CARA MENGATASI RASA TAKUT

JANGAN TAKUT
Markus 4:35-41

 Ev.Sisca Elvinif Pebriani S.Th 

Pernahkah kita mengalami ketakutan?Dalam kehidupan ini tentu kita pernah merasakan yang namanya perasaan takut.Perasaan takut dan cemas tidak hanya melanda orang - orang diluar sana, namun juga dirasakan oleh orang - orang percaya.

Apakah arti kata takut?
Dalam KBBI kata Takut memiliki arti merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana, tidak berani, perasaan gelisah, khawatir, kacau balau. Takut dapat diartikan perasaan gemetar atau ngeri melihat sesuatu yang mengancam kehidupan kita.
 

Ketakutan bisa muncul ketika masalah atau persoalan itu datang, bisa masalah keluarga, pekerjaan, study, kesehatan atau masalah-masalah lainnya.

Contoh:Ada orang yang Takut ketika keuangan kita menipis diakhir bulan, ada orang yang takut tidak mendapatkan pekerjaan atau bahkan ada yang takut kehilangan pekerjaan, takut membuat kesalahan kepada atasan, banyak orang tua yang merasa takut dengan masa depan anak-anaknya, banyak orang muda yang sudah memasuki usia takut belum mendapatkan pasangannya, ada juga keluarga muda yang takut karena belum mendapatkan keturunan, 

Dan saat ini kita di hadapkan pada kenyataan yang sekarang ini kita sedang hadapi, yaitu wabah virus corona, atau yang disebut dengan istilah medis Covid 19 yang melanda hampir seluruh dunia ini.

Tidak dapat dipungkiri kondisi ini membuat banyak orang panik, kuatir dan takut karena bukan saja tingkat penyebarannya begitu cepat, tetapi juga tingkat kematiannya juga secepat penularannya, apalagi walaupun vaksinnya sudah ditemukan tetapi masih tahap pengujian & belum bisa di bagikan.Dunia sedang menghadapi badai virus yang mematikan saat ini, yang membuat semua orang kuatir dan ketakutan. 

Jika kita ditanya, apakah kita percaya kepada Tuhan?, pasti jawabannya kita percaya. Namun dalam pelaksanaannya tetap diliputi rasa takut.

Kenapa kita merasa takut?karena kita tidak menyerahkan masalah kita, beban kita dan pergumulan kita kepada Yesus. kita hanya mengandalkan kekuatan dan pikiran kita sehingga kita merasa takut.

Mengapa kita tidak boleh membiarkan perasaan takut itu membelenggu jiwa kita? Karena Setan akan mempermainkan pikiran orang yang takut dan setan tahu bahwa ketika kita sudah diliputi rasa takut maka rasa takut itu akan dijadikannya senjata untuk menjauhkan kita dari Tuhan.

Ketakutan yang dibiarkan berkuasa akan melumpuhkan semua kekuatan kita: ketenangan, akal sehat, dan iman kita. Rasa takut yang berlebihan terkadang dapat membuat kita tidak lagi percaya akan kuasa Tuhan yang menyertai kita.

Ada suatu ilustrasi :Ada dua orang pelancong dari negara Swiss, kedua orang ini melakukan pendakian ke sebuah gunung. Karena mereka kehabisan persediaan makanan, mereka memutuskan untuk turun ke kota. Mereka menumpang sebuah mobil yang sudah tua yang jalannya tersendat-sendat.

Pelancong yang pertama diliputi perasaan cemas sepanjang perjalanan karena kondisi mobil yang tua dan khawatir mogok, sedangkan pelancong yang kedua tidak merasa takut atau cemas sama sekali bahkan sempat mengabadikan perjalanan dengan mengambil foto pemandangan indah sepanjang perjalanan.

Setelah mereka tiba di kota Pelancong pertama bertanya kepada pelancong kedua, bagaimana kamu bisa tidak takut/tidak cemas menaiki mobil tua ini, kemudian temannya itu berkata. Saya merasa enjoy sepanjang perjalanan tadi karena saya percaya jikalaupun mobil tua tadi ada masalah tentu ada jalan keluarnya. 

Kisah ini menolong kita untuk memahami bagaimana sering kali ketakutan/rasa takut membuat kita kehilangan banyak hal yang berharga dalam kehidupan kita. lebih buruknya lagi sering kali apa yang kita takutkan/ketakutan itu tidak terbukti separah yang kita takutkan/malah tidak terbukti sama sekali.

Dalam Markus 4:35-41 menceriterakan pengalaman para murid bersama Yesus di dalam perahu yang telah membawa pada pengalaman yang lebih dalam tentang Yesus.
Pengalaman tersebut berlangsung ketika murid-murid berlayar di danau Galilea. Menurut William Barclay, danau Galilea terkenal karena badainya yang bisa datang secara tiba-tiba dari kejauhan dan benar-benar mengguncang dan menakutkan.
Karena itu setiap orang yang menyeberang melalui danau itu harus siap berhadapan dengan badai yang datangnya secara tiba-tiba.

Saat Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk bertolak ke seberang, rupanya badai datang secara tiba-tiba.Para murid naik ke perahu di mana Yesus telah duduk.Kedatangan badai yang dahsyat secara tiba-tiba adalah hal yang umum yang terjadi di danau Galilea karena bukit-bukit yang di sekitarnya dan letaknya di bawah permukaan laut.

Angin yang bertiup dari sebelah Laut Tengah dan dari Gurun Siria, dapat memperhebat badai pula.Badai yang paling berbahaya biasanya badai yang terjadi di bagian timur danau pada saat menjelang malam dan mereka pasti sudah tahu bagaimana menghadapi badai yang seringkali muncul secara mendadak.

Dalam perikop ini Tuhan Yesus menegur murid-murid-Nya karena mereka begitu takut. Masalah yang mereka hadapi membuat mereka takut dan menjadi tidak percaya kepada-Nya.Para murid Yesus pasti telah mengenal kondisi Danau Galilea karena bagi orang Yahudi danau Galilea adalah sebuah tempat yang menakutkan.

Namun pada saat itu ternyata para murid tidak siap, artinya badai yang datang kemungkinan badai yang sangat dasyatsehingga perahu yang mereka tumpangi diamuk angin taufan dan perahu penuh air dan akan tenggelam sehingga para murid mengalami ketakutan dan kekawatiran.

Ketakutan dan kekawatiran yang menimpa para murid mengakibatkan para murid tidak dapat tenang menghadapi badai.Mereka lupa dengan mujizat-mujizat yang telah Yesus lakukan dan Yesus sanggup melakukan berbagai mujizat termasuk Yesus bisa menghardik & menenangkan badai tersebut.

Sering kali kita juga mengalami hal yang sama seperti murid-murid Yesus. Ketika badai masalah yang kita hadapi sepertinya begitu besar sehingga membuat kita takut, kita tidak melihat jalan keluar dan akhirnya menjadi tidak percaya kepada Tuhan.Kita pikir Tuhan tidak sanggup menolong kita. 

Lalu bagaimana kita mengatasi rasa takut dalam menghadapi badai kehidupan yang sedang menerpa kita?

1. Tetap Percaya (Ay. 40)
Kata “kurang percaya”dalam ayat ini, di terjemahan aslinya yaitu bahasa Yunani adalah Oligopistos berasal dari kata Oligos dan pistis artinya adalah iman yang kecil.
Seringkali kita sudah melihat banyak mujizat dalam kehidupan kita (bernafas, dicukupi setiap hari, diberi kesehatan, dll) tetapi kita masih saja memiliki iman yang kecil bila kita sedang dihadapi masalah yang terlalu besar. 

Murid-murid takut dan panik menghadapi badai, padahal Yesus ada bersama-sama dengan mereka di dalam perahu yang sama! Mengapa?Sebab mereka kurang percaya.
Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” (Matius 8:26a)

Hidup dalam Tuhan bukan berarti bebas masalah.Saat berjalan dengan Tuhan sekalipun terkadang 'angin ribut' secara mendadak datang menyerang kita.Hal ini juga dialami oleh murid-murid Yesus saat mereka berada di dalam perahu (ayat 37).
Karena angin ribut, mereka menjadi sangat panik dan ketakutan, padahal Yesus berada dalam satu perahu. Lalu mereka berseru, "Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?." (ayat38). Hal ini pasti sering kita alami juga, dalam kehidupan kita.

Ketika mengalami permasalahan yang berat kita cenderung panik dan menjadi takut, padahal Yesus bersama kita dan ada di dekat kita, bukannya membiarkan dan meninggalkan kita.
Sebaliknya justru kita yang seringkali melupakan dan tidak mempercayaiNya. Kita masih terpengaruh dengan apa yang kita lihat dan dengar, terpaku dengan apa yang kelihatannya di sekitar kita, yang berarti kita tidak berjalan dengan iman.

Akibatnya kita mudah stres, murung, putus asa; jangankan bersukacita, membuka mulut untuk memuji Tuhan saja kita enggan melakukannya. Ini menunjukkan bahwa kita adalah pecundang dan Iblis akan 'membusungkan' dada bila melihat orang Kristen seperti itu, padahal firmanNya jelas mengatakan, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37).

Hidup dalam iman adalah hidup bukan berdasarkan pada suatu yang kelihatan, tetapi apa yang tidak kelihatan, serta memandang dan menyikap segala sesuatu dengan 'mata rohani'. Itulah yang dilakukan Paulus.

Meski menghadapi tantangan hidup sangat berat dia tidak pernah menjadi lemah apalagi sampai frustrasi, karena "...hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-" (2 Korintus 5:7),kata Paulus.

Kita harus percaya meski tidak melihat.Jika dalam menjalani hidup ini kita banyak merasakan ketakutan dan kekuatiran berarti kita belum sepenuhnya percaya kepada Tuhan.
Dan selama kita masih menggunakan akal dan kekuatan sendiri, maka masalah yang kita alami tidak akan pernah terselesaikan. Kita harus bisa melepaskan segala ikatan yang masih membelenggu perasaan kita!

Ingatlah, sebesar apa pun sebuah tantangan, kuasa Yesus jauh lebih besar. Yesus berkata, “Mengapa kamu begitu takut?Mengapa kamu tidak percaya?”(ay. 40).Marilah kita meletakkan kepercayaan kepada Yesus, Tuhan yang sanggup meredakan setiap badai hidup dan memberikan ketenangan bagi jiwa.
 

Lalu  Bagaimana kita mengatasi rasa takut dalam menghadapi badai kehidupan yang sedang menerpa kita?

2. Mengenal Allah
Mereka telah disebut murid.Mereka sudah terbiasa hidup bersama Yesus.Mereka telah banyak mendengar pengajaran-Nya, bahkan menyaksikan berbagai mujizat yang dikerjakan-Nya.Namun berada di tengah badai seperti itu adalah pengalaman pertama bagi mereka.Reaksi mereka menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya percaya dan belum benar-benar mengenal Dia.

Lihatlah betapa mereka heran dan tercengang saat Yesus menghardik angin ribut yang segera taat pada perintah-Nya. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “ORANG APAKAH DIA INI, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” (Matius 8:27) Mereka mengagumi kebesaran Yesus, sekaligus baru menyadari siapa Yesus!!

Meski telah lama hidup bersama Juru Selamat dan merasa telah mengenal-Nya, namun kita harus terusbelajar mengenal Dia. Badai yang terjadi dapat menunjukkan kualitas kita, sekaligus “menolong” kita lebih mengenal Juru Selamat kita.” (Sella Irene – Beautiful Words)
Mengenal Tuhan sangatlah penting bagi kita.Penting disadari bahwa semua pergumulan kita di hadapan Tuhan adalah proses kita mengenal Tuhan yang hidup. Karena itu semakin kita bergaul dengan Allah semakin kita menyadari kuasanya atas setiap masalah hidup kita.
Allah tidak berdiam diri dan mengabaikan setiap badai hidup kita, tetapi Dia bekerja dan mengamati serta memberi jawaban tepat pada waktunya. 

Dan Dengan semakin mengenal-Nya kita akan semakin percaya kepada-Nya. Sebab itu kita tak boleh berhenti membangun hubungan yang intim dengan Allah melalui doa dan firman-Nya. Tanpa firman Tuhan, iman kita tak akan bertumbuh. Seperti firman Tuhan dalam Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Tiada kata stop untuk belajar percaya dan belajar mengenal Tuhan. Batas akhirnya adalah sampai kita pulang ke rumah Bapa. Bila kita tekun membangun manusia rohani kita, maka kita akan semakin kuat di dalam Dia sehingga ketika badai tiba-tiba datang kita bisa mengeluarkan respon yang benar: Tetap tenang dan percaya! 

Mengapa kita tidak boleh membiarkan perasaan takut itu membelenggu jiwa kita? Karena Setan akan mempermainkan pikiran orang yang takut dan setan tahu bahwa ketika kita sudah diliputi rasa takut maka rasa takut itu akan dijadikannya senjata untuk menjauhkan kita dari Tuhan

Kesimpulan

Ketakutan membuktikan ketidakpercayaan kita kepada Tuhan. Orang yang percaya tidak akan takut dengan badai apapun yang menerpanya. Karena dia tahu bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.Semua tunduk termasuk alampun tunduk kepada Tuhan.

Dan Melalui firman Tuhan pada hari ini kita diingatkan supaya hidup kita sebagai murid Yesus bukan beriman asal-asalan. Tuhan selalu dekat dengan manusia, tetapi manusia yang percaya kepada-Nya akan selalu menghadapi tantangan dan ujian.

Oleh karena itu iman kita harus selalu kita pelihara sehingga manakala kita menghadapi godaan dan rintangan kita dapat menghadapi dengan iman yang teguh, bukan dengan ketakutan dan kemarahan. Tidak ada badai persoalan apapun yang melebihi kuasa Tuhan.

JANGAN TAKUT DENGAN BADAI DAN TETAPPERCAYA, TUHAN SANGGUP MEREDAKAN BADAI SEBESAR APAPUN YANG MENERPA HIDUP KITA. Amin.!

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "CARA MENGATASI RASA TAKUT"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel