ESKATOLOGI KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI AKHIR ZAMAN AKAN SEGERA TIBA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini, khususnya membahas tentang kedatangan Yesus kedua kali atau akhir zaman. Dan juga membahas mengenai khususnya ketiga pengajaran atau pandangan kedatangan Kristus kedua kali yaitu, amilenial, premilenial dan posmilenial. Dalam pandangan-pandangan ini, memiliki pandangan yang berbeda mengenai tanda-tanda kedatangan Kristus, tetapi memiliki tujuan yaitu mengenai akhir zaman. Dalam hal ini, penulis berharapbagi pembacanya supaya dapat mengerti dan memahami ketiga pandangan-pandangan ini.
BAB II
PANDANGAN MENGENAI KEDATANGAN TUHAN KEDUA KALI
A. Amilenialisme
Pandangan ini dikenal sebagai “amillennialisme.” Huruf “a” di depan kata “millennium” berarti bahwa tidak akan ada Kerajaan seribu tahun di bumi. “Amillennialisme” berarti “tidak ada Kerajaan seribu tahun. Jadi, Gereja Katolik menjadi amillennial, yaitu, mereka mengajarkan bahwa tidak akan ada kedatangan Kristus untuk mendirikan Kerajaan-Nya di muka bumi ini, dan bahwa Gereja Roma Katolik sendiri secara perlahan-lahan akan mempertobatkan dunia, dan janji tentang Kerajaan itu akan dipenuhi melalui kemenangan Katolikisme.
Seperti amillennialisme, mereka mempertahankan bahwa tidak akan ada pemuliahan Israel, bahwa “gereja” telah menggantikan Israel, bahwa Kristus tidak akan datang kembali dalam penampakan untuk mendirikan Kerajaan-Nya di bumi, dan bahwa “gereja” akan mempertobatkan dunia, dan membawa ke zaman keemasan.
Amilenialisme mengajarkan orang percaya dan orang yang tidak percaya akan terus ada secara sadar dalam kekekalan. Orang tidak percaya akanada secara sadar dalam neraka, yang kadang-kadang di sebut ghenna Mt.25:30; Luk. 16:19-31. Karena istilah yang sama digunakan untuk menjabarkan dimasa yang akan datang untuk orang percaya dan yang tidak percaya.
Mal Couch berkata, Perang Dunia I, dan akhirnya disusul dengan Perang Dunia II, sebenarnya telah mengakhiri pengharapan kaum postmillennial. Kejahatan umat manusia adalah bukti bahwa tidak ada yang menjadi lebih baik, seperti yang merekaajarkan. Dengan hal yang sama Hoekema berpendapat bahwa: istilah ini memberikan kesan bahwa orang-orang amileanis mereka yang tidak mempercayai adanya millennium atau orang mengabaikan enam ayat pertama dari Wahyu 20 yaitu bagian yang berbicara tentang pemerintahan millennium.
Dalam hal ini juga Couch mengatakan bahwa:
Dengan cara yang aneh, pandangan alegoris, pandangan pengrohanian ini nampak muncul lagi, dengan “teologi penggantian” (“replacement theology”) “gereja” menggantikan Israel dalam rencana Allahmengklaim bahwa “gereja” dapat “menaklukkan masyarakat dan memulihkan kebenaran” dan mendirikan Kerajaan itu. Ini sesungguhnya merupakan kebangkitan kembali pandangan Roma Katolik tentang “triumphalisme” Kristen dan “penggantian” (“replacement”) bangsa Yahudi oleh “gereja” dalam rencana Allah. Ini bukanlah apa yang diajarkan oleh Alkitab.
Jadi, kelompok Yang Tidak Percaya Pada Masa Seribu Tahun. Paham lain yang dipegang oleh banyak ahli-ahli Alkitab disebut sebagai kelompok yang tidak percaya pada masa seribu tahun (amillennialisme). Kelompok ini percaya bahwa nubuatan-nubuatan bagi Israel digenapi di dalam Gereja. Dan apabila benar demikian, maka tidak lagi diperlukan masa seribu tahun di bumi ini.
1. Pandangan Alkitab tentang amilenialisme
Amilenialisme menafsirkan millennium dalam Wahyu 20:4-6 sebagian pemerintahan oleh jiwa orang-orang percaya yang telah meninggal dan yang sekarang ini telah bersama-sama dengan Kristus di sorga, di sebutkan dalam tiga ayat pertama dari pasal ini sebagai periode antara kedatangan Kristus yang pertama dan ke-dua, dan segera berakhir saat kedatangan Kristus kembali.
B. Premilenialisme
a. Premillennialisme Dengan Perkecualian (Dispensational Premillennialisme)
Kata “millennium” berarti seribu. Kata Yunani “chilia” (seribu) digunakan enam kali dalam Wahyu 20:2-7. Orang-orang Kristen abad pertama dan kedua percaya ini adalah 1,000 tahun pemerintahan Kristus di muka bumi ini secara literal.
Mereka adalah para penganut premillennial. Itu berarti semua orang Kristen abad mula-mula mengharapkan Kristus kembali ke dunia ini untuk mendirikan Kerajaan. Kata “pre” dalam “premillennialisme” berarti bahwa Kristus akan datang kembali sebelum Kerajaan Seribu Tahun. Papias (yang meninggal tahun 165 M) berkata, “Akan ada millennium setelah kebangkitan orang mati, ketika pemerintahan Kristus secara pribadi akan didirikan di muka bumi ini.” Polycarp (70-156 M) berbicara tentang orang-orang Kristen yang akan memerintah bersama dengan Kristus dan fakta bahwa orang-orang Kudus akan menghakimi dunia.
Memberikan interpretasi yang sangat harafiah, terutama mengenai bangsa Israel, Gereja dan masa yang akan datang.Dalam faham ini, Israel dan Gereja, merupakan dua umat yang terpisah, tidak untuk disatukan atau dicampuradukkan, karena Allah mempunyai dua program: satu bagi Israel dan satu lagi bagi Gereja.Program teokratis Allah untuk Israel terganggu saat Israel menolak Kristus. Karena itu Allah berpaling pada Gereja untuk menyelesaikan tujuan PenyelamatanNya. Hal ini akan dipenuhi (diselesaikan) pada saat masa seribu tahun.
Kemudian Allah akan mempersingkat program teokratisNya pada Israel dengan dipulihkannya pemerintahan Monarkhi Daud yang akan memerintah bangsa-bangsa atas bumi, di Palestina.Akan ada tahta secara harfiah, pemulihan tempat ibadah secara harafiah, pemulihan imamat menurut Perjanjian Lama secara harfiah dan tata cara pengorbanan yang juga secara harfiah. Semua janji-janji dari Perjanjian Lama akan secara harfiah digenapi.Aliran ini memisahkan ayat-ayat Alkitab sesuai dengan kelompok-kelompok umat (Israel atau Gereja). Aliran ini memegang teguh faham bahwa tak mungkin satu ayat dapat berlaku pada dua kelompok yang berbeda pada saat yang sama.
Berkhof mengatakan bahwa: karena premilenialisme tidak mempunyai bentuk yang selalu sama, maka sebaiknya kita membicarakannya dengan singkat bentuk-bentuk yang dibicarakan di masa lalu tanpa mencatat segala bentuk penyimpangan, lalu kita akan membicarakan teori yang paling dominan dan premilenial jaman modern ini dengan agak terperinci.
Pandangan mengenai pengangkatan sebelum masa penganiayaan timbul dari konsep mereka tentang Gereja tak mungkin gereja masih ada di bumi, karena tujuan-tujuan Allah bagi bumi ini adalah untuk kembali memulihkan pemerintahan Kristus di bumi secara harfiah sehubungan dengan pandangan mereka tentang perjanjian Allah dengan Abraham dan Daud.
b. Paham Pengangkatan Sebelum Masa.
Paham ini merupakan pengecualian didasarkan pada prinsip yang memisahkan Gereja dari rencana penyelamatan yang menyeluruh (total) dari Allah. Gereja harus "diangkat" (diambil) keluar dari dunia sebelum "aniaya besar", karena Gereja bukan merupakan bagian dari Kerajaan 1000 tahun.Kerajaan 1000 tahun akan mengawali tingkat dari pemulihannya lewat sisa-sisa Israel yang bertahan dalam masa aniaya.
Gereja dipindahkan dari dunia dengan cara Pengangkatan (dibawa pergi). Masa tujuh tahun aniaya yang mengikutinya dibagi menjadi dua periode, masing-masing lamanya tiga setengah tahun.Dalam melewati periode pertama, bangsa Israel memasuki perjanjian dengan antikris, yang akhirnya mengingkari janji itu. Periode kedua dimulai ketika setan mempersenjatai antikris dan "masa kesulitan Yakub" akan dituangkan ke atas bumi.Selama masa tujuh tahun penganiayaan ini, Injil Kerajaan (dan dalam teori ini dibedakan dari Injil kasih karunia) diberitakan. Sisa Israel yang terpilih, berjumlah 144.000, tetap bertahan melewati aniaya yang akan membentuk Kerajaan dan pada kerajaan ini Kristus akan kembali setelah masa tujuh tahun.
Menurut aliran ini masa pemerintahan seribu tahun ditetapkan untuk orang-orang Yahudi, sebagai penggenapan rencana Allah bagi bangsa Israel; merupakan penggenapan nubuatan-nubuatan dari Perjanjian Lama secara harfiah. Kristus akan nyata-nyata duduk diatas tahta dan semua bangsa akan berada dibawah kekuasaan Israel.Beberapa aliran mengatakan bahwa Gereja akan kembali ke bumi pada awal pemerintahan seribu tahun dan berada di atas bumi selama masa ini. Namun yang lain mengatakan bahwa Gereja akan tinggal di kota suci, yang akan beredar (seperti sebuah satelit) di atas bumi. Gereja Allah harus dibangun kembali dan persembahan-persembahan korban harus dilakukan lagi.
Hubungan antara sistem pengorbanan hewan dengan kematian Kristus adalah suatu "peringatan", jadi bukan suatu "pengharapan". Pengharapan yang indah" bagi para dispensationalis (kelompok perkecualian) tampaknya adalah bahwa Kristus akan mengangkat "Gereja Parentikal", sehingga Ia dapat memerintah melalui Israel, bukan melalui Gereja.(Gereja disebut "parentikal", karena menurut aliran ini,Gereja merupakan sebuah fenomena sementara, yang hanya muncul (ada) antara Hari Pentakosta dan Masa Seribu Tahun).
c. Premileanisme Dispensationalisme.
Dalam pandangan ini, gereja yang terorganisir di muka bumi adalah gereja yang ingkar. Para dispensationalis awalnya membedakan "Gereja yang benar" dengan "Kekristenan yaitu gereja yang terorganisir". "Gereja yang benar" terdiri hanya dari orang-orang yang lahir baru, dan orang-orang yang diselamatkan. Hanya sedikit dari orang-orang yang menamakan dirinya Kristen termasuk golongan ini. Jadi "Gereja yang benar" dapat digambarkan sebagai orang-orang yang mempunyai hubungan dengan Kristus, bukan mereka yang terdaftar sebagai anggota suatu organisasi gereja.
Dalam hal ini Hoekema mengatakan, premilenialisme dispensasi adalah ajaran yang baru muncul belum terlalu lama. Meskipun paham ini sudah ada sejak abad kedua, namun system teologi yang dikenal adalah dispensasionalisme yaitu ajaran yang secara tegas mengajarkan membedakan antara Israel dan gereja sebagai umat Allah yang berbeda.
d. Premillennialisme Historik
Premillennialisme Sejarahadalah aliran yang berada diantara amillennialisme dan dispensationalisme. Aliran ini berusaha untuk menggabungkan aliran yang berpandangan Kisah Sejarah (yang lampau) dan aliran yang mempunyai pandangan nubuatan dari kitab Wahyu. Binatang yang disebutkan dalam Wahyu 13, mula-mula tercermin dalam kekaisaran Romawi, tapi akhirnya sebagai pribadi antikris yang muncul di akhir zaman. Wahyu 19 dengan istilah simbolis apokaliptik, menggambarkan kedatangan Kristus yang Kedua itu untuk menghancurkan kejahatan dari setan yang berada di Roma dan dalam diri antikris.
Ini digambarkan sebagai peperangan yang bergelimang darah, tetapi senjata satu-satunya adalah Firman yang keluar dari mulut Mesias yang berkemenangan (Why 19:15). Masa Seribu Tahun adalah masa peralihan (interval) untuk mencapai pemerintahan Penebusan Allah (Kerajaan Allah).
1. Ketidaksetujuan terhadap premilenialisme
Dalam pembicaraan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali, pandangan ini sangat mudah dikritik, dan pembahasan kita pada bab berikut mengenai kebangkitan orang mati dan penghakiman terakhir akan member jawaban yang menyeluruh bagi kita. Yang ketidak setujuan kita dalam hal ini karena sifatnya masih umum.
C. Postmilenialisme
Aliran Postmilenialisme (Setelah seribu tahun) lahir pada abad ke sembilan belas. Paham yang populer pada permulaan abad ke dua puluh disebut sebagai masa sesudah seribu tahun (aliran postmillennialisme). Kelompok ini yakin akan adanya perkembangan Gereja Kristen oleh kuasa Roh sampai keadaan seribu tahun itu berlangsung di atas bumi. Postmillennialisme mengajarkan bahwa Kristus akan datang setelah millennium – setelah gereja berhasil mempertobatkan seluruh dunia. Postmillennialisme, pada kenyataannya, hanyalah bentuk modern dari amillennialisme. Seperti amillennialisme, mereka mempertahankan bahwa tidak akan ada pemuliahan Israel, bahwa “gereja” telah menggantikan Israel, bahwa Kristus tidak akan datang kembali dalam penampakan untuk mendirikan Kerajaan-Nya di bumi, dan bahwa “gereja” akan mempertobatkan dunia, dan membawa ke zaman keemasan.
Daniel Whitby, seorang bidat Unitarian, “mengajarkan bahwa semua janji tentang Kerajaan itu akan digenapi dalam pengertian rohani dan alegoris… Ia sering disebut sebagai bapak dari post-millennialisme modern.
Dalam hal ini juga, Berkhof mengatakan mengenai Potmilenialisme, berkenaan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali, pandangan postmilenialisme jelas berlawanan dengan pandangan premilenialisme. Postmilenialisme percaya bahwa kedatangan Kristus akan mengikuti millennium, yang diharapkan terjadi selama dan di akhir dispensasi Injil.
a. Bentuk-bentuk yang berbeda dari postmilenialisme
Selama abad enambelas sejumlah teolog Reformed di Belanda mengajarkan suatu bentuk “chiliasme” yang disebut sekarang postmilenialisme. Para tokoh antara lain adalah Alting, Vitringas bersaudara, dan Brakel. Sebagian mereka menganggap bahwa millennium itu milik masa lalu. Para tokoh ini menolak dua dari pandangan premilenialisme yaitu, bahwa Kristus akan datang secara fisik untuk memerintah di bumi selama seribu tahun, dan bahwa orang kudus diangkat di saat kedatanganNya.Sejumlah besar para postmilenialisme mempunyai pandangan yang berbeda dan sedikit memperhatikan ajaran Alkitab, kecuali sebagai indicator historis dari apa yang dulu dipercaya orang .
b. Ketidaksetujuan terhadap postmilenialisme
Ada beberapa ketidaksetujuan serius terhadap pandangan postmilenialisme.
1. Ide dasar doktrin ini, bahwa seluruh dunia perlahan-lahan akan dimenangkan oleh Kristus, bahwa hidup bangsa-bangsa akan di ubahkan oleh Injil, bahwa kedamaian akan berkuasa, dan berkat roh kudus dilimpahkan lebih banyak dari sebelumnya. Alkitab sesungguhnya mengajarkan bahwa Injil akan diberitakan keseluruh bangsa dan akan member pengaruh besar, tetapi Alkitab sama sekali tidak mengatakan akan terjadi petobatan dari seluruh dunia, baik zaman ini maupun zaman yang akan datang.
2. Pandangan yang berkaitan, bahwa jaman ini tidak akan berakhir dalam perubahan besar yang terjadi secara tiba-tiba sama sekali tidak sama dengan Alkitab.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pembahasan tentang kedatangan Yesus yang kedua kalinya, penulis menyimpulkan dalam pembahsan ini. Ada beberapa paham atau aliran yang beranggapan bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali, ada yang katakan sesudah masa seribu tahun dan ada yang katakan sebelum kerajaan seribu tahun. Alkitab mengajarkan bahwa sejarah tidak akan berjalan dengan sendirinya begitu saja, tetapi ada dalam pimpinan dan kontrol Allah. Sejarah akan menuju pada penggenapannya yang sempurna. Hal ini akan terjadi pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, yaitu pada akhir zaman.
Kita orang-orang percaya yang hidup di dunia ini tidak boleh terlalu disibukkan oleh dunia ini sehingga kita lupa bahwa kita akan menerima, "Suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar, dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di Sorga.""(1Pet.1:Karena itu, kita harus berusaha menghubung-kan apa yang kita lakukan sekarang dengan dok-trin ini. Sebagaimana tokoh reformasi, Martin Luther pernah berkata, "Aku hanya punya dua hari, yaitu hari ini dan hari itu. Saya mau hidup hari ini dalam terang hari itu (hari kedatangan Kristus yang kedua)."
Sesungguhnya segala kejahatan dan penderitaan yang terjadi di dunia ini hanya akan berakhir pada akhir zaman. Jadi, pengharapan dan kerinduan kita akan dunia yang penuh baha-gia dan ideal akan dipenuhi pada akhir zaman. Itulah sebabnya kita tidak setuju pada kelompok tertentu yang memiliki pan-dangan yang terlalu optimis akan keadaan dunia ini. Kenyataannya, dunia semakin rusak, kejahatan semakin mera-jalela. Hal tersebut sebenarnya sudah ditegaskan Kitab Suci.
0 Response to "ESKATOLOGI KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI AKHIR ZAMAN AKAN SEGERA TIBA"
Post a Comment