Pemahaman Isi Intisari Kitab Ibrani

 KITAB IBRANI

1. Pengantar
Surat Ibrani mungkin adalah dokumen PB yang paling sulit. Sekalipun dalam PB disebut ‘Surat’ sesungguhnya tulisan ini lebih merupakan sebuah Khotbah. Satu-satunya ciri surat hanyalah salam pada bagian penutup (13:22-25) penelitian modern menduga bahwa Ibrani adalah ‘Midrash Homiletis’ (Tafsiran Yahudi khusus untuk Khotbah) atau mazmur 100,karena didalam mazmur ini dibicarakan tentang Imam Melkisedek (Band.Kej.14:17-20). 

Baca Juga: Memahami Isi Intisari Kitab Filemon

Diantara dokumen-dokumen lain, surat ini memiliki keistimewaan, antara lain:
• Berisi argumen-argumen yang paling tajam
• Penulisannya menggunakan kaidah bahasa Yunani yang sangat bagus
• Kristologinya merupakan Kristologi yang paling tinggi diantara dokumen PB yang lain
• Memiliki prespektif yang unik tentang kekristenan yang tidak kita temukan baik dalam Injil-Injil maupun dalam surat-surat Paulus.
Namun ada bermacam soal yang wajar untuk ditanyakan  mengenai penulisan dokumen PB. Dan dalam soal surat ini tak mungkin dijawab dengan kepastian apapun, karena kenyataan yang sederhana adalah, kita tidak tahu siapa penulis surat ini, dan untuk siapa semula dituliskan. Namun ketidaktahuan kita tentang pokok-pokok itu tidak merintangi kita untuk mengertinya secara benar, dan tidak memperkecil nilai rohani dan teologis dari suatu dokumen yang dari permulaanya sudah memeperkenalkan diri sebagai berwibawa berdasarkan nilainya yang hakiki. Sungguh satu-satunya jawaban yang memadai bagi Iman Kristen terhadap soal ini ialah, bahwa Allah sendirilah yang menjadi penulis utamanya, dan orang Kristen dari setiap jaman adalah pembacanya sesuai maksud Ilahi.  

2. Latar Belakang
Para ahli tidak dapat memastikan siapa yang menulis surat Ibrani atau kapan surat ini ditulis. Penulis memakai gaya bahasa Yunani yang berbeda dengan bahasa dalam surat-surat Paulus. Gagasan yang mendalam tentang Identitas dan karya Yesus mungkin lahir melalui proses pemikiran yang cukup panjang. Karena itu surat Ibrani diperkirakan ditulis setelah tahun 60 dan sebelum Tahun 95, saat surat ini mulai dikutip Clemens dari Roma dalam sebuah suratnya.
Para ahli tidak dapat memastikan kepada siapa sesungguhnya surat ini ditunjukan, Ibrani 13:24 menyinggung tentang “Saudara-saudara di Italia” yang mungkin mengirim salam untuk teman-teman mereka dirumah, sejumlah anggota Jemaat yang disapa oleh penulis yang sedang menanggung masalah berat. Mereka dihina didepan umum dan harta benda mereka dirampas 10:32-34) sebagian jemaat yang sudah tidak ikut lagi dalam Ibadah seperti yang mereka harapakan (10:25) semua itu menunjukan bahwa surat Ibrani agaknya ditunjukan kepada seluruh jemaat Kristen generasi kedua
        
 Baca Juga: Memahami Isi Intisari Kitab Yudas

3. Siapa penulis Ibrani
Pada masa lalu surat dianggap ditulis oleh Paulus. Sejak abad V (seperti Agustinus dan Yerome) hingga masa reformasi. Pada umumnya surat ini dianggap dari tangan Paulus. Namun sulit membayangkan bahwa  Pauluslah penulisnya, sebab gaya bahasanya  berbeda dengan gaya bahasa Paulus. Tulisan-tulisan Paulus tidak cocok dengan retorika surat Ibrani yang sangat bagus. Lebih dari itu, dari Ibrani 2:3 kita mengetahui bahwa penulisnya belajar tentang Kristus dari mereka yang mendengar Dia. Pada pihak lain Paulus mengaku sebagai orang saksi mata yang telah melihat Yesus dengan sangat  menandaskan status kerasulannya.
Ada juga pendapat lain dari Tertulian, ia berkata bahwa Barnabaslah yang menulisnya. Tapi tidak ada yang menguatkan kesaksian ini, sekalipun masih ada sedikit yang dapat dikatakan mendukungnya. Lalu Clemens lg berpendapat bahwa Paulus menulisnya dalam bahasa Ibrani. Lalu Origenes mengatakan bahwa Gagasan-gagasan aslinya adalah dari Paulus, akan  tetapi bentuk terakhir dan bahasanya bukanlah milik Paulus.      Pendapat lain dari seorang Luther meyakini bahwa Apolos-lah penulis surat ini. Menurut PB Apolos adalah seorang Yahudi, lahir di Aleksandria, seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalamsoal-soal kitab suci (Kis,18:24; 1Kor.1:12; 3:4). Orang yang menulis surat Ibrani tahu benar isi Kitab Suci, fasih berbicara dan berpikir seperti lazimnya seorang Aleksandria yang terpelajar. Orang yang menulis Ibrani adalah orang yang benar-benar seperti Apolos itu, baik dalam berpikir maupun dalam latar belakang hidupnya.

