ORANG KAYA YANG BODOH - MEMAHAMI ARTI KEKAYAAN
Wednesday, September 23, 2020
Add Comment
ORANG KAYA YANG BODOH
Lukas 12:13-20
Lukas 12:13-20
Ev.Sisca Elvinif Pebriani S.Th
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."(Lukas 12:15) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."(Lukas 12:21)
Siapasih yang tidak ingin menjadi orang kaya? Semua orang pasti menginginkannya. Kaya berarti memiliki uang banyak dan harta yang melimpah. Wow! Kekayaan adalah sesuatu yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan kekayaan orang beranggapan bahwa mereka dapat melakukan apa saja yang ia mau/memenuhi keinginannya.
Apakah wajar jika setiap kita ingin menjadi kaya? wajar, Secara manusiawi wajar setiap kita ingin menjadi kaya. Apakah Tuhan melarang untuk kita menjadi kaya? Tidak, Karena menjadi kaya bukanlah dosa dan Alkitab tidak pernah melarang umat-Nya memiliki kekayaan yang berlimpah (menjadi kaya). Bahkan TuhanYesus berkata, "Akudatang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b).
Baca Juga: Apa Arti Ibadah Kristen
[Orang kaya yang bodoh dan arti dari kekayaan]
Tuhan tidak melarang seseorang menjadi kaya karena Ia sendiri ingin memberkati umatNya. Namun jangan sekali-kali kita mendewakan uang. Karena apabila kita memfokuskan diri hanya kepada harta kekayaan, kita bagaikan meneguk air laut, semakin kita minum semakin kita haus. Kita tidak akan pernah puas untuk mencari dan mendapatkannya, sehingga pada akhirnya kita akan jatuh ke dalam ketamakan. FirmanTuhan mengingatkan,"...walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15).
Baca Juga: Apa Arti Ibadah Kristen
[Orang kaya yang bodoh dan arti dari kekayaan]
Tuhan tidak melarang seseorang menjadi kaya karena Ia sendiri ingin memberkati umatNya. Namun jangan sekali-kali kita mendewakan uang. Karena apabila kita memfokuskan diri hanya kepada harta kekayaan, kita bagaikan meneguk air laut, semakin kita minum semakin kita haus. Kita tidak akan pernah puas untuk mencari dan mendapatkannya, sehingga pada akhirnya kita akan jatuh ke dalam ketamakan. FirmanTuhan mengingatkan,"...walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15).
Perhatikan kisah orang yang sangat kaya dalam bacaan ini. Mengapa orang kaya ini disebut orang kaya yang bodoh? Karena ia beranggapan bahwa segala sesuatu yang ada padanya itu adalah miliknya. ingat, kita ini hanyalah pengelola, bukan pemilik. "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa keluar." (1 Timotius 6:7).
Semua yang kita miliki di dunia ini adalah milik Tuhan, sebagaimana tertulis dalam Maz. 89:12: "Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi, dunia serta isinya Engkaulah yang mendasarkannya." Sewaktu-waktu bisa saja Tuhan mengambilnya, dan kita pun tidak bisa berbuat apa-apa. Bagi orang kaya tersebut kesenangan jasmani (kepuasan tubuh) adalah segala-galanya; kepentingan tubuh jasmaninya lebih utama dari pada jiwanya. Dia berpikir bahwa hartanya adalah segalanya sehingga dalam hidupnya dia hanya bersenang-senang menikmati hartanya dan tidak menyadari bahwa hartanya tidak dapat dibawa ketika dia mati sehingga dia tidak menyiapkan apa pun menghadapi kematiannya.
Pelajaran penting apa yang dapat kita pelajari dari orang kaya yang bodoh ini?
1. Kekayaantidakpernahmemberikan rasa cukup
"Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya.Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?" (Pengkhotbah 5:9-10)
Pelajaran penting apa yang dapat kita pelajari dari orang kaya yang bodoh ini?
1. Kekayaantidakpernahmemberikan rasa cukup
"Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya.Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?" (Pengkhotbah 5:9-10)
Orang yang tidak pernah merasa puas dengan kekayaan yang dimiliki akan terus berusaha mendapatkan kekayaan lebih dan lebih lagi; dan karena tidak pernah merasa cukup, apabila ia tidak mawas padai diri, ia akan terjerat dalam ketamakan. Ketamakan artinya selalu ingin beroleh banyak untuk diri sendiri, loba, serakah, rakus. Tamak terhadap harta kekayaan adalah salah satu penyakit hati yang sangat membahayakan kehidupan manusia. Tamak menyebabkan dengki, permusuhan, perbuatan keji, dusta, curang, dan menjauhkan pelakunya dari ketaatan. Bermula dari mengejar kekayaan, orang rentan terhadap dosa. Ketamakan membutakan mata rohani, menjadikan kita sebagai pribadi yang tidak pernah bersyukur dan dapat mengakibatkan hancurnya relasi kita baik dengan anggota keluarga maupun dengan sesama.
"Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh kedalam pencobaan, kedalam jerat dan kedalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan." (1 Timotius 6:9)
Padahal kekayaan materi itu sementara, tidak kekal, barang fana, sekarang ada esok hari bisa saja lenyap. Melalui perumpamaan pada hari ini, kita diajak untuk menjauhkan diri dari ketamakan dan hanya mengandalkan Tuhan saja di dalam segala hal. Sadari bahwa hidup kita bergantung kepadaNya, bukan kepada harta. Oleh sebab itu, mari kita menjadikan harta kita sebagai sarana untuk berbagi, agar menjadi berkat bagi kehidupan orang di sekitar kita sehingga semakin banyak orang yang ikut mengalami kasihNya melalui kemurahan hati kita.
Baca Juga: Memahami Keadaan Pada Akhir Zaman
2. Kekayaan tidak menjamin keselamatan jiwa.
Apalah artinya orang memiliki kekayaan materi yang berlimpah-limpah jika pada akhirnya mengalami kebinasaan kekal? "...sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak lahtergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15). Hal inilah yang menjadi alasan Tuhan Yesus berkata, "...sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk kedalam KerajaanSorga." (Matius 19:23).
Baca Juga: Memahami Keadaan Pada Akhir Zaman
2. Kekayaan tidak menjamin keselamatan jiwa.
Apalah artinya orang memiliki kekayaan materi yang berlimpah-limpah jika pada akhirnya mengalami kebinasaan kekal? "...sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak lahtergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15). Hal inilah yang menjadi alasan Tuhan Yesus berkata, "...sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk kedalam KerajaanSorga." (Matius 19:23).
Ayub pun menyadari: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya." (Ayub 1:21a),artinya kita tidak membawa apa-apa saat datang kedalam dunia dan kita pun tidak akan membawa apa pun juga saat meninggalkan dunia.
“Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.”(1 Timotius 6:7).Mari simak pernyataan orang kaya itu: "Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!" (Lukas 12:19). Orang kaya ini lupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Kekayaan yang ia miliki telah menutup matarohaninya. Dan ketikaTuhanmengambil nyawanya, untuk siapakah kekayaannyaitu?
Baca Juga: Janji Allah Kepada Abraham
Ilustrasi:
Saudara, di salah satu daerah dekat California, di daerah tersebut ada seorang tuan tanah yang ingin membagi-bagikan tanahnya kepada masyarakat sekitar. Tuan tanah ini mengadakan suatu kompetisi dimana dalam hal pembagian tanah di daerah tersebut harus diadakan perlombaan, yakni orang yang mau dan memiliki tanah harus ikut kompetisi tersebut.
Dalam hal pembagian tanah tidak diukur atau diundi siapa yang layak menerima dan mendapattanah tersebut, tetapi tuan tanah ini menggunakan cara lain untuk membagi tanahnya. Iamemberikan perintah kepada peserta bahwa tanah yang akan didapat oleh peserta tergantung sekuat berapajauh ia berlari, dimana peserta kalau berhenti lari itulah yang menjadi bagiannya. Perlombaan tersebut berlangsung, dan diantara peserta ada seorang anak muda ia begitu kuat untuk berlari, dan sudah beberapa hektar ia lewati, namun dalam hati anak muda tersebut masih belum cukup apa yang sudah dia tempuh, ia berkata saya akan berlari lagi dan berlari lagi. Saudara akhirnya apa yang di dapatoleh anak muda tersebut, ia telah berhasil meraih beberapa puluh hektar tanah dari tuan tanah tersebut, ia sukses. Tapi karena ketamakannya apa yang terjadi setelah ia langsung berhenti dan tidak kuat lagi berlari ia jatuh dan langsung meninggal. Adalah sia-sia belaka memiliki kekayaan melimpah, jika pada akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal.
Ketamakan adalah sikap hidup yang didasarkan pada keinginan yang berlebihan, tidak terkontrol, tiada habisnya, dan tidak ada rasa puasnya.Ketamakan dapat membuat seseorang tidak lagi memperhatikan kemampuan dirinya dan kesehatannya, melalaikan orang-orang yang ada disekitarnya, bahkan terkadang disertai dengan sikap menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya. Untuk itu mari kita berhati-hati dalam menjalani kehidupan kita, jangan sampai menjadi pribadi yang terjebak dalam ketamakan. Karena kita hidup bukan hanya untuk memuaskan hasrat atau mengumpulkan harta saja. kita di dunia ini untuk melayani Allah yang telah memberikan kehidupan kepada kita. Tuhan Yesus mengingatkan kita melalui ayat 15, dikatakan; “Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Ketamakan tidak akan pernah bisa membuat seseorang merasakan kepuasan dalam hidup. Tetapi ketamakan hanya akan membuat seseorang kehilangan hakekat kehidupannya.
Saudara/i sering kali kita diikat oleh hal-hal seperti itu, seperti seorang pemuda yang ikut kompetisi ini, ia tidak merasa terpuaskan oleh apa yang dia sudah dapat, dan apa yang terjadi ia kehilangan segalanya. Jangan terlalu asyik mengumpulkan harta kekayaan di bumi, sehingga kita lalai untuk mengumpulkan harta yang sesungguhnya yaitu harta sorgawi; jangan sampai kita mengutamakan perkara-perkara duniawi lalu mengabaikan perkara-perkara rohani. "Karena di manahartamu berada, di situ jugahatimuberada." (Matius 6:21). Tetapi mari kita menjadi orang yang bijak terhadap harta kita yaitu menempatkan harta, menyikapi harta, dan menggunakan harta kita dengan benar sehingga akhir hidup kita tidak sia-sia.
Jangan kita hanya menimbun harta di dunia ini untuk diri kita sendiri, tetapi marilah kita memakai harta kita untuk memuliakan Allah melalui mendukung misi Allah di dunia ini dan menjadi berkat bagi sesama. Amin.
0 Response to "ORANG KAYA YANG BODOH - MEMAHAMI ARTI KEKAYAAN"
Post a Comment