MEMAHAMI ISI INTISARI SURAT YUDAS

SURAT YUDAS

A. Latar Belakang
Surat Yudas merupakan salah satu dari kumpulan surat rasuli yang terakhir pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Surat ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen. Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus yang kedua, penulis memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus berjuang untuk iman.  

B.Waktu, Tempat, dan Penulis

Surat Petrus yang kedua mempunyai tujuan yang mirip dengan Surat Yudas. Kedua surat ini ditulis kepada orang-orang percaya, yang berada diantara orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah. Seperti Surat 2 Petrus, Surat Yudas juga tidak menyebutkan suatu nama tempat tertentu. Karena itu, Surat Yudas juga dapat dianggap sebagai surat yang ditujukan kepada jemaat Kristen pada umumnya. Penerima Surat Yudas disebut sebagai “mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus” (ayat 1).  
Penulis Surat Yudas menyebut dirinya sendiri sebagai “hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus” (ayat 1). Surat Yudas ditulis kira-kira tahun 90.  Selain itu tidak ada petunjuk tentang siapa penulis surat ini. Hal ini membuat para ahli mengusulkan beberapa teori tentang siapa sesungguhnya Yudas ini. Berikut ini ada beberapa usulan yang perlu diperhatikan:
-Yudas ini dianggap sama dengan Yudas saudara Yesus yang disebut dalam Kitab-kitab Injil (Mat. 13:55; Mrk. 6:3).
-Yudas ini dianggap sama dengan rasul Yesus yang bernama Yudas. Namun perlu diperhatikan bahwa penulis surat ini tidak menyebut dirinya sendiri seorang rasul.
-Kemungkinan lainnya:
•Rasul Tomas, yang dalam tradisi Siria dikenal sebagai Yudas Tomas, atau Yudas si kembar.
•Yudas Barnabas, yang disebut dalam Kis. 15:22, 27, 32.
•Yudas anak Yakobus yang menjadi uskup ketiga di Yerusalem. 

Baca Juga: Memahami Isi Kitab Hakim-hakim

C. Tujuan Penulisan
Penulis surat Yudas mencemaskan kehadiran “orang-orang fasik” yang menyusup ke tengah jemaat. Orang-orang fasik ini berkeyakinan bahwa manusia boleh hidup sesuka hati dan melakukan hal-hal yang tidak bermoral, karena Allah mahabaik dan selalu mengampuni dosa-dosa manusia. Mereka bahkan menyangkal bahwa Yesus Kristus satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita (ayat 4).  
Awalnya Yudas menulis tentang “keselamatan kita bersama” untuk mendidik pembacanya (ay. 3). Yudas menyadari betapa mereka memerlukan pengajaran iman Kristen yang membangun, sebelum ia menyoroti bahaya para guru palsu.

D. Penerima Surat

Tidak jelas kemana Surat Yudas ditujukan. Pemakaian Apokrifa Yahudi membuat beberapa pakar menegaskan bahwa Surat Yudas ditulis bagi jemaat yang berlatar belakang Yahudi.  Namun beberapa data menunjuk pada lokasi Palestina. Menurut ayat 17-18, diduga orang-orang percaya di Antiokhia merupakan penerima Surat Yudas ini. Jika Antiokhia yang dituju sebagai penerima surat, itu berarti Surat Yudas ditulis bagi orang Yahudi maupun non-Yahudi. 

Baca Juga: Hikmat Raja Salomo

E. Ciri Tulisan
Bahasa Surat Yudas dipengaruhi oleh pengenalan Yudas terhadap Perjanjian Lama. Sebagian pakar menganggap penulis memakai LXX, tetapi hal ini telah dilawan. Meski bukan karya satra, namun Surat Yudas disusun dengan amat baik. Kegamblangan surat ini juga menunjukkan semangat dari seorang nabi Kristen. Bahasa Yunani Surat Yudas tidak mengandung penggalan-penggalan kalimat yang kasar (seperti Paulus), kekuatan epigram (seperti Yakobus), atau persuasi oratoris (seperti Surat Ibrani). Cara penulis mengakhiri surat dengan doksologi menunjukkan kaitan dengan Surat Roma Paulus.
F.Isi Pokok Surat
Penulis surat Yudas memberi peringatan keras kepada jemaat agar mewaspadai guru-guru dan nabi-nabi palsu yang mencoba menjauhkan mereka dari kebenaran. Dalam suratnya ini, penulis memanfaatkan sejumlah kisah dari Perjanjian Lama, bahkan dua kitab apokrif Yahudi, yaitu Pengangkatan Musa dan 1 Henokh. Sebagian teks surat Yudas dapat ditemukan juga dalam 2 Ptr. (bnd. 2 Ptr. 2:1-8 dengan Yud. 4-16). 

Surat Yudas merupakan salah satu dari kumpulan surat rasuli yang terakhir pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Surat ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen.

G. Garis Besar Surat Yudas
I. SALAM (1-2)

Yudas menyurati mereka yang dipanggil, dikasihi, dan dipelihara

II. ALASAN PENULISAN (3-4)
Ia mau menulis risalah doktrinal, tetapi berubah pikiran karena iman orang percaya terancam oleh orang-orang fasik yang tidak bermoral dan menyangkal Kristus.

III. PENGINGAT DARI MASA LALU (5-7)
Tiga contoh penghakiman ilahi dikutip untuk mengilustrasikan kepastian penghukuman bagi orang fasik: umat Israel yang tidak percaya, malaikat yang jatuh; dan penduduk Sodom dan Gomora.

Baca Juga: Gereja Yang Misioner Di Tengah Masyarat Yang Majemuk

IV. ORANG-ORANG FASIK (8-19)
1. Sikap mereka yang tidak mau tunduk pada otoritas sangat berlawanan dengan sikap menahan diri Mikhael, Sang Penghulu Malaikat, saat berdebat tentang tubuh Musa. Mereka bersikap seperti hewan yang tak berakal (8-10).
2. Ketamakan mereka dibandingkan dengan Kain, Bileam, dan Korah (11)
3. Sikap mereka yang tidak pantas dengan gamblang dipaparkan dengan serangkaian metafora yang tajam (12-13)
4. Aktivitas mereka telah dicatat di Kitab Henokh, dan ciri kefasikan mereka khususnya dilihat dalam ucapan mereka.
5. Kemunculan mereka telah dinubuatkan oleh para rasul dan sifat mereka yang tidak rohani harus disadari.

Baca Juga: Allah Menyikapi Diri-Nya Kepada Bangsa Israel

V. NASIHAT KEPADA ORANG PERCAYA (20-23)
1. Orang percaya harus membangun diri dalam iman
2. Berdoa dalam Roh Kudus
3. Memelihara diri dalam kasih
4. Menantikan rahmat Allah
5. Menolong mereka yang ragu-ragu
6. Menyelamatkan anggota jemaat lain dari bahaya
7. Menunjukkan belas kasihan
8. Membenci pencemaran

VI.DOKSOLOGI (24-25)

Surat ini ditutup dengan pujian kepada Allah yang sanggup menjaga umat-Nya dan yang akan membawa mereka dengan tidak bernoda di hadapan kemuliaan-Nya.

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "MEMAHAMI ISI INTISARI SURAT YUDAS"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel