HIKMAT SALOMO

BAB I
PENDAHULUAN
Disini Penulis membahas tentang hikmat kebijaksanaan dan karakternya Raja Salomo dan terlebih dahulu Penulis. Mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas anugerah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah “Tentang hikmat kebijaksanaan dan karakter umumnya Salomo” di dalam makalah ini Saya memaparkan bagaimana bentuk hikmat kebijaksanaan dan karakter seorang Raja yaitu Raja Salomo pada masanya.
 
Kitab ini kebanyakan ditulis oleh Salomo kurang lebih pada tahun 950 sM namun Kitab ini belum lengkap sampai masa hizkia kurang lebih pada tahun 715 Sm (bnd Ams 25:1). Keterlibatan para pegawai Hizkia dalam menyusun amsal-amsal Salomo (25:1-29;27) dapat di beri tanggal tahun 715-686 Sm  sementara masa  kebangunan rohani yang dipimpin Raja yang takut akan Allah. 
 
Tentu dalam hal ini atau dalam penulisan ini, kita juga perlu memahami dan mempelajari salah satu yang menjadi tokoh dalam AlKitab yaitu Raja Salomo. Yaitu disini kita memahami yang menjadi hikmatnya. Inti dari Kitab Amsal ialah ajaran tentang prinsip moral dan prinsip etika. Keunikan Kitab ini adalah bahwa sebagian besar isinya merupakan ajaran yang disajikan dengan cara memperlihatkan kontrasnya. Juga dipergunakan kontras-antara yang baik dan yang jahat. Kebaikan dalam bagian ini ditunjukkan secara menonjol oleh beberapa kata-hikmat, didikan, pengertian, kebenaran, keadilan, kejujuran, pengetahuan, kebijaksanaan, ilmu, pertimbangan-pertimbangan-tetapi khususnya hikmat, yang muncul tujuh belas kali pada bagian ini dan dua puluh dua kali pada bagian selebihnya dari Kitab ini.
Untuk memahami bagian pertama ini orang perlu sekali mengenali personifikasi tersebut. 
 
Karena kata "hikmat" dalam bahasa Ibrani merupakan kata benda jenis feminin, maka wajar jika kata ini dipersonifikasikan sebagai seorang perempuan. Lebih penting lagi, Penulis Amsal membedakan antara "hikmat" perempuan yang bijaksana, dengan perempuan sundal, perempuan asing. Sebagaimana hikmat berarti semua kebajikan, demikian juga barangkali perempuan asing tersebut melambangkan dan menyiratkan segala dosa.
 
Kitab Amsal adalah kumpulan tulisan- tulisan hikmat dan instruksi-instruksi untuk menolong  seseorang hidup secara benar dan efektif. dalam tulisan-tulisan hikmat seperti Kitab amsal, dari mesir, sumer (Mesopotamia) dan Asyur  pada milenium kedua dan pertama Sm telah terdapat koleksi-koleksi tulisan berhikmat. Dari tulisan ini ada yang sama dengan hal-hal yang di ajar oleh firman Tuhan. Kitab Amsa l 1 mengantar Kitab ini secara keseluruhan dan menyatakan tujuan amsal-amsal di dalamnya, yaitu untuk mengetaui hikmat dan didikan, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran , dan untuk memberi pengetahuan serta kebijaksanaan. Kitab ini menyatakan bahwa di atas semua itu, pengetahuan sejati hikmat ! berawal dari menghormati dan menaati TUHAN , sumber hikmat

BAB II ISI
KARAKTER HIKMAT DAN KEBIJAKSANAAN SALOMO AMSAL 1:20-33
 
A. Karakater Salomo
Dalam bab ini akan dibahas mengenai  tujuan dan nasehat Amsal Salomo yang tujuan penulisan ini diperuntukkan untuk  menyatakan bahwa  pengetahuan sejati hikmat berawal dari mengohormati dan menaati TUHAN, sumber hikmat . Kitab ini menggambarkan  hikmat sebagai anugerah dari Tuhan. Amsal ialah perumpamaan orang pandai dengan menggunakan kata-kata singkat yang terpilih, guna merumuskan suatu hikmat  dalam kalimat pendek, untuk membantu ingatan dan pacu mempelajarinya. Selanjutnya, amsal itu bukanlah hanya’ perkataan orang bijak’ saja, tapi juga ‘teka-teki’ (1:6).
 
Hikmat disembunyikan dalam perumpamaan atau kiasan yang sifatnya sebagi sumur yang dalam  atau tambang yang kaya raya. Setelah ditimba atau digali dengan merenungkannya, barulah nampak  apa yang terselindung dibalik peribahas- peribahasa itu. pertama,   Pasal 1 sampai ps 9, yaitu amsal yang menjungjung tinggi  hikmat. kedua, ps 10 sampai dengan ps 24 yang terdiri dari atas 375 amsal ( 10:1-22:16) dan 16 epigram ( 22:17-24:34 ). ketiga, ps 25 sampai dengan ps 31 yang terdiri dari rangkaian amsal, perkataan Agur (30), perkataan  ibunda Raja Lemuel (31:1-9), dan Pujian atas seorang Istri yang berbudi ( 31:10-31).
 
Suka damai, Salomo sangat rendah hati, Salomo menyadari bahwa ia membutuhkan kasih karunia Tuhan, ia menyadari sepenuhnya bahwa ia sangat terbatas dalam hal pengalaman, ia masih sangat muda dan belum sempat memakan asam garam sebanyak ayahnya, dan ia menyadari tugas yang ia pegang bukanlah tugas yang ringan.
 
Salomo tidak tergiur dengan kekayaan, ketentraman, kejayaan, pembalasan terhadap musuh. Sebagai Raja yang masih sangat muda, Salomo menyadari, bahwa ia membutuhkan HIKMAT.
Saat Tuhan menjumpainya di Tetha, pikiran bawah sadar, yang diminta Samolo adalah HIKMAT, yang mana hikmat ini bisa berfungsi untuk;
1. Faham untuk menimbang perkara untuk menghakimi umat Tuhan
2. Dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat

Orang yang berhikmat mempunyai 2 aspek:
1. Kecerdasan dalam mengambil keputusan yang tepat
2. Kecerdasan dalam mengelola emosi yang nantinya juga bila dilatih terus akan menghasilkan karakter positif.
Hikmat adalah kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan sebaik-baiknya, suatu kombinasi antara kecakapan untuk membedakan, kecakapan untuk menilai, kebijaksanaan, dan kecakapan-kecakapan yang serupa. Dalam AlKitab hikmat adalah kemampan menilai dengan benar hal kebenaran rohani dan juga moral
B. Salomo Orang yang Berhikmat, Bijak, dan Adil
Hikmat adalah kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan sebaik-baiknya, suatu kombinasi antara kecakapan untuk membedakan, kecakapan untuk menilai, kebijaksanaan, dan kecakapan-kecakapan yang serupa. Dalam AlKitab hikmat adalah kemampan menilai dengan benar hal kebenaran rohani dan juga moral.
 
Jadi hikmat disini juga adalah lebih dari kecerdasan manusia, ia merupakan ketajaman sorgawi. Hikmat adalah pengetahuan dan pengertian sedalam-dalamnya terhadap inti persoalan, dan mengenal persoalan itu sebagaimana adanya. Di dalam hikmat termasuk akan pengentahuan tentang Allah dan seluk-beluk hati manusia.
 
Hikmat juga lebih dari pengetahuan manusia, ia merupakan penerapan yang benar dari pengetahuan terhadap persoalan-persoalan moral dan rohani, secara khusus pada saat orang menghadapi keadaan yang membingunkan dan penuh keruwetan. Hikmat ini kita didapatkan dan bersumber pada Allah, pengetahuan dan pengalaman hidup manusia.  

C. Salomo orang yang bijaksana
Bijak atau bijaksana, artinya selalu menggunakan akal budinya (pengalaman, pengetahuan, dan spirtualitas) tajam, cermat daan pandai dalam suatu apabila menghadap kesulitan-kesulitan dalam hidup. Dengan demikian, sikap dan perbuatan yang bijak membuat orang lain merasa bahwa ia tajam, cermat, pandai dan berakal budi dalam hidupnya. Orang merasa nyaman, aman dan teduh bila ada didekatnya. Karena pasti ia tidak akan berbuat sesuatu yang merugikan orang lain. Malah hal-hal yang baik dan menguntungkan yang akan dialaminya.

D. Salomo adalah orang yang adil
Tidak berat sebelah, tidak memihak, kalau memihak akan memihak yang benar, berpegang pada kebenaran, tidak sewenang-wenang, tidak akan berat sebelah, akan berpihak akan pada yang benar, karena ia berpegang pada prinsip kebenaran.
Jadi, disini juga kita bisa lihat latar belakang dari Salomo bagaimana Ia sebelumnya dalam kehidupannya.

E. Latar belakang Salomo

Sejak Daud mati, maka hanya Salomo saja yang memerintah; ia naik takhta ayahnya  Salomo adalah Raja bangsa Israel yang ketiga dari anak Raja daud. Dalam 1 Raja-Raja 1:23, Salomo dilantik menjadi seorang Raja. Dan karakter kepemimpinannya Raja Salomo memperkokoh Yerusalem dan Salomo  memiliki 1000 istri (700 istri dan 300 selir).
 
Di dalam karakter kepemimpinan Salomo sejarah membuktikan bahwa karakter kepemimpinannya Salomo membawakan hasil. Ketika Salomo berkuasa di dalam kepemimpinannya Salomo membuat suatu perubahan di dalam gaya hidup dan Salomo juga membuat peraturan yang membawakan hasil yang baik. Dan penegakkan hukum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 
Pada zaman Salomo menjadi Raja Israel, Tuhan memberkati Israel dengan berkat yang melimpah. Salomo adalah seorang Raja yang sangat bijaksana dalam mengelola kerajaannya. Pengaruhnya yang kuat menjadi magnet bagi banyak orang, bahkan mereka rela menempuh perjalanan jauh, hanya untuk melihat dan belajar dari Salomo. Salomo dikaruniai hikmat dan pengertian yang tiada bandingnya oleh Tuhan seperti yang dimintanya sendiri, "Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?" 2 Taw 1:10.

F. Panggilan menjadi orang yang berhikmat

Dalam pembahasan ini Salomo disini menjelaskan panggilan hikmat dan ini juga salah satu bentuk karakter Salomo, hikmat yang di personifikasi menyampaikan suara Tuhan sendiri. Dalam hal ini dia berfungsi sebagai penyataan ilahi. Panggilan hikmat ditunjukan kepada orang muda yang tak berpengalaman yang masih mudah, diaombang-ambingkan, karena belum memahami dengan tepat mana yang benar dan yang salah dalam kehidupan ini. Dan tujuan panggilan hikmat itu yang dikmaksud adalah  mereka dipanggil untuk menuntut kecerdasan dan memiliki hati yang berpengertian dalam istilah ini juga “kecerdasan”(bina) memang digunakan untuk keterampilan atau kemampuan teknis.  

G. Mengenal ciri-ciri karakter atau kepemimpinan Salomo
Salomo adalah seorang tokoh yang memiliki sikap yang sangat bijaksana, baik di dalam bertindak bahkan juga di dalam berkata-kata. Di dalam kepemimpinan Salomo ia sangat berwibawa. Jadi melihat begitu banyaknya tanggung jawab Salomo, Salomo meminta hikmat dan pengertian yang dari pada Tuhan. Salomo tidak meminta kekayaan dari Tuhan melainkan hikmat supaya dalam kepemimpinannya ia senantiasa mengambil setiap keputusan sesuai dengan hikmat yang diberikan Tuhan kepadanya. Dan dapat membedakan yang baik dengan yang jahat (1 Raja-Raja 3:9-11). Salomo memohon kebijaksanaan untuk memerintah bangsa yang besar jumlahnya itu, oleh karena ia masih muda dan tugas yang ditaruh di atas bahunya itu sangat berat.  Kebijaksanaan Salomo tersiar kepada semua orang kafir sekitarnya. Kebijakan Salomo dapat kita lihat di dalam mengambil suatu keputusan, sebagai berikut:
 
Pertama, dalam kisah dua orang perempuan sundal (1 Raja-Raja 3:16-28).
Kedua, perempuan sundal ini, menghadap Salomo karena mereka sudah melakukan sebuah kesalahan. Dan tindakan kepemimpinan Salomo, Salomo mengambil suatu tindakan yang berhikmat dan bijaksana. Dan perkataan Salomo terakhir kepada kedua perempuan ini, “Jangan sekali-sekali membunuh dia. Jadi disini kita dapat mengetahui bagaimana bentuk karakter kepemimpinan Salomo yang memiliki kebijaksanaan.
 
Salomo sebagai seorang pemimpin diperhadapkan dengan masalah ini tentu sulit untuk menyelesaikannya. Tetapi oleh karena ia bijaksana dan penuh hikmat dari Allah ia menemukan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
 
Kebijaksanaan untuk memahami kehendak Tuhan dalam menjalankan tugas merupakan hal yang paling utama dan terutama. Di hadapan Tuhan sikap Salomo ini belum pernah dimiliki oleh siapa pun , maka dari itu dapat disimpulkan sebagai seorang pemimpin “kebesaran seorang Raja bukan terletak pada kekayaan dan kekuasaan yang ia miliki, melainkan terletak pada ketaatan dan kesetiaan Raja kepada kehendak Tuhan.  Jadi disini kita dapat mengetahui bagi Salomo arti kehidupan ini tidak terletak pada apa yang kita miliki, melainkan terletak pada kerelaan hati kita melakukan kebaikan yang Allah telah berikan kepada kita.
 
Tugas Salomo adalah mengembangkan, memperluas, menguasai daerah yang telah diwariskan oleh ayahnya Daud kepadanya. Selanjutnya Salomo melaksanakan peralihan damai dari perserikatan suku-suku, yang menjadi ciri hidup politik sebelum Raja Daud kesuatu pemerintahan pusat yang kuat, satu-satunya yang dapat mempertahnkan ke Rajaan Israel.

H. Karakter dan Kepemimpinan
Disini sedikit Penulis memamparkan karakter dan kepemimpinan Kristen, kepemimpinan Kristen memiliki karunia tersendiri dilihat dari hakikatnya yang teosentris. Unutuk memahami kepemimpinan Kristen yaitu, kepemimpinan Kristen ialah suatu proses terencana yang dinamis dalam konteks pelayanan Kristen yang menyakut faktor waktu, tempat, dan stuasi khusus. Yang di dalamnya oleh campur tangan Allah, Ia memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin dengan kapasitas penuh, untuk memimpin umatNya dalam pengelompokan diri sebagai stuasi institusi atau organisasi.
 
Kepemimpinan Kristen juga memiliki Konteks pelayanan sebagai faktor setuasi yang berkaitan dengan unsur waktu, tempat, dan stuasi khusus dalam konteks hidup yang berbeda, yang memberi kepadanya nilai lebih.

I. Mengenal Kepemimpinan Salomo
Dibawah naungan kepemimpinan Salomo, kerajaan Israel mencapai puncak kejayaan dan kemuliaannya. Negeri Israel mengalami perluasan yang belum pernah terjadi, baik sebelum maupun sesudah Salomo. Tidak perlu dilakukan peperangan sebab rakyat di dalam kerajaan itu hidup dengan tentram. Bait  suci di Yerusalem jadi pusat beribadah.
 
Saat Salomo berkuasa tindakan pertama yang dilakukan adalah mengokohkan kerajaannya dengan menyingkirkan orang tertentu dan menegakkan hukum kerajaan dan kedaulatan seorang Raja. Pembangunan, Salomo mendirikan sebuah Bait Suci bagi Tuhan di Yerusalem. Dalam Bait Suci itu orang Israel kembali pusat ibadahnya kepada Allah

A. HIKMAT
Kata hikmat secara harafiah dalam bahasa ibrani adalah תומכח chokmowth or  תומכח chakmowth yang artinya adalah  wisdom, every wise (kebijaksanaan, tiap-tiap bijaksana).
Jadi, seperti halnya semua kebajikan intelektual Ibrani, hikmat umumnya dipakai khokhma, meskipun dipakai juga kata-kata lain, ump: bina, ‘pengertian’, dalam Ayub 39:17; tevuna, ‘kebijakan’, Mazm 136:5 senantiasa adalah praktis, bukan teoritis. Pada dasarnya hikmat adalah kepintaran mencapai hasil, menyusun rencana yg benar untuk memperoleh hasil yg dikehendaki. Tempat kedudukannya ialah hati, pusat keputusan moral dan intelektual (1Raj 3:9,12).
 
Raja-Raja dan para pemimpin secara khusus membutuhkan hikmat. Pada mereka bergantung keputusan-keputusan yangg tepat dalam masalah sosial politik. Yosua (Ul 34:9), Daud (2Sam 14:20), Salomo (1Raj 3:9,12; 4:29) dikaruniai kebijaksanaan untuk memampukan mereka menunaikan tugas-tugas resmi mereka. Raja mesianik dalam Yes (1Raj 11:2) akan dilengkapi dengan roh hikmat untuk menghakimi dengan adil. ‘Penasihat Ajaib’ (1Raj 9:5) menandaskan bahwa nasihatnya akan mendampakkan hasil menakjubkan. Lih N. W Porteous, ‘Royal Wisdom’ dalam Wisdom in Israel and in the Ancient Near East.
Hikmat dalam arti utuh dan mutlak hanyalah milik Allah (Ayub 12:13, Yes 31:2 Dan 2:20-23). Hikmat-Nya mencakup bukan hanya sempurnanya dan lengkapnya pengetahuannya mengenai setiap segi bidang kehidupan (Ayub 10:4; 26:6, Ams 5:21; 15:3), tapi juga mencakup kedaulatanNya menggenapi tuntas apa yg ada dalam pikiran-Nya, dan yg mustahil dapat digagalkan (J Pedersen, Israel: Its life and Culture, 1-2, hlm 198).
 
Alam semesta (Ams 3:19; Ams 8:22-31; Yer 10:12) dan manusia (Ayub 10:8 Mazm 104:24; Ams 14:31; 22:2) adalah buah karya hikmat-Nya yg kreatif. Proses-proses alamiah (Yes 28:23-29) dan historis (Yes 31:2) di bawah kendali hikmat-Nya, meliputi pembedaan sempurna antara baik dan jahat dan merupakan dasar untuk pahala dan hukuman yg diperoleh orang benar dan orang Jahat(Mazm 1;  37;  73; Ams 10:3; 11:4; 12:2). Hikmat yg demikian mustahil tergenapi (Ayub 28:12-21); Allah dalam rahmat-Nya harus menyatakannya kalau manusia hendak menggapainya juga (Ayub 28:23,28). Bahkan kebijakan yg berdasarkan kecakapan alamiah atau yg disaring dari pengalaman, adalah karunia rahmani, sebab kegiatan kreatif Allah sendirilah yg memungkinkan perolehan kebijaksanaan yg demikian itu.
 
Hikmat Alkitabiah adalah sekaligus bersifat agamawi dan praktis, dan berasal dari ‘takut kepada Tuhan’ (Ayub 28:28; Mazm 111:10; Ams 1:7; 9:10). Hikmat berkembang menyentuh segenap hidup, seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara luas dalam Ams. Hikmat memperoleh pengertian yg dikumpulkan dari pengetahuan tentang jalan-jalan Allah dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Gabungan antara pengertian dan ketaatan ini (dan segala pengertian yg mendalam harus beralaskan ketaatan) menghubungkan hikmat dengan pengetahuan akan Allah, yg diberi penekanan oleh para nabi (seperti kasih yg tulus dan ketaatan) (Hos 2:21; 4:1,6; 6:6; Yer 4:22; 9:3,6; dan terutama Ams 9:10).
 
Kebijakan kafir, kendati mungkin juga agamawi, tidak berlabuh dalam perjanjian Allah, dan karena itu pasti gagal, seperti seringkali ditunjukkan oleh nabi-nabi (Yes 19:11; Yeh 28:2 dab; Ob 1:8). Apabila sekularisme, materialisme, dan penghinaan terhadap cita-cita perjanjian menggusur ‘takut akan Allah’ dari hikmat Israel, maka ia praktis menjadi ateisme, yg sama hambarnya dengan kebijakan kafir, atau seperti kecaman Yesaya, ‘Celakalah mereka yg memandang dirinya bijaksana’ (Yes 5:21; Yes 29:14; Yer 18:18).
 
Bahwa hikmat menyebut satu persatu isi surat kuasanya, tujuannya ialah supaya orang benar-benar memperhatikannya, seperti ditunjukkan oleh Ams 8:32-36. Karena itu, pembaca bagian ini harus berhati-hati terhadap pandangan hipostatisasi, yakni pandangan yg mengatakan bahwa hikmat mempunyai eksistensi yg mandiri.
 
Penolakan yangg khas Ibrani terhadap spekulasi dan abstraksi, seringkali membawa penyair-penyair mereka memperlakukan obyek-obyek yang tidak bernyawa atau cita-cita seolah-olah memiliki kepribadian. Lih H. W Robinson, Inspiration and Revelation in the Old Testament, 1946, hlm 260; H Ringgren, Word and Wisdom, 1947. Mengenai pengaruh pempersonifikasian hikmat terhadap gagasan mengenai Logos (Firman) dalam Injil keempat, FIRMAN.

B. Ia memperdengarkan suaranya
Kata “Ia memperdengar”  dalam bahasa Ibrani secara harafiah adalah” ןתנ nathan yang artinya adalah ia memberitakan, manyampaikan. Jadi yang artinya adalah Penulis Kitab Amsal ini menggambarkan hikmat itu seperti seorang yang pergi ke tempat-tempat yang memungkinkan berita/kabar yang ia sampaikan di dengar orang. Ia pergi ke jalan-jalan, ke lapangan-lapangan, di atas-atas tembok dan di depan-depan pintu gerbang kota.
 
Ia berbicara kepada orang-orang yang tidak berpengalaman, pencemooh dan orang bebal. Ia berbicara kepada mereka agar mereka berubah dan hidup baik dihadapan Tuhan. Orang yang menjadi tujuan pemberitaannya adalah orang-orang yang tidak mau berubah bukan karena kebodohannya tetapi karena ketidak pedulian dan menolak seruan yang berisikan hikmat.
 
Ketidak pedulian dan penolakan mereka itulah memyebabkan mereka akan celaka dan lebih keras lagi seruannya bahwa tidak ada jalan untuk kembali jika mereka sudah mengalami celaka. Ketika orang-orang yang ia menasihati itu sudah mengalami celaka, tidak ada gunanya lagi mereka meminta pertolongan kepada dia yang sudah menasihati mereka karena ia justru akan mentertawakan dan mengolok-olok mereka (ayat 26) dan ia juga tidak mau menjawab mereka. Hal itu terjadi bukan karena ia kejam, tetapi itu karena mereka harus menanggung buah dari perbuatannya (ayat 31). Mereka sudah memilih menjadi orang yang tidak berhikmat, sehingga tidak mau belajar dan tidak waspada terhadap hal-hal yang akan terjadi kemudian.
 
Pengertian manusia adalah hikmat, terang dan hukuman alam, kekuatan dan kemampuan-kemampuan akal budi dan tuntutan hati nurani.  Jadi yang artinya adalah Orang memang bebas memilih cara hidupnya, namun harus diingat bahwa hidup seseorang merupakan hasil dari pilihan yang telah dibuatnya. Jadi kesukaran dan kecemasan menimpa seseorang bukanlah akibat dari sesuatu yang disebut takdir atau nasib, tapi hal itu terjadi karena kesalahan sendiri atau karena kesalahannya dalam mengambil keputusan ( ayat 31-32 ), tidak mau belajar dan tidak mau terbuka pada hikmat. Jadi hikmat adalah jalan menuju kehidupan yang dipenuhi damai sejahtera.

C. HIKMAT MENEGUR
Pengajaran tentang hikmat yang menegur disampaikan berdasarkan otoritas guru tau orangtua, maka dalam perikop ini pengajaran diberikan berdasarkan otoritas hikmat yang bersifat ilahi. Dalam perikop ini juga pengajaran tidak lagi disampaikan oleh guru-guru hikmat atau orang tua, tetapi langsung diucapkan oleh hikmat yang dipersonifikasi.
 
Konsep hikmat juga disini berbeda degan bagian lainnya, dalam perikop ini terdapat hikmat yang teologis. Misalnya hikmat yang dipersonifikasi itu disamakan “takut akan Tuhan”dan panggilan hikmat kepada manusia untuk datang kepada dirinya sama dengan panggilang ilahi. Banyak penelitian telah banyak dilakuka atas hikmat yang dipersonifikasi, dan yang teologis ini, dari salah satu hasil penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa pengajaran tentang hikmat yang dipersonifikasi tersebut disusun pada masa sesudah pembuangan dengan menggunakan istilah, gambaran, dan kata-kata perempuan hikmat pada Amsal.

BAB III
KESIMPULAN

Dalam penulisan ini mengenai pembahasan tentang karakternya Raja Ralomo Penulis menyimpulkan bahwa Raja Salomo satu-satunya oranng yang berhikmat. Disini juga adalah lebih dari kecerdasan manusia, ia merupakan ketajaman sorgawi.
 
Hikmat adalah pengetahuan dan pengertian sedalam-dalamnya terhadap inti persoalan, dan mengenal persoalan itu sebagaimana adanya. Di dalam hikmat termasuk akan pengentahuan tentang Allah dan seluk-beluk hati manusia. Inilah yang perlu kita pelajari tentang Raja Salomo bagaimana ia adalah seorang yang bijak dan berhikmat.
 
Kitab Amsal ialah kitab yang paling banyak praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar yang dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan . sebagian besar nasehat bijaksana dalam Amsal ini adalah bentuk nasehat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
 
Amsal tidak terlepas dari ayat 1:1-7 mengantar kitab ini secara keseluruhan dan menyatakan tujuan Amsal-Amsal didalamnya, yaitu” untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai , serta kebenaran, keadilan, dan kejujuran , dan untuk memeberi pengetahuan serta kebijaksanaan. di atas semua itu pengetahuan sejati ialah hikmat yang menghormati dan menaati Tuhan. Landasan yang diperlukan oleh hikmat dinyatakan dengan jelas” takut akan Tuhan “(1:7).
 
Alkitab Amsal sangat berkaitan dengan pengenalan tentang Allah ( 1:7,29;2:5;9:10), berbeda dengan agama kafir kuno yang diselimuti terhadap dewa mereka tanpa mengenalnya, monotaisme Yahudi pengenalan dan hormat sebagai dua hal yang tidak terpisahkan . lebih jauh takut kepada Tuhan bukan hanya masalah teoritis tetapi praktis; dan ini diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yang benar (8:13;14:2;15:33;16:6).
 
Bagi mereka yang takut kepada Tuhan, maka mereka akan mendapat berkat (10:27;14:26-27;15:16;22:4;28:14;31:30). Konsep takut kepada Tuhan merupakan elemen penting bagi kitab Amsal sekaligus menegaskan warna Keyahudian dalam kitab ini."takut akan Tuhan” berarti manusia harus mengenal Tuhan dan mengerti perintahnya (2:5;’9:10;3:6). Manusia harus percaya akan Tuhan dalam segala hal(3:5-6;9:21;21:31;29:25). hikmat, berarti bukan dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan “takut akan Tuhan” (1:7).
 
Jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengnal Allah dan menaati perintah-perintah Allah. takut akan Tuhan ditekankan berulang–ulang dalam kitab ini (1:7,29;2:5;3:7;8:13;9:10:27;14;26-27;15:16,33;16:6;19:23;22:4;23:17;24:21).
 
Hikmat mempunyai beberapa segi /sifat, misalnya pengertian /akal budi (1:2;6:32;10:13); didikan/teguran (1:2-3,23;3:11); kepandaian (1:3;2:2,6); kecerdasan/kebijaksanaan (1:4:22:3); pengetahuan/ilmu (1:5,7:2:10).Hikmat dapat diterima oleh barang siapa yang menginginkannya (9:4,16), tetapi hanya dapat diperoleh dari Tuhan (2:6 ). Cara mempeolehnya ialah melalui pertobatan dari dosa  (3:11-12),dinasehati (13:10, 17:10) dan mentaati perintah Tuhan (10:8).Pelajaran yang didapat dari Amsal 1:1-6.
 
Pelajaran yang dapat diambil dari Amsal  ini merupakan nasehat dan tujuan dari Amsal. Dimana nasehat dan tujuan Amsal ini tertera dalam  Amsal 1:5-6 yaitu: Baiklah orang bijak mendengar dan menambah Ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan, Untuk mengerti Amsal dan Ibarat, perkataan Teka-teki Orang Bijak. Ayat ini menekankan supaya orang bijak menjadi lebih bijak lagi.
 
Di atas dari semua itu Amsal ini menekankan supaya kita berhikmat karena hikmat melindungi seseorang  dari hawa nafsu yang rendah dan akibat-akibatnya , dari tindakan yang bodoh dan kemalasan dan dari perzinahan  dan dari godaan duniawi. Hikmat lebih baik dari pada kebodohan, karena hikmat berasal dari Tuhan dan banyak gunanya ( 8-9 ). untuk memperoleh hikmat yang daripada Tuhan kita harus takut akan Tuhan yang inti semua dari berhikmat ialah tertulis dalam ayat 7: ”takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”.
Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "HIKMAT SALOMO"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel