LATAR BELAKANG KEHIDUPAN RASUL PAULUS DAN PROSES DIA MENJADI RASUL

LATAR BELAKANG RASUL PAULUS
Kehidupan atau latar belakang Rasul Paulus, disini kita akan mempelajari kehidupan Rasul Paulus dengan terlebih dahulu melihat latar belakang hidupnya. Nama aslinya adalah Saulus (nama yang diambil dari bahasa Ibrani), tetapi setelah bertobat mengambil nama dalam bahasa Yunani, yaitu Paulus. Saulus adalah seorang Yahudi dan ia sangat bangga dengan keyahudiannya itu. Ia berasal dari suku Benyamin dan ia juga memiliki kewarganegaraan Roma. 
 
Waktu kelahiran Paulus lahir sekitar 3 AD dari keluarga terpandang ia berkewargaan Romawi (Kis 22:28) dan ia juga berdomisili di kota Tarsus, sebuah kota yang terkemuka zaman itu di wilayah Kilikia. Tarsus terletak hanya 1,2 km dari Laut Tengah. Oleh karena itu, Tarsus menjadi kota pusat perdagangan. Di samping itu, Tarsus juga menjadi kota ilmu pengetahuan. Banyak orang pendatang yang belajar di sekolah-sekolah terkenal di Tarsus, dan kemudian tersebar ke seluruh bagian kekaisaran Roma. Di kota ini tinggal orang-orang Yunani dan orang- orang Timur, juga bangsa-bangsa yang lain.
 
Walaupun Paulus pertama-tama dan terutama adalah seorang Yahudi, ia juga bangga terhadap Tarsus, yang merupakan kota pendidikan tinggi serta juga pusat pemerintahan dan perdagangan. Tetapi ia tidak merasa senang dengan kebudayaan di kota itu yang bersifat Yunani dan kafir. Orangtua Paulus merupakan orang-orang Yahudi dan sekaligus menjadi warga negara Roma. Walaupun mereka berusaha melindungi Paulus dari pengaruh kafir sewaktu remaja, tetapi keadaan kota Tarsus membuat setiap anak yang cerdas terpengaruh oleh bahasa dan ide-ide kebudayaan Yunani yang kafir. Pengaruh itu tampak dalam tiga rujukan sastra Yunani oleh Paulus, yakni kepada penyair-penyair Epimenides (Kisah Para Rasul 17:28), Aratus (Titus 1:12) dan (1Korintus 15:33).
 
Sewaktu masih sangat muda, orangtua Paulus memutuskan ia harus menjadi seorang Rabi (guru hukum Taurat). Sebagai seorang anak kecil di Tarsus, ia belajar tentang tradisi-tradisi umat Yahudi melalui pendidikan yang teratur di sinagoge setempat. Alkitabnya yang pertama kemungkinan besar adalah Septuaginta, terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani.
 
Sewaktu tinggal di Tarsus, Paulus juga belajar membuat tenda, sebab setiap murid hukum Taurat dianjurkan mempelajari suatu ketrampilan di samping menuntut ilmu. Hal ini sangat bermanfaat bagi Paulus pada kemudian hari, sebab dengan demikian dia sanggup memperoleh nafkah sendiri sewaktu melakukan pekerjaan misionernya.
 
Di kota Tarsus Paulus mendapat kesempatan belajar tentang cara hidup bangsa yang bukan Yahudi. Oleh karena itu, ketika waktunya tiba, dia dapat memperkenalkan Injil Kristus kepada bangsa-bangsa lain dengan cara yang sangat baik. Dalam sejarah Perjanjian Baru sesudah kebangkitan Yesus, perhatian beralih dari Petrus dan para murid Yesus lainnya kepada seorang tokoh penting lain dalam kehidupan jemaat mula-mula – yakni Paulus, sang Farisi. Paulus bukan satu-satunya orang Farisi yang menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 15:5), tetapi ia memang yang paling terkenal. Berbeda dengan banyak orang Kristen Yahudi lainnya, Paulus tidak lahir di Palestina. Sama seperti banyak orang yang bertobat pada hari Pentakosta, ia seorang Yahudi Helenis. Ia berasal dari kota Tarsus di Provinsi Silisia, dan dia juga seorang warga negara Roma (Kisah Para Rasul 22:3,27)
 
Mungkin sekali ada dua masa yang berbeda dalam kehidupan Paulus sewaktu muda: masa kanak-kanak yang dihabiskannya di Tarsus, dan masa muda serta awal kedewasaan di Yerusalem. Kata “dibesarkan” dalam Kisah Para Rasul 22:3 dapat berarti ketika masih bayi Paulus pindah dari Tarsus ke Yerusalem. Tetapi kebanyakan ahli berpendapat hal itu hanya mengacu pada pendidikannya. Paulus pulang ke Tarsus setelah pertobatannya (Kisah Para Rasul 9:30), jadi kelihatannya kota ini yang dianggapnya sebagai kampung halaman.
 
Paulus menjadi pemimpin di antara orang Yahudi. Para pemimpin yang lebih tua mundur dan membiarkan kesempatan kepada Paulus menjadi pimpinan pasukan untuk menghancurkan Kekristenan. Paulus sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan Kekristenan ini dengan berkata: “Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota- kota asing.” (Kisah Para Rasul 26:10,11). Paulus adalah seorang yang taat kepada agama Yahudi dan dia merasa bahwa apa yang dia lakukan itu benar. Ini terjadi sebelum ia mengalami kasih dan anugerah dari Tuhan dan suru selamat kita Yesus Kristus.
Kehidupan atau latar belakang Rasul Paulus, disi kita akan mempelajari kehidupan Rasul Paulus dengan terlebih dahulu melihat latar belakang hidupnya. Nama aslinya adalah Saulus (nama yang diambil dari bahasa Ibrani), tetapi setelah bertobat mengambil nama dalam bahasa Yunani, yaitu Paulus. Saulus adalah seorang Yahudi dan ia sangat bangga dengan keyahudiannya itu. Ia berasal dari suku Benyamin dan ia juga memiliki kewarganegaraan Roma.
PERTOBATAN PAULUS ATAU PANGGILAN MENJADI RASUL
Pertobatan Paulus merupakan salah satu peristiwa terbesar sejarah Kekristenan. Paulus telah bertanggung jawab atas begitu banyak kematian dan ribuan orang-orang Kristen yang dipenjarakannya. Sekarang ia ada dalam perjalanan menuju Damsyik, sebuah kota penting di Siria, untuk mengusir orang-orang Kristen di sana.    Ada tiga peristiwa dari pengalaman pertobatan Paulus yang tercatat di dalam Perjanjian Baru. Lukas menceritakannya menurut kenyataan sejarah dan Paulus menceritakannya dengan kata-katanya sendiri sebanyak dua kali (semua dapat ditemukan dalam Kitab Kisah Para Rasul).
 
Paulus telah membuat namanya ditakuti di antara semua orang Kristen di Yerusalem. Dia telah berhasil memisahkan atau membungkam banyak orang Kristen di kota suci itu. Kemudian, ia mendapat laporan tentang adanya kelompok besar orang Kristen di kota Damsyik. Kota Damsyik, kira-kira 240 km jauhnya dari Yerusalem. Dia memutuskan untuk pergi ke sana untuk melanjutkan penganiayaannya kepada orang- orang percaya ini. Dia telah diberi kekuasaan penuh dan membawa surat izin untuk memasuki kota dan menangkap semua orang Kristen di kota itu dan membawa mereka kembali dalam keadaan terbelenggu ke Yerusalem. Paulus dan kawan-kawan memulai perjalanan yang panjang menuju Damsyik.
 
Paulus menerima Injilnya dari Kristus sendiri yakni dalam pewahyuan pada perjalanan ke Damsyik (lihat juga 1Korintus 15:8).  Dari pewartaan para murid Ia sudah tahu bahwa Yesus diimani sebagai Kristus. Justru itulah sebabnya bahwa ia menganiaya orang Kristen, yang dari sudut Yahudi mesti dilihat sebagai orang murtad. Tetapi pada perjalanan ke Damsyik ia mulai sadar bahwa orang Kristen benar, Yesus sungguh Almasih, Putra Allah. Bagi Paulus ini suatu pengalaman batin. Tetapi pengalaman iman ini, yang bersumber pada wahyu Allah sendiri, membuat Paulus menegaskan bahwa ia tidak menerima Injilnya dari manusia
Di awal perjalanan imannya sebagai seorang Kristiani, setelah ia dibaptis di Damsyik,
Paulus menarik diri ke daratan Arab (lih. Gal 1:16-). 
 