4. Penerima surat Ibrani
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus bergantung pada petunjuk-petunjuk yang ada didalam surat itu sendiri, dan perlu kita ketahui bahwa dalam surat tersebut ini pun tidak ada petunjuk mengenai hal itu, namun ada beberapa hal yang mampu ketahui dari surat tersebut untuk mendukung kepada siapa surat Ibrani ini ditulis. Surat ini ditulis kepada suatu jemaat yang sudah lamah berdiri (5:12) dan pernah mengalami penganiayaan (10:32-34). Surat ini ditulis untuk suatu jemaat yang besar dengan para guru dan pemimpinnya yang besar (13:7), surat ini dialamatkan kepada suatu jemaat yang tidak didirikan oleh para rasul secara langsung (2,3) Alamat surat ini adalah sebuah jemaat yang terkenal karena kemurahan hati dan keterbukaan warganya (6:10).  
Tetapi ada sejumlah petunjuk dalam surat itu sendiri yang dapat membantu kita, memperoleh gambaran yang cukup teliti mengenai siapa para pembaca itu. Kebanyakkan pembaca modern menyimpulkan bahwa para pembaca pertama itu merupakan orang-orang Kristen Yahudi. Namun sejumlah fakta pun bertentangan dengan hal itu, pertama jemaat di Yerusalem selalu merupakan jemaat yang miskin sedang para pembaca surat Ibrani rupanya cukup Berada (Ibr.6:10;10:34) dan para pembaca surat Ibrani juga menderita penganiayaan.  Artinya bahwa surat Ibrani ini tidak memberi petunjuk yang asli akan para pembaca pertama, sekalipun ada kemungkinan-kemungkinan namun tidak begitu mendukung. Itulah sebabnya kita tidak bisa menentukan pembaca surat Ibrani yang sebenarnya.

 Baca Juga: Fakta Perselingkuhan Dalam Gereja

5. Pokok-pokok Teologis Surat Ibrani
• Yesus adalah Firman itu sendiri
Penulis surat Ibrani memulai tulisannya dengan menyatakan bahwa pada awalnya Allah berbicara kepada manusia melalui para nabi, termasuki melalui Musa (7:14;9:19;10:28;12:21) Yosua (4:8) dan Daud (4:7) semua yang dikatakan dalam Kitab suci disampaikan oleh Allah melalui para Nabi.  
• Yesus lebih tinggi dari pada malaikat
Yesus adalah anak Allah, Ia ditinggikan oleh Allah dan dan duduk disebelah kanan Allah (1:2-3). Ia adalah raja yang diurapi oleh Allah.
• Yesus adalah Imam besar, lebih tinggi dari Imam besar keturunan lewi
Yesus sebagai Imam Besar setia kepada Allah yang menunjuk Dia menjadi Imam besar (3:1,2), Yesus juga sebagai Imam Besar yang penuh belas kasih. Yesus sama seperti Imam besar lainnya, karena Ia berpatisipasi dalam keadaan sebagai manusia. Sebagaimana Imam besar lainnya (5:1,4), demikian juga Yesus telah ditunjuk oleh Allah (5:5).
• Nasehat untuk tetap setia dalam Iman.
Melalui nasehatnya ini,penulis surat Ibrani mengajak jemaat yang ia sapa untuk bersikap waspada, sehingga tidak ada yang murtad dari Allah yang hidup itu. Walaupun perjalanan Iman itu sungguh amat berat, mereka harus tetap setia dalam Iman yang telah mereka miliki itu.    

6. Susunan surat Ibrani
Jalan pikiran dalam surat Ibrani dapat dikelompokkan dalam lima tema utama. Masing-masing tema diikuti oleh nasehat-nasehat tentang bagaimana jemaat harus hidup sesuai dengan Kehendak Allah.
Kelima tema besar Ibrani:
- Allah mengutus Yesus untuk menyucikan dan membarui dunia (1:1-2:4)
- Yesus lebih tinggi dari pada Musa (2:5-4:13)
- Yesus adalah Imam Besar yang Agung (4:14-6:12)
- Kurban Yesus menghasilkan Perjanjian Baru (6:13-10:39)
- Iman selalu merupakan jalan untuk menjadi milik Allah (11:1-13:25) 

Surat Ibrani mungkin adalah dokumen PB yang paling sulit. Sekalipun dalam PB disebut ‘Surat’ sesungguhnya tulisan ini lebih merupakan sebuah Khotbah. Satu-satunya ciri surat hanyalah salam pada bagian penutup (13:22-25) penelitian modern menduga bahwa Ibrani adalah ‘Midrash Homiletis’ (Tafsiran Yahudi khusus untuk Khotbah) atau mazmur 100,karena didalam mazmur ini dibicarakan tentang Imam Melkisedek (Band.Kej.14:17-20)

7. Pokok-pokok utama isi
1:1-4 Pendahuluan: Firman Allah yang terakhir dengan perantaraan AnakNya
1:5-14 Keunggulan Anak atas malaikat
2:1-4 Penerapan Praktis dan peringatan
2:5-18 Inkarnasi, Penderitaan dan Kematian Anak Allah
3:1-6 Keunggulan Yesus Kristus atas Musa
3:7-4:13 Penerapan Pribadi dan Nasihat
4:14-5:10 Kristus, Imam Besar kita yang Agung
5:11-6:20 Nasihat supaya maju dan bertahan
7:1-28 Sifat-sifat dan kemajuan Imamat Kekal Kristus
8:1-6 Kewahidan Pelayanan Kristus sebagai Imam Besar
8:7-13 Kedua Perjanjian
9:1-10 pelayanan perjanjian pertama diuraikan
9:11-10:18 Sifat-sifat Korban Kristus
10:19-39 Nasihat yang Praktis
11:1-40 Perbuatan-perbuatan kemenangan Iman
12:1-29 Penerapan pribadi:panggilan melayani Allah selayaknya
13:1-17 Bermaca-macam Nasihat tambahan
13:18-25 Pesan-pesan Pribadi dan berkat terakhir.        

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "Pemahaman Isi Intisari Kitab Ibrani"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel