SEPULUH PEMIKIRAN BESAR DALAM SEJARAH GEREJA

 SEPULUH PEMIKIRAN BESAR DALAM SEJARAH GEREJA
MARK SHAW

Dalam buku ini saya mendapatkan beberapa bagian ringkasan singkat untuk kita bisa pahami dan mengerti secara singkat sepuluh pemikir besar dalam sejarah Gereja adalah sebagai berikut:

· Jalan yang lama
Buku ini adalah sebuah buku mengenai mengikuti jalan yang lama sejumlah pemikiran yang agung dalam sejarah Gereja untuk menemukan jalan keanggungan bagi Gereja masa kini. Seperti pepatah Rusia berbunyi ”orang yang berkabung dalam masa lalunya akan kehilangan sebelah matanya, tetapi orang yang menghilangkan masa lalunya akan kehilangan kedua matanya” jadi mungkin saya sendiri akan berusaha mempertahankan kedua matanya, dan mungkin anda pun berpikiran demikian.
Allah dapat memanfaatkan sejarah untuk meningkatkan masa depan, dan sesungguhnya kuasa Allah dalam memanfaatkan masa lalu untuk membentuk suatu masa depan yang signifikan melalui proses pengambilan keputusan di masa kini. Di berbagai Gereja injili di seluruh pelosok negeri, kesadaran teologis maupun pemahaman doktrinal merosot tajam melebihi kecepatan terjun, dalam buku ini sebuah laporan Barna pada tahun 1994 mencatat adanya kemerosotan  dalam kepercayaan-kepercayaan Injili.
Pengharapan terbesar bagi pemikiran Injili terletak pada inti berita Injil mengenai salib Kristus. Pengambilan keputusan yang rindu melihat kemajuan Gereja perlu kembali memahami berita salib. Lorong sempit yang harus kita lalui untuk membawa kemajuan jangka panjang bagi Gereja terletak pada suatu hubungan yang baru dengan berita salib.

Allah dapat memanfaatkan sejarah untuk meningkatkan masa depan, dan sesungguhnya kuasa Allah dalam memanfaatkan masa lalu untuk membentuk suatu masa depan yang signifikan melalui proses pengambilan keputusan di masa kini

· Kehidupan Martin Luther
Luther lahir ke dunia saat kerinduan akan kebenaran sedang memudar dan kejenuhan terhadap Injil semakin menjadi-jadi, juga Timohty menyatakan bahwa abad keenam belas adalah abad kekawatiran. Kekawatiran ini memliki tiga aspek;
· Kekawatiran terhadap penyakit dan kematian mengakibatkan timbulnya kekawatiran fisik yang menghanyutkan
· Kekawatiran terhadap kesalahan dan penghukuman, serta jawaban Gereja yang kurang memadai atas teror-teror tersebut  telah menimbulkan kekawatiran moral yang melumpuhkan
· Kekawatiran terhadap hilangnya mana dan tujuan hidup telah mengakibatkan timbulnya kekawatiran eksistensial yang hebat
Banyak orang-oran yang telah berupaya mereformasikan Gereja untuk mengatasi masalah penyalahgunaan keungan, seks, dan kekuasaan, disamping memenuhi kebutuhan orang-orang percaya yang diliputi oleh kekawatiran.
Antara tahun 1514 dan 1516 melalui studi Luther yaitu kitab Mazmur dan Roma, Luther memperoleh pemahaman bahwa kita dibenarkan semata-mata oleh iman. Maksudnya adalah Allah menyatakan kita benar secara sempurna dihadapan-Nya bukan berdasarkan kebenaran aktual kita melainkan semata-mata kebenaran Kristus yang sempurna yang dialihkan kepada kita dan membungkus kebenaran kita dihadapan Allah.

· Pandangan John Calvin
Orang-orang yang selama beberapa decade menjalani kehidupan sebagai agnostik dan ignostik atau mengabaikan Allah itu sekarang membicarakan sipiritualitas penemuan baru mereka bagaikan membicarakan mengenai sebuah tempat berlibur. Novel Couplandx salah seorang tokoh dalam novel tersebut memberikan pengakuan bahwa ia sedang berupaya menyelamatkan dirinya dari sinisme, melepaskan diri dari sebuah neraka ironi; dari sinisme menuju iman.
Pada tahun 1980-an Paul Vitz melihat bahwa spiritualitas penyembahan diri yang sedang bertumbuh ini merupakan suatu substitusi sekuler yang popular untuk menggantikan agama. Dan Maslow baru menyadari bahwa transendensi diri, dan bukannya pemenuhan diri merupakan puncak dari pengalaman manusia tertinggi.
John Calvin mengatakan menang atas diri sendiri merupakan suatu peperangan seumur hidup. Dan juga ia telah bergumul dengan makna dan tujuan hidup disepanjang hidupnya. Dari tahun 1541 hingga 1564 Calvin berjuang memperbarui Gereja dan kota, yang baginya telah menjadi seperti kota Niniwe. Kali ini Allah menganugerahinya dengan keberhasilan
Rahasia kemenangan publik yang dicapai oleh Calvin sebagai seorang tokoh reformasi itu terletak pada kemenangan pribadi  yang terlebih dahulu dicapainya melalui suatu upaya pencarian sejumlah rahasia kekudusan.
Empat syarat untuk memiliki efektifitas dalam berdoa yang diajukan oleb Calvin;

· Syarat pertama adalah penghormatan kepda Allah
· Syarat kedua adalah kebutuhan yang tulus
· Syarat ketiga adalah Roh kerendahan hati dan pertobatan
· Syarat keempat adalah iman yang penuh keyakinan

Wiliam Parkins, fondasi dari harga diri yang sehat, terletak pada suatu keyakinan yang pasti dan teguh akan kebaikan Allah kepada kita memiliki harga diri yang berpusatkan pada Allah dan yang didasarkan pada anugerah.
Rikchard Baxter, seorang hidonisme adalah orang yang hidup semata-mata untuk kesenangan Allah. Tujuan utama hidup manusia adalah memuliakan Allah dengan menikmati Dia selamanya, dan mendorong orang percaya untuk menjadikan Allah sebagai puncak sukacita mereka adalah yang mengenal kemalangan secara langsung.
Jonathan Edwards, pada saat Allah menganugerahkan kebagunan rohani luar biasa yang dikenal kebagunan besar (The Great Awakening) dalam pembahasan ini Edwar bukan hanya memuji kemurahan Allah Yang Mahakuasa, namun juga menganalisis gerakan/pekerjaan Roh Kudus. Hasilnya adalah suatu uraian teologi kebangunan yang luar biasa, yang mengarahkan Gereja masa kini dalam usahanya untuk menghadapi angin modernitas.
John Wesley, Gereja mengubah dunia bukan dengan cara mempertobatkanya melainkan dengan cara memuridkannya. Untuk dapat mengawetkan buah-buah kebangunan dan mengubah masyarakat, Gereja hendaknya tidak sekedar mempertobatkan serta mendewasakan para petobat. Kehidupan di masa muda serta pendidikan yang dijalani oleh Wesley telah mempersiapkannya untuk memenuhi panggilan pribadinya sebagi seorang penginjil, seorang pembaru, dan seorang tokoh pemuridan.
William Carey, adalah seorang visioner praktis. Sekalipun perannya dalam menegagkan gerakan misi modern telah dibesar-besarkan oleh kaum Injili yang terlalu antusias, namun adalah benar bila dikatakan bahwa pada jaman sebelum Carey, kaum injili mengabaikan program misi, tetapi semenjak jaman Carey, kaum injili justru teropsesi dengan program misi. Cerey bukanlah satu-satunya agen perubahan tersebut, namun mungkin ia merupakan yang terpenting.
William Wilberforce, adalah seorang yang membuat atau yang melakukan aksi-aksi sosial seperti menentang masalah perbudakan dan juga hubungan-hubungannya dengan orang lain namun imannya kepada Tuhan Yesus adalah bahwa sukacita hanya ada di dalam Tuhan.
Hans Kung, menyatakan kehadiran berbagai aliran Gereja yang berbeda dalam waktu yang bersamaan itu, pada hakikatnya, tidak akan membahayakan kesatuan Gereja; tetapi kesatuan tersebut menjadi terancam semata-mata oleh kehadiran bersama sejumalah aliran yang bukannya saling mendukung atau bekerja sama.

· Suatu visi bagi keyakinan
Orang Kristen nominal yang bermasalah dengan harga diri yang terlalu tinggi, orang Kristen yang demikian seringkali penuh dengan rasa puas diri dan pembenaran diri. Mereka meyakini bahwa diri mereka “ sama baiknya dengan siapapun juga “
Orang Kristen neurotik  Kristen yang kawatir yang bermasalah dengan harga diri yang terlalu rendah. Karena tidak berpengang pada janji Injil, mereka berada dalam keadaan yang mengenaskan dan bersikap sinis terhadap diri sendiri.

· Suatu visi bagi kebangunan
Ia telah mengisi jiwa saya dengan keindahan Allah dan kekudusan dan sorga, ketika semua pintu yang lain tampak tertutup bagi saya, Ia telah memperbarui pengharapan saya dan visi pelayanan saya dalam masa-masa suram. Ia telah berkali-kali membuka mata saya untuk melihat dunia pekerjaan Roh Kudus.
Tatanan dunia baru yang yang dinamis ini awalnya terlihat baik bagi perkembagan Kekristenan. Komentar para kritikus postmodernisme tentang humanisme sekuler terdengar sangat menyerupai keluhan orang Kristen.
Ketika Gereja seharusnya  memberi kesaksian pada generasi yang baru, ia justru terlihat berkompromi dengan relativisme dan tribalisme posmedernisme. Dalam dunia yang penuh dengan pemusnahan ini, karunia komunitas Kristen  merupakan harta tak ternilai dari Allah yang tak selayaknya dianggab remeh.

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "SEPULUH PEMIKIRAN BESAR DALAM SEJARAH GEREJA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel