MENGENALI APA ARTI DARI SEJARAH
BELAJAR DARI SEJARAH
Mazmur 73:1-28
Ev.Sisca Elvinif Pebriani S.Th
Asaf adalah keturunan dari suku Lewi yang bertugas sebagai pelayan pujian di hadapan tabut Tuhan dan kepala paduan suara pada zaman raja Daud (baca 1 Tawarikh 16:4-5). Mazmur 73 ini berisikan tentang pergumulan hidup yang dialami oleh Asaf ketika melihat keberadaan orang-orang fasik yang secara kasat mata tampak lebih mujur hidupnya dibandingkan dengan mereka yang hidup takut akan Tuhan.
Pergumulan berat apa yang dialami oleh Pemazmur dan bagaiamana pemazmur dapat mengatasi pergumulannya sehingga ia mendapatkan pengharapan yang kekal dari Allah?
Pergumulan berat yang dialami oleh pemazmur/Asaf adalah Ia Cemburu Terhadap Orang fasik
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Ada sebuah pribahasa yang mungkin sering kita dengar bahkan sering dikatakan yaitu: “Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau.” Bpk/Ibu, peribahasa ini kelihatannya singkat tetapi memiliki makna yang dalam. Peribahasa ini selalu dilontarkan saat kita mulai merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki. Saat kita mulai merasa iri hati melihat kondisi orang lain yang lebih baik dari pada kondisi kita. Pribahasa ini juga sebagai ungkapan saat kita mulai tidak lagi nyaman dengan segala sesuatu yang melekat dalam diri kita.
Pertanyaannya, mengapa perasaan iri hati, tidak puas, tidak nyaman seringkali muncul dari dalam diri kita? Mungkin jawabannya adalah karena sifat alami manusia yang selalu ingin lebih dibandingkan orang lain. Tetapi jawaban yang sesungguhnya adalah karena kuasa dosa yang sudah merasuk dalam kehidupan manusia, sehingga manusia tidak pernah merasa puas diri dengan apa yang telah Tuhan karuniakan kepadanya.
Hal yang sama pun sempat dirasakan oleh Pemazmur Asaf ketika ia melihat kehidupan orang-orang Fasik yang ada disekitarnya. Dia mengatakan bahwa hampir saja Dikatakan dalam ayat 2: “Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.” Dalam terjemahan lain dikatakan: “Tetapi aku sudah bimbang, kepercayaanku hampir saja hilang,”
Baca Juga: Allah Tritunggal Dalam Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru
Bpk/ibu, sdr/i, disini kita melihat suatu pergumulan hidup yang cukup berat yang dirasakan oleh pemazmur. Bukan saja ketika ia melihat kenyataan hidup yang dia rasakan sulit untuk dimengerti. Tetapi juga saat ia melihat kehidupan orang Fasik yang jauh lebih makmur dari dirinya. Bahkan sempat terbersit dalam pikirannya bahwa Tuhan rasanya sedang bertindak tidak adil terhadapnya.
Dengan kata lain bpk/ibu, sdr/i, orang yang notabene tidak taat melakukan firmanNya, yang berbuat dosa semaunya, yang hidup dalam kecongkakan, yang tidak takut Tuhan, melakukan tindakan yang bertentangan dengan firman Tuhan, bahkan mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan justru nasibnya sangat baik, tidak mengalami kesusahan.
Mereka bisa makan enak di rumah makan manapun dengan uang yang mereka dapat dengan cara yang tidak halal, mereka tidak pernah sakit, mereka sehat dan gemuk, Mereka bisa beli pakaian baru, mobil mewah, maupun rumah yang kokoh karena mereka punya uang yang didapat dengan hasil korupsi. Mereka kerja sedikit, dengan tidak mencucurkan keringat, namun hasil yang didapat sangat banyak. Justru nampaknya hidup mereka tidak pernah susah.
Sebab itu pemazmur cemburu! Ini jelas-jelas kehidupan yang tidak adil baginya. Bpk/ibu, sdr/i bisa kita bayangkan, kita yang mati-matian kerja secara jujur, kita berusaha menghemat sedemikian rupa agar apa yang kita dapat cukup untuk memenuhi kehidupan kita. Kita berusaha hidup benar sesuai dengan firman Tuhan. Ibaratnya kita mati-matian hidup untuk Tuhan, justru malah hidup kita lebih susah dari pada orang fasik/orang yang tidak takut Tuhan.
Bagaimana mungkin Pemazmur tidak cemburu dan tidak menjadi putus asa jika melihat kenyataan yang demikian?Bahkan dia mengatakan hampir saja terpeleset dan tergelincir dalam dosa, ketika ia melihat kenyataan dari sudut pandangnya.
Kalau kita melihat, bisa dipastikan bahwa pemazmur sedang dalam kondisi depresi rohani berat sehingga kenyataan hidup yang demikian membuatnya jadi tawar hati dan cemburu kepada orang-orang fasik yang makmur kaya, gemuk dan sehat-sehat padahal mereka menghujat Allah. Sedangkan dia yang menjaga hidupnya dalam kekudusan dan takut akan Allah malah menderita dan sengsara.
Bpk/ibu, sdr/i, bukankah hal yang wajar jika pemazmur cemburu dengan kenyataan yang memilukan seperti itu. Tidakkah salah jika ia mengatakan “sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah” (ayat 13). Karena kenyataannya sepanjang hari dia selalu yang lebih menderita. Sepertinya dunia ini sudah terbalik.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Memang tidak mudah menjalani hidup seperti yang Tuhan mau. Terlebih ketika kita hidup ditengah-tengah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Rasa-rasanya kita ingin berontak kepada Tuhan, dan berkata kepada Tuhan, bukan itu yang saya mau!
Bukankah pergumulan semacam ini juga seringkali dialami oleh banyak orang percaya? Namun tahukah saudara, bahwa Allah menjanjikan suatu berkat kepada mereka yang mampu bertahan dalam penderitaan, seperti yang dijanjikanNya dalam Yakobus 1:12: "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."
Nyatanya saudara, Tuhan tidak pernah membiarkan kita bergumul sendirian. Kenyataannya, tidak ada yang sia-sia jika kita hidup benar di hadapan Tuhan, karena "Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar" (Mazmur 34:16a). Sebab pada saatnya nanti, orang-orang fasik akan menuai apa yang telah mereka perbuat. Dan orang-orang benar akan melihat kesudahan orang-orang fasik yang akan menerima penghukuman (ayat 18-20).
Lalu bagaiamana pemazmur dapat mengatasi pergumulannya sehingga ia mendapatkan pengharapan yang kekal dari Allah?
Baca Juga: Cara Mengatasi Rasa Takut
1.Asaf menyadari kemujuran orang fasik hanya sesaat (Ay. 13-20)
Kalau orang fasik dengan hidup tidak bermoral namun diberkati secara jasmani mengapa aku harus hidup saleh dan menjadi orang percaya malah hidupku menderita?Asaf melihat hal ini dan inilah yang membuat ia menjadi tawar hati dan mengasihani diri sendiri. Lalu Asaf mulai membandingkan dirinya terhadap orang-orang fasik, ia memandang bahwa sia-sia menjaga hati yang bersih (Setia dan dan taat kepada Allah).
Asaf mencoba untuk mencari tahu mengapa orang-orang fasik makmur dan orang yang setia kepada Allah hidup menderita, itu sulit baginya?.(ayat 16) sehingga ia pergi ke dalam tempat kudus Allah, ‘’bait Suci’’(tempat para Imam masuk dan berdoa serta bernyayi dan memuji Allah).
Ketika ia masuk Ke Tempat Kudus Allah Ia memperhatikan kesudahan‘’aharit’’ orang-orang fasik, dan ia sadar bahwa kemakmuran dan kelimpahan yang miliki oleh orang-orang fasik hanya sementara dan mereka akan dibinasakan Allah.
Tuhan menunjukkan kepada Asaf bahwa kebinasaan yang akandiderita oleh orang-orang fasik, Kehancuran tidak bisa lepas dari kehidupan orang fasik sebab Allah adalah Allah yang adil yang menghukum orang-orang yang congkak dan orang-orang yang menentang Allah.
Orang Fasik hidup hanya menikmati kemujuran yang sesaat yang mereka miliki, seperti orang mimpi dalam kekayaan dan ia terjaga dan kekayaan itu tidak ada, seperti itulah kemujuran orang fasik yang hanya begitu cepat binasanya yang membuat mereka mendapatkan kebinaasaan yang kekal, dan ketika mereka binasa Tuhan tidak memandang mereka bahkan mereka hina di hadapan Tuhan (Ayat 20).
Asaf pun terperanjat ketika Tuhan membentangkan jawaban atas kegalauan hatinya. Dalam ayat 18-20 kita dapat menyimpulkan bahwa masalah hidup yang sesungguhnya bukan hanya soal kesenangan di dunia, tetapi kesenangan di sorga.
Jadi untuk apa kita banyak memiliki segala sesuatu di dunia ini jika semua yang kita miliki tidak diberkati Tuhan?Bukankah lebih baik, kita tetap bersyukur dengan segala kondisi yang Tuhan ijinkan kita alami, tetapi kita tetap dijamin sampai kehidupan di sorga nanti.Dalam hal inilah, Asaf dibukakan mata rohaninya untuk kembali melihat kasih Allah dalam hidupnya.
2. Asaf mengerti jalan pikiran Tuhan (Ay. 21-28)
Ketika Asaf sudah mulai mengerti jalan pikiran Tuhan pola pikirnya terubah, ia mulai menata ulang kembali keyakinannya terhadap Tuhan yang sudah mulai pudar itu, ia menemukan keseimbangan Rohani.
Dengan rasa malu ia pun mengakui kebodohannya dihadapan Tuhan, ketika kesetiaannya dan ketaatannya kepada Allah mulai pudar dan mengatakan menjaga hati yang Tulus adalah ke sia-siaan.
Dikatakan diayat 21, ‘’ketika hatiku merasa pahit’’ dan ‘’buah pinggangku menusuk-nusuk’’ seperti ada batu dalam ginjalnya/keresahan atau pergumulan yang dihadapi.
Asaf menyadari bahwa Bersikap seperti itu adalah suatu kebodohan ‘’Aku dungu dan tidak mengerti’’Namun walaupun Ia dalam kedunguan ia tetap ‘’dekat pada Allah’’ meskipun ia mulai pudar keyakinan terhadap Allah, ia hanya masih berharap kepada Allah, sekalipun ia dalam kebimbangan dan kebodohan Tuhan masih memegang ia dan tak membiarkannya jatuh terlalu jauh lagi ‘’Engkau memagang tangan kananku’’ (Ayat 23).
Tuhan selalu membimbing dan menasehatinya (24a) dan mengangkat hambanya yang setia dalam kemuliaan yaitu tidak sama dengan orang-orang farisi yang mengagungkan kekayaan sementara yang dimilikinya‘’Hidup bersama Allah’’ (Mazmur 49:16-19).
Ayat 25 menjelaskan tentang Kemuliaan yang diberikan Allah kepada Asaf yang membuat Ia bertanya ‘’Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau’’Asaf menunjukkan bahwa Allah yang memiliki sorga itu dan Allah berdiam di sorga dan Allah berhak memberikan tempat/kemulian kepada siapapun yang Ia kehendaki.
‘’Selain Engkau tidak ada yang kuingini dibumi’’ini seperti perkataan yang berubah dari Asaf setelah ia hampir murtad karena melihat kelimpahan orang-orang fasik, Asaf sadar bahwa kekayaan dan kelimpahan itu datangnya dari pada Allah, Allahlah yang memberi kelimpahan dan sumber kemujuran.
Asaf kembali kepada keyakinanya bahwa Allah itu baik bagi orang yang tulus hatinyabukan karena dia telah dibebaskan dari penderitaannya, bukan pula karena telah dianugerahi harta dunia, melainkan karena anugerah keakraban hidup dengan Allah dan perlindungan yang dapat dialaminya. Pengalaman dekat dengan Allah inilah yang memungkinkan Asaf mengakui keadilan Allah yang sesungguhnya (ayat 27-28). Karena itu ia berani menyimpulkan satu hal bahwa: “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya” (ayat 1).
Baca Juga: Gereja Yang Misioner Ditengah Masyarakat Yang Majemuk
Kesimpulan:
Asaf memang bimbang dan ragu-ragu ketika melihat kemujuran orang fasik ia membandingkan orang-orang fasik dengan kehidupan orang-orang benar dimana orang fasik sepertinya memilikikehidupan yang baik,sehat dan kaya raya semua mereka dapat miliki,
Namun dalam pergumulannya ia masih ingat kepada Allah ia mengetahui bahwa ia tidak mampu untuk mengetahui itu sehingga ia pergi ke Tempay kudus Allah dan mendapatkan jawaban yang membuat ia sadar dan semakin yakin dengan Allah,nahwa kemujuran orang fasikhanyalah sementara, mereka akan jatuh dan binasa bahkan mereka di anggap hina oleh Allah.
Bagi orang-orang yang setia Allah memberikan kemuliaan’’bersama-sama Allah’’.Asaf menyesal dan mulai kembali dekat kepada Allah dan melihat segala sesuatunya bahwa Allah adalah sumber dari segalanya.
Aplikasi:
Bpk/ibu, sdr/i, Kita tidak bisa pungkiri bahwa kita selalu iri/cemburu terhadap orang lain, terhadap apa yang dimiliki orang lain dan kita selalu mengingini apa yang dimilikinya. Apa yang dimilikinya adalah barang fana yang tidak kekal, jangan sampai kita menduakan Tuhan.
Syukuri apa yang diberikan Tuhan pada kita, Apapun keadaan kita saat ini, biarlah kita senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan dan menaruh segala pengharapan kita kepada Tuhan karna Tuhan tahu yang terbaik dalam hidup kita.
Memang pada saat kita melekat pada Tuhan hidup kita tidak langsung berubah seketika, tetapi justru kita sendiri yang akan diubahkan oleh Tuhan.sebab Ia akan memberikan kemuliaanNya dan kita akan masuk ke dalam kemuliaanNya yaitu bersama-sama dengan Allah di sorga.
Oleh karena itu jangan pernah kita iri hati kepada keberhasilan orang-orang yang di luar Tuhan. Tetapi tetap pecaya bahwa Tuhan telah menyediakan berkatNya bagi setiap kita yang setia kepadaNya. Amin.
0 Response to "MENGENALI APA ARTI DARI SEJARAH"
Post a Comment