Walaupun alasannya menyepi tidak disebutkan dengan jelas dalam Kitab Suci, namun dapat dimengerti, jika Rasul Paulus membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri, saat segala nilai-nilai yang sebelumnya dipegang dengan kuat-kuat kini dibalikkan dan diarahkan kepada Kristus (Flp 3:7-12). Sejak masa pertobatannya, Rasul Paulus memiliki pengalaman rohani dengan Kristus yang sungguh mengubahnya menjadi manusia yang baru, yang hidup secara baru (Gal 2:20, Flp 1:21; 3:7-11). Dengan pengalamannya bertemu dengan Kristus di perjalanan ke Damsyik (34 AD) dan pengalaman rohaninya dengan Kristus, Paulus dengan tegas menyatakan bahwa Injil yang diberitakannya itu tidak berasal dari manusia namun berasal dari wahyu Yesus Kristus (lih. Gal 1:11-12). Walaupun kelak dalam perjalanan selanjutnya, pertemuan Paulus dengan para saksi mata kehidupan Kristus tentu meneguhkan kebenaran wahyu yang diterimanya dari Kristus tersebut.
 
Menjelaskan  tentang otentisitas ajaran Paulus sebagai ajaran yang sungguh berasal dari Kristus, dengan menekankan pentingnya peran pertobatan Rasul Paulus yang disebabkan oleh perjumpaan Paulus secara pribadi dengan Kristus yang telah bangkit. Pertobatan Rasul Paulus ini memang menjadi titik awal yang tidak hanya mengubah kehidupan Paulus secara pribadi, namun juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan seluruh Gereja. Memang Paulus tidak termasuk dalam bilangan keduabelas Rasul yang menjadi saksi bagi karya pelayanan Kristus sejak Kristus memulainya dizaman Yohanes Pembaptis. Namun demikian, Rasul Paulus telah melihat Kristus yang telah bangkit dan bahkan dalam terang kemuliaan-Nya (yang sampai membuatnya buta). Terang kemuliaan ini malah tidak ada dalam penampakan-penampakan Kristus kepada keduabelas Rasul-Nya itu. 
 
Maka panggilan kepada Rasul Paulus bersifat profetis, (berkenaan) seperti halnya panggilan kepada Nabi-nabi yang lain dala PL. Para Nabi itu juga tidak mengalami kontak langsung dengan Tuhan, sebagaimana yang dialami oleh keduabelas Rasul yang berkontak langsung dengan Tuhan Yesus. Namun para Nabi tersebut juga menuliskan kitab-kitab yang diakui Gereja sebagai tulisan yang diinspirasikan oleh Roh Kudus, dan menjadi bagian dari Kitab Suci. Maka, seperti juga yang diungkapkan oleh para nabi tersebut, melalui Rasul Paulus nubuatan tentang Hamba Tuhan yang akan mewartakan Kabar Gembira kepada semua bangsa melalui pelayanan pengajaran dan penderitaan, sungguh-sungguh tergenapi Rasul Paulus sendiri mengalami bagaimana ia pun turut mengambil bagian di dalam penderitaan Kristus demi mewartakan Injil ( 2 Kor 4:10-11;6:4-5; 2Kor 11:23-33).
 
Dalam bagian ini, Penulis menuliskan empat acuan ayat yang sangat penting, agar kita dapat memahami pengalaman Rasul Paulus pada saat pertobatannya, yaitu justru karena sebelumnya ia adalah seorang Yahudi yang sangat taat dan yang karena ketaatannya itu ia menganiaya jemaat Allah, sebab ia berpikir bahwa dengan melakukannya ia berbuat sesuatu yang benar menurut hukum Taurat: “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. 
 
Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.(Gal 1:13-14)…. “Karena aku adalah yang paling hina dari semua Rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.(1Kor 15:9)aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.(1 Tim 1:13) tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.” (Flp 3:5-6). Dari ayat-ayat ini dinyatakan dengan jelas melihat bahwa pertobatan adalah terjadi karena kuasa Allah Tuhan Yesus.
Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "LATAR BELAKANG KEHIDUPAN RASUL PAULUS DAN PROSES DIA MENJADI RASUL"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel