MELAWAN BADAI KEHIDUPAN DAN MENGATASI RASA TAKUT BERSAMA TUHAN

SAAT MENGHADAPI BADAI
Matius 8:23-27 

Ev. Sisca Elvinif Pebriani S.Th

Chrisye pernah mempopulerkan lagu "Badai pasti Berlalu". Pesan lagu ini sangat kuat, penuh pengharapan dan penuh keyakinan bahwa sesulit apapun masalah yang terjadi dalam hidup ini, maka suatu saat badai itu pasti akan berlalu! Dalam hidup ini, tidak ada satu orang pun yang tidak pernah mengalami badai hidup, baik  orang percaya maupun orang yang tidak percaya. Semuanya pasti akan mengalaminya, sama seperti badai yang tidak akan memilih-milih sasarannya di bumi demikian juga badai kehidupan tidak akan memilih-milih sasarannya atas manusia.

Pertanyaannya kemudian adalah apakah  badai hidup ini membuat kita terhempas atau justru kitalah yang menghempaskan badai hidup itu?

Ketika Yesus dan para murid naik kedalam perahu, sekonyong-konyong datanglah angin ribut. Angin rebut disini bukanlah angin keras biasa sebab sebagian besar murid Kristus yang notabene seorang nelayan yang biasa menghadapi badai dangelombang pun menjadi takut, panik, dan kuatir. Hal ini membuktikan bahwa badai tersebut berada di luar batas mereka. Bukankah reaksi yang ditunjukkan oleh para murid ini juga menjadi gambaran diri setiap kita, ketika badai dan gelombang, yaknikesulitanitudatangmenerpamaka orang tidak lagi dapat melihat kesulitan itu sebagai ujian iman dan memandangnya sebagai kebahagiaan tetapi orang justru ingin cepat menyelesaikan menurut caranya sendiri sebab mata kita selalu tertuju pada realita.

Badai hidup dapat berupa krisis yang disebabkan kesalahan, kekalahan atau kegagalan pribadi. Namun, badai hidup juga bias terjadi karena kesalahan, kesengajaan atau akibat tindakan  orang lain. Selain itu, badai dalam hidup ini bias juga terjadi karena diperkenankan oleh Tuhan terjadi dalam hidup kita.

Lalu yang menjadi pertanyaan, mengapa harus ada‘ badai’kehidupan?
1. Untuk membuktikan apakah seseorang itu hidup dalam firman Tuhan atau tidak

Dengan badai akan teruji siapakah kehidupan yang benar-benar hidup dan tinggal dalam firman Tuhan dan siapa yang tidak. Orang yang hidup dalam firman akan senantiasa teguh berdiri karena ia mengerti akan maksud Tuhan dan ia juga mengerti bahwa badai yang dialaminya itu tidak akan melebihi dari kekuatannya, seperti dalam1 Korintus 10:13

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalankeluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Orang yang hidup dalam firman Tuhan adalah orang yang menanti-nantikan dan menaruh harapannya hanya padaTuhan. Orang seperti ini tidak akan pernah lelah mengikut Tuhan. Alkitab mencatat orang seperti ini di umpamakan dengan burung rajawali. Itu kita temukan dalam: Yesaya 40:31 

tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Burung rajawali adalah sejenis burung yang unik karena burung ini tidak pernah takut akan badai. Burung jenis lain akan sembunyi dan akan senantiasa menghindarkan diri dari badai sementara burung rajawali justru sebaliknya. Burung rajawali menyadari justru dengan badai ia akan dapat terbang semakin tinggi dan semakin jauh. Badai tidak membuatnya hancur dan hilang, justru badai membuatnya semakin tinggi dan semakin tinggi lagi.

Suka atau tidak kita pasti akan menghadapi badai kehidupan. Tapi, Satuhal yang harus kita pegang, yaitu marilah kita seperti burung rajawali yang menjadikan badai itu sebuah sarana untuk terbang semakin tinggi dan lebih tinggi lagi. Mari jadikan badai itu membuat kerohanian kita semakin tinggi dan lebih tinggi lagi.

2. Untuk membuktikan apakah kita Kristen sekam atau tidak
Badai juga akan membuktikan apakah kita Kristen sekam atau tidak. Itu kita temukan dalam Ayub 21:18 

Mereka menjadi seperti jerami di depan angin, seperti sekam yang diterbangkan badai.

Sekam akan hilang diterbangkan badai. Sekam adalah kulit dari padi-padian. Sekam hamper tidak memiliki bobot karena telah kehilangan bulirpadinya, itulah sebabnya sekam dengan mudah ditiup oleh angin. Kristen sekam adalah kehidupan yang tidak memiliki bobot kerohanian dan itulah sebabnya ketika ada angin, terlebih lagi badai, ia akan terbang dan hilang bersama badai tersebut.

Oleh sebab itu mari kita perhatikan hidup kita, apakah kita punya bobot rohani apa tidak. Badai kehidupan akan membuktikan itu. Jika kita adalah Kristen yang memiliki bobot maka badai tidak akan pernah bias menerbangkan kita. Tetapi sebaliknya jika kita adalah Kristen yang tidak memiliki bobot rohani, dengan kata lain Kristen sekam maka ketika badai kehidupan datang, kita akan hilang bersama badai itu.

Lalu, Bagaimana caranya agar kita tidak tenggelam saat menghadapi badai kehidupan kita?
1. Berseru kepada Tuhan

(25) Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."

Orang hanya melihats ebuah badai menerpa dalam kehidupannya dan kemudian merasa takut. Ketika menghadapi masalah yang merupakan sebuah badai, yang dipandangnya adalah masalah sehingga ketakutan melanda dirinya karena menganggap badai itu akan membinasakannya. Sama seperti para murid Yesus yang ketakutan karena memandang badai besar melanda perahu mereka sehingga lupa bahwa Yesus ada bersama mereka dan lupa bahwa Yesus adalah Tuhan. Hal ini mengakibatkan mereka berkata : "Tuhan, tolonglah, kita binasa." (ayat 25).

Badai seringkali membuat kita menjadi takut dan lupa bagaimana cara menyelamatkan diri, masalah seringkali membuat kita lupa bahwa ada Yesus yang selalu bersama kita yang sanggup memberikan jalan keluar, angin rebut seringkali membuat orang percaya hilang rasa percayanya dan lain sebagainya. Ingatlah, kalau badai dating menerpa kehidupan kita, jangan pernah takut menghadapinya karena Yesus selalu ada bersama dengan kita, berserulah kepada Tuhan di dalam doa, permohonan dan ucapansyukur dan percayalah bahwa cepat atau lambat badai pasti berlalu.

2. Percaya kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tidak bimbang

(26) Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

Kata “Kurang percaya” dalam ayat ini, di terjemahan aslinya, yaitu bahasa Yunani adalah ὀλιγόπιστος – oligopistos (ol-ig-op'-is-tos); berasal dari kata oligos dan pistis. Artinya adalah iman yang kecil.

Seringkali kita sudah melihat banyak mukjizat dalam kehidupan kita (bernafas, kebutuhankitatercukupi setiap hari, dll) tetapi kita masih saja memiliki iman yang kecil bila kita sedang dihadapi masalah yang terlalu besar. Kita khawatir terus menerus dengan masalah yang sedang kita hadapi.Orang yang khawatir adalah orang yang memiliki iman yang kecil, seperti orang yang tidak mengenal Tuhan. Orang seperti ini termasuk Ateis Praktis, dia percaya kepada Tuhan tetapi bila ada masalah tidak percaya kepada kuasa Tuhan, dia lupa yang memberikan nafas hidup itu adalah Tuhan yang Maha Kuasa.

Karenaitu orang yang seperti iniadalah orang yang fokus hanya pada masalahnya bukan kepada Tuhan. Ingat, Tuhan yang kita sembah adalah Allah Maha Kuasa, Dia sanggup memulihkan kehidupan kita.

Oleh sebab itu jika badai dating menghampiri kehidupan kita, marilah kita berseru kepada Tuhan, hidup di dalam firman Tuhan dan menyerahkan segala persoalan kita kepada Tuhan bukan hanya berseru tetapi kita juga harus percaya dengan sungguh-sungguh dan tidak bimbang, karna Tuhan pasti akan menenangkan badai kehidupan kita, kita akan menjadi seperti burung rajawali yang akan terbang semakin tinggi, berlari tidak menjadi lesu dan berjalan tidak menjadi lelah.

Dengan penyertaan dan kekuatan dari  Kristus, kita akan senantiasa mendapat kekuatan baru dalam menjalani kehidupan ini dengan segala pergumulan dan dimampukan melewati badai kehidupan yang menghadang kita. Kita tidak akan pernah kalah atau tenggelam dengan masalah/ badai kehidupan kita selama kita terus melibatkan Tuhan dalam kehidupan kita setiap hari, karena Tuhan Yesus Kristus mampu menyelesaikan semua masalah dalam kehidupan kita.Amin.

Chrisye pernah mempopulerkan lagu "Badai pasti Berlalu". Pesan lagu ini sangat kuat, penuh pengharapan dan penuh keyakinan bahwa sesulit apapun masalah yang terjadi dalam hidup ini, maka suatu saat badai itu pasti akan berlalu! Dalam hidup ini,

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "MELAWAN BADAI KEHIDUPAN DAN MENGATASI RASA TAKUT BERSAMA TUHAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel