KHOTBAH KRISTEN: KASIH SETIA TUHAN YANG TIDAK BERKESUDAHAN KEPADA UMATNYA HOSEA 1:1-9

Pendahuluan:
Pertanyaan-pertanyaan seperti: “Siapakah Allah?”, “Siapakah Manusia?,” “Bagaimanakah hubungan atara Allah dengan Manusia?” sering kali muncul dalam hati manusia pada umumnya. Banyak agama atau kepercayaan yang mencoba menjawab pertaanyaan-pertanyaan tersebut.
Dalam Alkitab terdapat jawaban atas pertanyaan tersebut, dan jawaban itu merupakan penyataan atau pewahyuan dari Allah sendiri. Hubugan antara Allah dengan umatNya digambarkan sebagai:Allah-Umat, Gembala-Domba, Bapa-anak, dan sebagainya. 

Kali ini kita akan belajar tentang suatu hubungan antara Allah dan umatNya yang unik yaitu hubungan antara suami-istri.

Nabi Hosea yang melayani pada tahun 753-725 SM disebut sebagai “Nabi Kasih” (The Prophet of Love), karena pesan Tuhan yang disampaikan berkenaan dengan kasih Allah kepada umatNya. Di dalam Kitab Hosea pasal 1-3, di jelaskan bahwa kelembutan Hosea menunjukkan dia sebagai nabi yang kasih.  Dan jiwa pengampunanya terhadap isterinya yang tidak setia itu sesuai benar sebagai gambaran kasih Allah terhadap Israel yang tidak patuh. 

Pasal 1-3 ini merupakan ringkasan dari seluruh Kitab Hosea.  Pasal-pasal ini membentangkan hubungan Allah dengan umat-Nya dan menyatakan kasih-Nya yang lembut sekalipun  pemberontakan dan ketidaksetiaan mereka. 

Melalui kesedihan yang dialaminya karena cintanya yang tidak terbalas itu, Hosea mengerti akan dukacita Allah karena penyelewengan rohaniah umat-Nya.  
Ia mengerti akan kasih-Nya yang tidak terbatas itu, yang menyebabkan Allah mencari Israel terus supaya membawa bangsa itu kembali kepada kasih dan kesetiaan.
Tema besar kitab Hosea adalah: sekalipun kasih Allah seringkali ditolak, tetapi Allah tetap mengasihi umatNya.
Bagaimana hakekat kasih Allah yang sesungguhnya?

1. Allah mengasihi manusia berdosa (Ay. 2)
Gambaran tentang kasih setia Allah dapat kita lihat dengan sangat jelas dalam kehidupan Hosea. Kitab Hosea menceritakan bagaimana bangsa Israel membelakangi Allah dengan menyembah kepada berhala. Hosea hidup pada pemerintahan Yerobeam II dimana Israel utara berada pada zaman keemasannya. Namun ironisnya, pada masa ini malah terjadi kebobrokan moral dan spiritual yang sangat parah dalam diri orang-orang Israel. 

Kemakmuran yang seharusnya membawa mereka semakin bersyukur dan dekat dengan Allah, malah membawa mereka menghianati Allah dengan cara menyembah kepada berhala-berhala. Untuk hal inilah Hosea dipanggil Allah. Allah ingin mengingatkan bangsa Israel akan ketidaksetiaan mereka dan berbalik kembali kepada Allah.

Di dalam ay. 2 Allah memerintahkan Hosea untuk menikahi Gomer seorang perempuan sundal (pelacur). Dan Hosea menaati perintah Tuhan dengan menikahi/mengawini Gomer.
Namun apa yang terjadi setelah Hosea menikahi Gomer?  Gomer masih hidup di dalam dosa, ia masih terus melakukan perzinahan dengan laki-laki lain tanpa menghormati keberadaan suaminya.
Dan dari hasil perkawinan Hosea dengan Gomer, Hosea memiliki 3 orang anak yaitu Yizrel (Ay. 4) Lo-ruhama (Ay.6) dan Lo-ami (Ay. 9)

Istilah “sundal” tentu tidak enak di dengar. Tetapi istilah itu tetap digunakan oleh Allah sebagai suatu simbol kecemaran rohani. Gomer menggambarkan kehidupan umat Tuhan (Israel) yang dulunya adalah budak di Mesir.

Allah mengasihi mereka, orang-orang yang hidup dalam perbudakan, sama seperti manusia pada umumnya yang hidup sebagai hamba dosa.

Allah membenci dosa, tetapi mengasihi manusia yang berdosa. Kasih Allah ini tidak bisa dibatasi oleh apapun. Ia adalah kasih itu sendiri, sehingga tidak mungkin Allah tidak mengasihi (1 Yoh. 4:8)
Menyadari hal tersebut, kita semua patut bersyukur. Tidak ada seorangpun yang kedapatan hidup benar dihadapan Tuhan. Karena semua kita/manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Jika ada manusia yang menganggap dirinya benar, maka ia harus tahu bahwa kebenaran manusia adalah seperti kain kotor yang digunakan kaum perempuan pada masa lampau/ masa perjanjian lama pada saat mereka cemar kain/haid. 

Sangat menjijikkan, tapi itulah keadaan manusia berdosa di hadapan Allah: sangat menjijikkan. Namun Allah mengasihi kita semua.

2. Allah mengasihi dengan penuh pengorbanan (Ay. 3)
Tentu tidak mudah bagi Hosea untuk menaati perintah Tuhan dengan menikahi Gomer perempuan sundal itu untuk menjadi istrinya.
Ada banyak perempuan Israel yang bisa Hosea dapatkan untuk menjadi istrinya, tetapi Tuhan tidak menghendakinya. Ketaatan Hosea merupakan suatu pengorbanan besar.
Allah mau menyatakan kepada umatNya bahwa mengasihi menuntut suatu pengorbanan.

Ada pepatah mengatakan: “orang bisa memberi tanpa kasih, tetapi orang tidak bisa mengasihi tanpa memberi.” Besarnya atau bernilainya pemberian menyatakan besarnya kasih”.
Hal ini dibuktikan oleh tindakan Allah sendiri. Kasih Allah begitu besar kepada dunia ini sehingga Ia mengaruniakan AnakNya  yang tunggal yaitu Yesus Kristus (Yoh. 3:16) untuk menebus dosa kita manusia. Ini adalah pengorbanan terbesar untuk sebuah kasih yang terbesar.

3. Allah mengasihi dengan penuh pengajaran (Ay. 6-7)
Allah menyatakan bahwa Ia menyayangi Yehuda dan menyelamatkan mereka. Ini berbeda dengan perlakuan Tuhan terhadap Israel. Mengapa dibedakan?
Kerajaan Yehuda adalah kerajaan selatan yang diperintah oleh dinasti Daud-Salomo-Rehabeam dan seterusnya, terdiri dari 2 suku yaitu Yehuda dan Benyamin, dan kondisi keagamaannya lebih baik. sebagian besar rajanya takut akan Tuhan. 

Sedangkan kerajaan Israel adalah kerajaan Utara yang diperintahkan oleh raja-raja yang hampir semuanya menyembah berhala. Kerajaan Israel ini lebih dahulu jatuh ke tangan kerajaan Asyur, yaitu tahun 722 SM, dan tidak mengalami pemulihan lagi, sedangkan kerajaan Yehuda  jatuh pada tahun 586 SM ketangan kerjaan Babilonia, tetapi setelah sekitar 70 tahun dikembalikan lagi.

Dalam hal ini Allah mau mengajarkan bahwa untuk setiap pelanggaran ada hukumannya.
Jika mau bertobat maka dipulihkan, jika tidak mau bertobat maka tidak akan mengalami pemulihan. Pengajaran ini penting untuk diajarkan kepada keluarga kita, kepada saudara seiman kita, bahwa jika kita mengasihi, di dalamya ada pengajaran. Dalam kasih ada disiplin (Ibr. 12:7-11)
Pengajaran yang Allah berikan adalah: kasih dalam kesederhanaan, kasih dalam perbuatan, kasih penuh pengorbanan dalam penderitaan sesaat. Dalam hubungan suami-istri yang saling mengasihi harus mendasarkannya pada pengajaran kasih yang benar yaitu berdasarkan firman Tuhan. Misalnya kasih berdasarkan pada pengajaran “tak ada manusia yang sempurna, tapi sedang menuju kesempurnaan” (Fil. 3:12-14).
Berarti jika suami melihat ada kekurangan pada istri, maka yang harus dilakukan adalah membimbingnya dan memaafkannya serta mengampuninya. Demikian pula sebaliknya: jika suami keliru maka istri bisa memberitahukan bagaimana seharusnya.

4. Manusia bisa menerima atau menolak kasih Allah
Hosea diutus Tuhan kepada bangsa Israel yang jelas-jelas menolak kasih Allah. Mereka lebih suka beribadah kepada illah-illah lain atau berhala-berhala yang mati.
Ketika Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya, Allah memberikan kehendak bebas (Free Will) kepada mereka.
Manusia bisa menggunakan kehendak bebas tersebut untuk taat atau tidak terhadap Allah, juga untuk mengasihi Dia atau tidak.

Tentu saja untuk setiap piihan yang dilakukan manusia, maka manusia bersedia menanggung segala konsekuwesinya. Terhadap mereka yang menolakNya Allah memberikan kesempatan untuk kesekian kalinya. Namun jika terus menolak, Allah tidak pernah memaksakan kasihNya.

Yesus berdiri di depan pintu sambil mengetuk. Pemilik pintu hati itulah yang bisa memilih: mau membukakan pintu agar Tuhan Yesus masuk ataukah tetap menutupnya. Jika kita menerimaNya, kita akan seperjamuan denganNya (Wah. 3:20), tetapi jika kita menolakNya maka penghukuman sudah tersedia bagi kita (Yoh. 3:18)

Kesimpulan:
Allah adalah kasih. Ia mengasihi manusia yang diciptakan menurut citraNya. kasihNya penuh dengan pengorbanan yang dinyatakanNya dengan memberikan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus sebagai Jurus’lamat kita. Sekalipun demikian Allah tidak pernah memaksakan kasihNya. Manusia masih bisa menerima atau menolak kasih Allah dengan resikonya masing-masing.

KHOTBAH KRISTEN: KASIH SETIA TUHAN YANG TIDAK BERKESUDAHAN KEPADA UMATNYA HOSEA 1:1-9

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "KHOTBAH KRISTEN: KASIH SETIA TUHAN YANG TIDAK BERKESUDAHAN KEPADA UMATNYA HOSEA 1:1-9"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel