Khotbah Kristen: Eli-Eli Lama Sabakhtani? Allah-Ku Allah-Ku Menngapa Engkau Meninggalkan Aku? Matius 27:46
Matius 27:46
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mat 27:46)
peri. de. th.n evna,thn w[ran avnebo,hsen o` VIhsou/j fwnh/| mega,lh|( le,gwn( VHli,( VHli,( lima. sabacqani,È Tou/tV e;stin( Qee, mou( Qee, mou( i[na ti, me evgkate,lipejÈ
Bagi orang yang tidak memahami dan mengerti pembacaan ini, tentu akan salah dimengerti, salah dipahami, dan kemungkinan akan meragukan imannya kepada Tuhan Yesus, karena Yesus yang kita kenal adalah sebagai Juru Selamat, sebagai Tuhan, sebagai Nabi, sebagai Gembala, maka tidak mungkin diri-Nya sebagai Allah mengukapkan kalimat ini “Eli-Eli Lama Sabakhtani?, Allah-Ku Allah-Ku Menngapa Engkau Meninggalkan Aku?”
Kalimat ini juga tidak hanya dibicarakan dalam kalangan iman Kristen saja, tetapi juga tokoh-tokoh agama lain, seperti orang liberal dan juga tokoh-tokoh agama Islam, dan yang lainnya.
Dengan berasumsi; bagaimana mungkin seorang Penyelamat menyatakan hal demikian, bagaimana mungkin sebagai Allah menyatakan hal demikian, bagaimana mungkin yang menyatakan dirinya sebagai Tuhan menyatakan demikian, “Eli-Eli Lama Sabakhtani?, Allah-Ku Allah-Ku Menngapa Engkau Meninggalkan Aku?”
Pada bagian kebenaran ini, kita akan belajar makna dari kalimat “Eli-Eli Lama Sabakhtani?, Allah-Ku Allah-Ku Menngapa Engkau Meninggalkan Aku?”
1. Yesus menggenapi nubuatan dari Maz 22:2 yang sudah ditulis -+ 600-700 tahun yang lalu.
Allahku, Allahku mengapa engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku?( Maz 22:2)
Matthew Henry
Keluhan ini harus diterapkan kepada Kristus: karena, dalam perkataan pertama dari keluhan ini, Dia mencurahkan isi jiwa-Nya di hadapan Allah ketika Dia tergantung di atas kayu salib. Kristus dalam penderitaan-Nya, berseru dengan sungguh untuk mendapatkan perkenan dan hadirat-Nya. Dia berseru pada waktu siang, di atas kayu salib, dan pada waktu malam, ketika dia mengalami penderitaan-Nya yang teramat dalam di Taman Getsemani. (Mat 27:46)
Ini memberikan arti yang sangat mendalam dan sekaligus teriakan Yesus menunjukkan puncak dari penderitaan-Nya yang sangat berat, yang sangat sehebat, yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
• Seakan-akan Allah Bapa meninggalkan Yesus
• Seakan-akan Allah Bapa tidak peduli dengan Yesus
• Seakan-akan Allah Bapa membiarkan Yesus begitu saja
• Seakan-akan Allah Bapa tidak menolong Yesus dan tidak mendengarkan Yesus
Tetapi firman Tuhan jelaskan:
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. 2 Kor 5:21
Dengan demikian memberikan arti bagi kita ialah;
• Allah Bapa menyerahkan Yesus kepada tangan musuh-Nya karena kehendak-Nya yang sudah ditetapkan.
• Kehangatan amarah dan murka Allah kepada manusia karena dosa, harus dilimpahkan kepada Yesus, untuk memulihkan keadaan yang sudah terpisah/ putus antara Allah dan manusia.
• Allah Bapa meremukan Dia dengan kesakitan karena dosa saya dan saudara.
• Allah Bapa sudah menetapkan Yesus harus menanggung seberat apapun penderitaan untuk menyelamatkan saya dan saudara dari hukuman dosa.
Maka pada akhirnya, Yesus yang sudah mengetahui, sudah tau tugas dan misi Allah Bapa mengutus Dia ke dalam dunia, maka Dia menyerahkan nyawanya (Mat 27:50)
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya (ayat 50)
Gereld Brey
Yesus mati bagi Bapa, karena taat kepada perintah-Nya. Misi Anak ditetapkan di surga dan kemudia dilaksanakan di atas bumi menurut rencana yang diatur sebelumnya. Bapa-Nya ingin Kristus mengalami hal ini agar bilur-bilur-Nya dapat menyembuhkan umat manusia dari hukuman dosa.
Makna dari kalimat “Eli-Eli Lama Sabakhtani?, Allah-Ku Allah-Ku Menngapa Engkau Meninggalkan Aku?”
2. Yesus sedang mewakilkan kita dari hukuman dosa kepada hidup kekal
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)
Ilustrasi: Manusia tidak ada yang bisa menyelamatkan darinya dari dosa
Seperti orang yang ada di dalam lumpur yang hidup, semakin bergerak semakin tenggelam, demikian manusia sudah hidup di dalam lupur dosa, dengan demikian tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya, maka tidak ada cara lain yang manusia bisa dilakukan untuk menyelamatkannya, terkecuali ada orang lain yang rela memberikan bantuan, rela memberikan pertolongan, supaya dia terselamatkan dari lumpur dosa itu.
Maka satu-satunya cara adalah supaya manusia selamat dan tidak mati dalam kebinasaan yaitu di dalam lumpur dosa; Allah Bapa mengutus Yesus Kristus dengan satu tujuan ialah menyelamatkan saya dan saudara.
Maka perlu dipertanyakan seorang murid Kristus, seorang Kristen, seorang yang percaya Yesus, seorang yang sudah diselamatkan tidak melakukan hal ini;
• Tidak mengucap syukur atas perkenaan Tuhan atasnya
• Tidak memberikan dirinya melayani Tuhan
• Tidak sungguh-sungguh melayani Tuhan
• Tidak memberitakan Injil
• Tidak memberikan sumbangsi baik secara waktu, tenaga, pikiran, dan dana, dll.
Maka jika saya bertanya kepada kita semua:
1. Apa yang sudah kita kerjakan/lakukan sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan?
2. Apakah yang sudah kita berikan, yang sudah kita kerjakan, cukup untuk rasa terimakasih kita atas kebaikan Tuhan?
Louis Berkhof
Kristus terletak pada kasih-Nya bagi orang berdosa. Kristus sedemikian baik dan penuh kasih sehingga kenyataan bahwa orang berdosa yang sudah terhilang dan tidak mempunyai pengharapan lagi membuat Ia sedemikian sedih. Karena itu Ia memberikan diri-Nya sendiri sebagai korban bagi mereka, membayar upah dosa mereka dengan menyerahkan hidup-Nya bagi para pelanggar hukum, dengan demikian meredakan murka Allah.
Makna dari kalimat “Eli-Eli Lama Sabakhtani?, Allah-Ku Allah-Ku Menngapa Engkau Meninggalkan Aku?”
3. Yesus menanggung kemarahan manusia, karena bagi mereka Yesus yang hadir ditengah-tengah mereka sengat mengecewakan.
Orang-orang yang menyalibkan Yesus adalah:
• Orang-orang tidak bertanggung jawab
• Orang-orang yang berbaju agama
• Orang-orang yang mengerti hukum agama
• Orang-orang yang paham hukum Tuhan/Taurat
• Para Tentara yang mengerti hukum dan atauran
• Orang-oran yang bersorak-sorak “hosia-hosia, salibkan Dia-salibkan Dia”
• Pemimpin bangsa Israel (Matius 26:3-4)
• Masyarakat Israel (Matius 27:21)
• Bangsa Romawi ((Matius 27:27-37)
Mengapa mereka menyalibkan Yesus ?
Mereka menantikan seorang Raja/Mesias yang berkekuatan besar, yang melepaskan mereka dari penindasan, yang melepaskan mereka dari kemiskinan, dan memberikan bagi mereka kemakmuran, memberikan bagi mereka kekayaan dunia, ini yang mereka inginkan. Tetapi mereka lupa bahwa lebih dari semua itu mereka bisa dapat dari Yesus yaitu kehidupan kekal.
Penutup, aplikasi:
Jika saya bertanya kepada kita semua dipuncak kesulitan, kesedihan kita, kemarahan kita, kegagalan kita, kekecewaan kita, mengatakan “Eli-Eli Lama Sabakhtani?, Allah-Ku Allah-Ku Menngapa Engkau Meninggalkan Aku?” dan akhirnya itu membuat kita hilang dari komuitas kita, hilang dari persekutuan Gereja, hilang dari organisasi gereja Gereja, itu karena kita lupa menyerahkan kepada Tuhan, seperti yang Yesus lakukan, Matius 27:50
Yesus berseru pula dan dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya (Mat 27:50)
Itu artinya kesulitan apa pun, dititik paling rendah/ di puncak terberat sekalipun, tetap semuanya serahkan kepada Tuhan seperti yang Yesus lakukan diayat di atas. Gbu
0 Response to "Khotbah Kristen: Eli-Eli Lama Sabakhtani? Allah-Ku Allah-Ku Menngapa Engkau Meninggalkan Aku? Matius 27:46"
Post a Comment