kaisar sebagai dewa. Penganiayaan kepada orang kristen berlangsung silih berganti sampai pada pemerintahan Konstantinus Agung (tahun 306-377 M).

 Baca Juga: Pluralisme Menurut Iman Kristen

Penulis
Petrus, rasul Yesus Kristus sebenarnya bernama Simon, tetapi juga dikenal sebagai Petrus yang berarti “Batu Karang”. Setelah Yesus naik ke Surga, Petrus menjadi salah satu pemimpin utama jemaat kristen perdana (2:5, 9:32-12:19, 15:3-21). Dalam 1 Petrus rasul berarti orang yang dipilih Allah untuk memberitakan Injil. Gelar “Kristus” Yunani: Khristos (Ibrani: Masiakh) berarti “orang yang diurapi”, orang pilihan untuk tugas tertentu. Gelar ini bisa diletakkan di depan atau di belakang nama Yesus.
Penulis memperkenalkan diri sebagai “Petrus rasul Yesus Kristus” (1 Petrus 1:1). Maksudnya adalah Simon Petrus yang biasa disebutkan sebagai orang pertama dalam daftar rasul-rasul. Juga dalam 1 Petrus 5:1, penulis sekali lagi memperkenalkan dirinya sebagai “Teman penatua.” Maksudnya penatua yang setingkat dengan penatua lainnya dalam jemaat. Polikarpus  dari Smirna pernah mengutip surat 1 Petrus 2:22, 24, tetapi tidak menyebutkan nama penulis. Dalam kanon Muratori, 1 Petrus belum disebutkan. Irenius, dalam bukunya: ‘Against Muratori”, 4.9.2; 16.5;5.7.2 (tahun 200 M), menyebut Rasul Petrus sebagai penulis surat ini.  
Kuatnya kesaksian bapa-bapa gereja atas kepenulisan Petrus dan tidak adanya pertentangan diantara mereka dalam hal ini, sangat mendukung klaim bahwa surat ini asli tulisan Petrus, sehingga tidak ada alasan untuk meragukan tulisan ini.  

Waktu penulisan
Surat ini ditulis sebelum ia meninggal, yakni pada masa penganiayaan orang-orang kristen yang dimulai oleh kaisar Nero pada tahun 64 M (antara tahun 60-64 M) dan tidak ada bukti yang pasti bahwa penganiayaan itu akhirnya menyebar ke Asia kecil. Tetapi meskipun tidak menyebar ke sana, penganiayaan resmi di Roma dan pasti akan memberikan dorongan kepada orang-orang di tempat lain untuk menggangap hina orang kristen di kota-kota mereka tinggal. Petrus ada di Roma pada saat itu. Istilah “Babel” sering dipakai oleh orang-orang kristen purba dan pihak-pihak lain sebagai semacam kata sandi bagi kota Roma (1 Petrus 5:13).  

Baca Juga: Penggenapan Dan Penerapan Penebusan

Penerima Surat
Surat ini ditunjukkan kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus,  Galatia, Kapadokia, Asia kecil dan Bitinia, yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita (1:1-2), dan itulah sebabnya dikatakan pendatang yang tersebar (1:17; 2:11). Agaknya surat ini mula-mula betul ditunjukkan kepada orang-orang kristen di wilayah tersebut, namun terkandung maksud yang lebih luas, tiap-tiap orang kristen, dimana pun ia berada, boleh memperhatikan isinya.

Sifat Surat
Surat ini sebenarnya adalah surat katolik (am). “Surat” sebab mengenai keadaan yang tertentu, jadi bukan karangan umum saja; katolik (am) sebab ditujukan kepada semua orang yang merasa bersangkutan.  

Tujuan Penulisan
Satu-satunya hasrat penulis surat yaitu untuk menguatkan pembaca di dalam penderitaan. Janganlah mereka tawar mereka. Sebab Allah.” Karena rahmat-Nya yang besar, telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus kepada suatu hidup yang penuh harapan untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu” (1:3,4). Sebab itu, marilah kita mengikut Yesus dalam penderitaan (2:21; 4:1), dan dalam kehidupan (1:13-16; 2:1, 2, 11). Bukan dengan sikap takut dan gentar (3:14). Sebaliknya, bersukacitalah sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus (4:13).

 Baca Juga: Bangsa Israel Keluar Dari Tanah Mesir

Isi Pokok Surat
Sarana komunikasi yang dahulu dipakai oleh orang Yunani dan Romawi adalah surat. Demikian juga dengan surat 1 Petrus yang menyampaikan gagasannya melalui surat. 1 Petrus diawali dan diakhiri dengan salam (1:1-2, 5:12-14). Pesan utama (1:3-5:11) didasarkan pada tema dan gagasan yang banyak muncul dalam kitab PB. Penulis surat mengajak jemaat untuk mengikuti teladan Kristus, hidup dengan baik, dan siap sedia menanggung penderitaan.

Maksud Penulisan
Surat ini ditujukan kepada jemaat kristen yang tersebar di wilayah Asia kecil bagian Utara (1:1). Penulis menghendaki agar orang yang membaca surat ini sadar bahwa mereka akan menanggung penderitaan karena iman mereka(2:19-21, 3:13-15, 4:1-2,12:19, 5:9-11). Namun, penderitaan tidak akan mengalahkan mereka karena Yesus telah menderita sengsara mati untuk mengampuni dosa mereka, dan karena Allah telah membangkitkan Dia dari kematian. Orang kristen berharap akan dibangkitkan menuju hidup baru, dan harapan itu sudah dimulai sejak pembaptisan.


Survei
1 Petrus mulai mengingatkan orang percaya, dengan beberapa hal yaitu:
1. Bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang mulia dan warisan sorgawi di dalam Yesus Kristus (1:2-5).
2. Bahwa iman dan kasih mereka di dalam dunia ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan mengakibatkan pujian, hormat dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan   (1:6-9)
3. Bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi dalam PL   (1:10-12).
4. Bahwa orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak selamat di sekitar mereka (1:13-21). Orang percaya yang terpilih dan dikuduskan (1:2) merupakan bayi-bayi yang bertumbuh memerlukan susu murni Firman Allah (2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi suatu rumah rohani (2:4-10) dan orang asing yang mengembara melewati  negara asing (2:11-12); mereka harus hidup dengan hormat dan rendah hati dalam hubungan mereka dengan setiap orang selama perjalanan hidup ini (2:13-3:12).

Amanat 1 Petrus terutama berkaitan dengan sikap patuh dan menderita karena kebenaran bagi Kristus dan menurut teladan-Nya sendiri (2:18-24; 3:9-5:11). Petrus meyakinkan orang percaya bahwa apabila mereka menderita karena kebenaran, maka meereka akan disenangi oleh Tuhan dan mendapat pahala. Di dalam konteks pengajaran mengenai menderita  karena Kristus ini. Petrus menekankan tema-tema yang saling berhubungan dari keselamatan, pengharapan, kasih, sukacita, iman, kekudusan, kerendahan hati, takut akan Allah, ketaatan dan ketundukkan.

Ciri-ciri surat
Lima ciri utama menandai surat ini, yaitu
1. Bersama dengan surat Ibrani dan kitab Wahyu, berita surat ini berkisar pada orang percaya  yang menghadapi kemungkinan penganiayaan yang berat karena persatuan mereka dengan Yesus Kristus.
2. Surat ini memberikan pengarahan praktis bagaimana orang kristen harus menanggapi penganiayaan dan penderitaan yang tidak adil. Lebih dari pada kita lainnya dalam PB (3:9-5:11).
3. Petrus menekankan kebenaran bahwa orang percaya adalah pendatang dan perantauan di dunia ini (1:1, 2:11).
4. Banyak nama untuk umat Allah dari PL digunakan untuk orang percaya PB (2:5, 9:10).
5. Surat ini berisi ayat PB yang paling sulit ditafsirkan:kapan, dimana, dan bagaimana Yesus memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara..... pada waktu Nuh (3:19-20).

 Baca Juga: Apa Arti Ibadah Kristen

Susunan Surat
Suratnya diawali dan diakhiri dengan salam. Isi surat ini memuat berbagai macam nasehat, ajaran dan nyanyian pujian, yaitu:
a. Dipilih, dilindungi dan diselamatkan (1:1-12)
b. Hidup sebagai umat Allah ayng kudusb (1:13-3:22)
c. Melayani dan menaggung penderitaan sampai akhir (4:1-5:14).

Tema-tema Penting
1. Dalam diri Yesus Kristus, Allah berkarya untuk membentuk umat yang baru bagi-Nya (1:3-25, 3:4-12).
2. Sebagai umat Allah yang baru, jemaat dipilih untuk hidup kudus sebagai bangsa yang kudus (1:13-2:17, 3:1-7, 4:1-11, 5:1-11).
3. Umat Allah yang baru harus menaati hukum dan pemerintahan Romawi (2:13-17). Namun, mereka harus menghormati Kristus dan menaati Allah lebih dari segala sesuatu (3:15-17), bahkan jika hal itu mengakibatkan mereka mengalami penderitaan dan kehilangan sahabat-sahabat (4:1-4).
4. Orang-orang yang dibaptis akan diselamatkan dan mengalami kehidupan yang baru bersama Kristus(3:21-22).

Kesatuan surat
Ciri sastra yang menonjol dalam surat ini yaitu “Sapaan yang berisi anjuran” sengan menggunakan sejumlah bahan parenesis. Dari segi sastra (1:3-4:11)  memiliki perbedaan dengan  (4:12-5:11). Perbedaan yang menonjol adalah sikap tentang penderitaan. Dalam 1:3-4:11, penderitaan digambarkan sebagai suatu kemungkinan (1:6) yang muncul dari orang kristen (4:4). Akan tetapi, mulai 4:13 terdapat acuan kepada “nyala api siksaan”. Siksaan itu sudah terjadi kepada mereka, bahkan terhadap semua orang kristen. Berdasarkan perbedaan ini, maka disimpulkan bahwa 1 Petrus 1:3-4:11 merupakan bahan asli, yang kemudian diperluas dalam 4:12-5:11.

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "Pemahaman Isi Intisari Kitab 1 Petrus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel