KETIDAK PERCAYAAN KITA KEPADA TUHAN MARKUS 9:14-29

Ketidak percayaan kita kepada Tuhan, atau ketidak percayaan kita dengan kuasa dan pekerjaan Tuhan, seringkali kita membatasi Tuhan, mengukur pekerjaan Tuhan, lewat pikiran dan logika kita.

Dengan keadaan seperti ini, tidak mungkin...
Dengan keadaan seperti ini, tidak bisa
Dengan keadaan seperti ini, tidak dapat
Dengan keadaan seperti ini, susuh,
Dengan keadaan seperti ini, mana mungkin

Kita seringkali melupakan bahwa Allah tidak bisa dibatasi oleh apa pun dan siapa pun, Dia mampu melakukan segala sesuatu sesui apa yang Dia mau dan kehendaki.

Konteks Teks
1. Ada salah seorang dari orang banyak itu yang mengerumuni murid-murid Tuhan Yesus. dan menyatakan pergumulannya, persoalannya, kesulitannya di hadapan Tuhan Yesus.
2. Mengenai anaknya yang sudah lama ia mengalami, penyakit “kerasukan roh yang membisukan” dan itu sudah lama terjadi sejak masa kecil dari anaknya itu” (ayat 21)
21”Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya.”

Ini artinya bahwa:
Pergumulan yang dialami oleh orangtua ini adalah bukan perkara yang mudah, bukan pesoalan sepele, bukan pergumulan biasa, ini adalah masalah keselamatan, ini adalah masalah nyawa dari anaknya itu yang sangat dia kasihi.

Itu artinya juga bahwa:
Sudah berapawa banyak waktu dia harus habiskan untuk mengurus anaknya ini, sudah berapa banyak dana yang harus dia keluarkan untuk anaknya ini, namun belum ada menemukan titik terangnya, belum menemukan solusinya, belum menemukan jalan keluarnya.

Katanya kepada Tuhan Yesus 17-18, 22: ... 17 karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. 18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang ... 22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya.

Itu artinya bahwa ada 6 bagian ini yang menyakiti anak ini setiap kali roh itu menyerang dia:
1. Roh itu membantingkannya ke tanah    4. Tubuhnya menjadi kejang
2. Lalu mulutnya berbusa    5. Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api
3. Giginya bekertakan    6. Seringkali roh itu menyeretnya
ke dalam air untuk membinasakannya.

Ini adalah pekerjaan iblis yang hanya 1 tujuanya adalah membinasakan setiap manusia, maka dengan demikian jangan pernah bermain-main dengan sihat itu, iblis itu, hanya membawa kita ke dalam kebinasaan dan dalam kehancuran.

Apa yang dilakukan oleh orangtua ini terhadap pergumulan, terhadap persoalan, terhadap kesulitan yang dia alami, terhadap badai yang sedang ia alami ?
1. Orangtua itu tidak datang pada orang pintar (dukun) dan tidak mencari manusia untuk menemukan solusinya tetapi “anaknya itu dia bawa kehadapan Tuhan Yesus” (ayat 17)
TB: Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu
FAYH: Guru, saya membawa putra saya dengan  maksud agar Guru menyembuhkannya.
NKJV: Teacher, I brought You my son, “Guru saya membawa anak saya”

Itu artinya adalah dia cari solusi kepada Tuhan.
Orangtua ini tau bahwa solusi yang terbaik anak ini dibawa kepada Tuhan Yesus bukan kepada orang pintar (dukun)
Orangtua ini tau bahwa jalan keluar yang tebaik anak ini dibawa kepada Tuhan Yesus bukan dibawa kepada manusia.
Orangtua ini tau bahwa penyelesaian masalah ini yang terbaik adalah, anak ini dibawa kepada Tuhan Yesus

Aplikasi:
Takla kita juga mengalami banyak pergumulan, mengalami kesulitan, masalah:
1. Pergumulan tentang anak-anak    4. Pergumulan dalam keluarga yang kurang baik    6. Pergumulan pekerjaan
2. Pergumulan masa depan anak-anak    5. Pergumulan ekononi yang kurang baik    7. Pergumulan pasangan hidup
3. Pergumulan pergaulan anak-anak yang rusak    6. Pergumulan kesehatan yang kurang baik    8. Pergumulan bisnis, usaha, dll

Ayat 17 “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu”
Segala perkara...
Segala pergumulan...
Segala kesulitan...
Segala masalah...

Segala sesuatu apa pun itu, mari kita letakan di hadapan Tuhan, mari kita serahkan kepada Tuhan, karena satu-satunya solusi yang tebaik, jawaban yang terbaik adalah “hanya di dalam Tuhan Yesus”.

Apa yang dilakukan oleh orangtua ini terhadap pergumulan, terhadap persoalan, terhadap kesulitan yang dia alami, terhadap badai yang sedang ia alami ?
2. Dia tidak memerintah atau meminta paksa kepada Tuhan Yesus tetapi “dia datang dengan sangat memohon kepada Tuhan Yesus supaya Tuhan Yesus dapat menolong anaknya” (aya 22)

22b “...Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."

Ini artinya adalah
Orangtua ini tidak egois apa yang sedang ia alami
Orangtua ini tidak mengadalkan kehebatannya
Orangtua ini tidak mengandalkan kepunyaannya
Orangtua ini tidak mendalakan apa yang ada padanya.
Orangtua ini tidak mengadalkan kepintarannya
Tidak memaksa Tuhan untuk berbuat sesuatu dari pergumulannya
Tidak mengancam Tuhan untuk harus menolong dia.

Tetapi dia meminta dengan sangat, memohon dengan sangat dengan Tuhan Yesus supaya Tuhan Yesus bermurah hati menolong, dan menjawab pergumulannya.

22b “...Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."

Aplikasi
Tak kala kita ada dalam tekanan yang hebat, masalah yang terjempit, dalam kesulitan yang besar:
• Mari kita memohon dengan sangat kepada Tuhan, tanpa memaksa kehendak kita supaya Tuhan tolong kita.
• Mari kita meminta dengan sangat supaya Tuhan Yesus tergerak hati menolong kita. Tanpa kita mengancam Tuhan. (tidak mau datang gereja, tidak mau kasih persembahan, tidak mau ikut ppj, dll.)

Apa yang dilakukan oleh orangtua ini terhadap pergumulan, terhadap persoalan, terhadap kesulitan yang dia alami, terhadap badai yang sedang ia alami ?
3. Dia teriak “mengakui ketidak percayaannya dengan kuasa Tuhan, dan dengan Tuhan” (24)

24 ”Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"

Ini artinya adalah
• Dia jujur dari hati yang paling dalam bahwa, sesungguhnya dia tidak percaya dengan kuasa Tuhan.
• Dia jujur dari dengan keadaanya yang tidak percaya dengan kuasa kesembuhan, kuasa pemulihan yang datang dari Tuhan.
• Dia tidak membohongi dirinya dengan dengan ketidak percayanya dengan mujizat Tuhan.
    
Aplikasi
• Kita sebagai orang Kristen jangan pernah berpura-pura dengan ketidak percayaan kita kepada Tuhan.
• Kita sebagai orang Kristen jangan pernah membohongi diri sendiri dengan pura-pura percaya tetapi hati kita belum sungguh-sunguh percaya denga kuasa Tuhan.
Tetapi kita sebagai orang Kristen, mari kita sungguh-sungguh dengan iman percaya kita, sehingga apa pun yang kita kita kerjakan dan minta sama Tuhan, Tuhan akan menolong kita dan melakukan kuasa-Nya.

Penutup
Ayat 27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.

KETIDAK PERCAYAAN KITA KEPADA TUHAN MARKUS 9:14-29

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "KETIDAK PERCAYAAN KITA KEPADA TUHAN MARKUS 9:14-29"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel