MENGANDALKAN KEKUATAN TUHAN DI TENGAH PERGUMULAN
MENGANDALKAN KEKUATAN TUHAN
2 Tawarikh 20:1-4
Ev. Sisca Elvinif Pebriani S.Th
2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
4 Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.
Dalam kehidupan kita, seringkali kita mengalami rasa takut/ketakutan. Pemicu dari ketakutan yang kita alami pun beragam, misalnya: takut kehilangan pekerjaan, takut usaha/bisnis yang digeluti mengalami penurunan pendapatan, takut kehilangan orang yang kita sayangi, dan masih banyak problem hidup yang kita alami termasuk kesehatan, keturunan, masa depan dan bahkan pelayanan.
Sebagai manusia biasa, ketika kita diperhadapkan dengan beragam problema tersebut, seringkali kita menjadi ciut dan takut.Keberanian kita seakan-akan sirna dan kekuatan kita seakan-akan tidak bisa menopang kita.Apa yang bisa kita andalkan dalam situasi normal, seakan-akan tidak dapat membantu kita ketika kita berada dalam masa krisis.Dalam hidup kita pasti mengalami dan menghadapi berbagai tantangan yang menghadang kita. Setiap manusia pasti tidak lepas dari yang namanya masalah, tapi masalah hidup yang kita alami tidak akan pernah melebihi kekuatan kita. Dari 2 Tawarikh 20:1-37 ini kita dapat belajar dari seorang raja yang bernama Yosafat bagaimana Dia mengandalkan kekuatan Tuhan dalam menghadapi masalah yang dia alami.
Yosafat adalah seorang pemimpin besar.Dia adalah raja di Israel. Tentu sebagai pemimpin, ia memiliki kemampuan dan juga skill serta pengetahuan yang memadai. Sebagai raja, tentu ia memiliki pasukan special, tentara yang terlatih dan siap untuk bertempur. Ada dukungan kuat dari rakyat yang dipimpinnya, yaitu bangsa Israel.Dan tidak ada alasan bagi Yosua untuk takut dalam menghadapi musuh. Karan ia punya cukup keberanian dan memiliki perlengkapan yang memadai serta pasukan dan tentara yang hebat yang bisa dikerahkannya untuk menghadapi musuh yang datang menyerang mereka.
Namun, hal menarik disini yang bisa kita perhatikan, bahwa semua yang bisa diandalkan, yang bisa digunakan dan bisa dikerahkan untuk menghadapi musuh, sepertinya tidak dapat dilakukan oleh Yosafat sebagai seorang raja. Pasukan elite, tentara dan pasukan berkuda bahkan segenap bangsa Israel pun tidak membuat nyali Yosafat sebagai raja kuat. Justru sebaliknya, ketika Yosafat mendengar berita bahwa musuh mereka yaitu bani Moab dan bani amon bersama pasukan orang meunim datang untuk menyerang, yosafat mengalami gangguan psikologis dan mental yang luar biasa, ia menjadi lemah dan dirundung ketakutan. Meski demikian, Yosafat tidak dikuasai oleh ketakutannya, ia melakukan suatu tindakan yang membawanya kepada suatu kemenangan.
Bagaimana tindakan Yosafat dalam menghadapi masalah yang ia alami?
1. Mencari Tuhan (2 Tawarikh 20:3)
Didalam ketakutannya terhadap musuh yang sedang menuju untuk menyerangnya, Yosafat mengambil tindakan mencari Tuhan.“Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan.” (Ayat 3a)
Yosafat tahu bahwa hanya Allah saja yang dapat menolong hidupnya dan dia tidak mampu menghadapi hal ini sendirian.Ia juga memerintahkan bangsanya untuk mencari Tuhan. Sehingga seluruh bangsa Israel mencari Tuhan.dalam mencari Tuhan, Yosafat mengakui bahwa Allah yang berkuasa memiliki alam semesta (2 Tawarikh 20: 6). Artinya Allah memiliki kuasa juga untuk menolong hidup mereka.Karena tindakan Yosafat mencari Tuhan maka mereka menang.
Kisah Yosafat ini mengajarkan kepada kita, bahwa saat menghadapi masalah, tindakan yang harus kita lakukan adalah mencari Tuhan.Kekuatan kita terbatas, dan hanya Allah yang dapat memberi pertolongan kepada kita. Saat kita mencari Dia, maka Tuhan akan memberi pertolongan kepada kita. Sehingga kita dapat melewati masalah hidup yang kita alami.Orang Kristen yang tidak mau mencari Tuhan saat menghadapi masalah, adalah orang yang sombong. Sebab artinya, ia mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehingga tidak akan ada jalan keluar yang ia peroleh, justru semakin banyak rintangan yang ia hadapi.
Seperti kisah raja Yosafat.Allah membuat musuh-musuhnya saling berperang.Jika dipikir secara manusia, hal ini tidak mungkin terjadi.Tetapi saat kita mencari Tuhan dan menyerahkan masalah kita kepada-Nya, maka Allah bertindak.Bahkan tindakan Allah tidak dapat terselami oleh pikiran kita. Di dalam Yesaya 55:6, Yesaya menulis; ”Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!.” Tuhan senantiasa bisa ditemui kapanpu, dimanapun, dan dalam situasi dan kondisi bagaimanapun. Oleh karena itu mari kita mencari Tuhan dalam menghadapi masalah yang kita alami, maka Tuhan akan memberikan kekuatan dan keberanian dalam kita menghadapi masalah yang kia alami.
2. Berpuasa (2 Tawarikh 20:3)
Puasa merupakan ungkapan duka (Hak. 20:26) dan bukan merupakan kebiasaan agama di kalangan masyarakat pasca-pembuangan (terkecuali tersirat di Im. 16:29-31).Namun sejak zaman Samuel, kebiasaan berpuasa ini telah dipakai untuk menekankan kesungguhan dari doa-doa yang dipanjatkan umat Allah ketika berhadapan dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak (I Sam. 7:6; bdg. Kis. 13:2).
Yosafat memerintahkan rakyatnya untuk berpuasa.Hal ini menandakan bahwa mereka tidak memiliki kekuatan apapun untuk melawan musuh mereka dan mereka hanya mengandalkan Tuhan saja.
Untuk melihat kuasa Allah, kita tidak hanya berdoa, tetapi juga berpuasa.Berpuasa merupakan tindakan iman kita kepada Tuhan. Dan jika kita melakukan hal ini dengan sungguh-sungguh, maka kuasa Allah pun akan melawat hidup kita.
Jadi dalam menghadapi masalah hidup, kita tidak perlu takut sebab Allah akan menolong setiap persoalan kita. Tetapi dalam mengalami pertolongan Tuhan, harus ada yang kita lakukan.Tindakan yang harus kita lakukan adalah mencari Tuhan dengan berpuasa.
3. Mengakui kebesaran Tuhan
Tidak mudah orang mengakui kelemahan dan keterbatasan diri, terlebih bagi mereka yang punya harta kekayaan, jabatan atau kedudukan tinggi, yang cenderung bermegah dengan apa yang dimilikinya. Meski menjadi seorang raja, Yosafat tidak membangga-banggakan diri, justru ia mengakui keterbatasan, kekurangan & kelemahan dirinya serta mengakui kebesaran Tuhan. “Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga?Bukankah Engkau menerintah atas segenap kerajaan bangsa?Kuasa dan Keperkasaan ada di dalam tanganMu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.”(Ayat 6).
Dalam menghadapi persoalan kita pun harus merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa hanya Dialah yang sanggup menolong dan menyelesaikan segala persoalan bagi kita, tak peduli betapa dahsyat persoalan itu.
FirmanNya berkata,”dan umatKu, yang atasnya namaKu disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajahKu, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14). Ketika kita merendahkan diri dihadapan Tuhan, mencari wajahNya dalam menghadapi persoalan, pergumulan hidup maka Tuhan akan memulihkan keadaan kita.
4. Berseru sampai Ia bertindak
“Dan kami akan berseru kepadaMu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.” (2 Tawarikh 20:9b). disini Yosafat terus menerus berseru kepada Tuhan dan memohon belas kasihan Tuhan dengan mengakui bahwa ia tidak berdaya menghadapi musuh. “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepadaMu.” (2 Tawarikh 20:12b).
Ketika kita mengalami kesesakan, ketika kita mengalami pergumulan dalam kehidupan rumah tangga kita, usaha pekerjaan kita, kesehatan kita atau apapun pergumulan yang kita alami, biarlah mata kita hanya tertuju kepada Tuhan, bukan kepada masalah atau situasi yang kita alami.Jangan kita sekali-kali mengandalkan kekuatan kita sendiri dan jangan kita tawar hati.Amsal 24:10 berkata,”Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.”Mari kita berdoa dengan penuh iman, berseru hanya kepada Tuhan, karena Dia adalah Tuhan yang perkasa, Tuhan Sang panglima perang. Bersama Tuhan kita pasti sanggup menghadapi setiap pergumulan, persoalan & permasalahan dalam kehidupan kita dan kita pasti akan meraih kemenangan bersama dengan Tuhan. Pergumulan dapat teratasi bukan karena kuat dan hebat kita, tetapi karena Tuhan turun tangan dalam menghadapi pergumulan yang kita alami.
5. Menaikkan syukur (2 Tawarikh 20:22)
Bersyukur dalam kesesakan memang bukan hal yang mudah, namun Tuhan menyukai hal itu dan kita bisa melakukannya itu semua karena Kasih-Nya yang dahsyat.
Kita bisa melihat raja Yosafat, dia mengajak seluruh bangsanya untuk membentuk kelompok paduan suara untuk memuji Tuhan & menaikan syukur kepada Tuhan! Mereka mengangkat para penyanyi dan pemuji lalu mengutus mereka untuk ditempatkan di barisan depan. “Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” (ay 21).
Kita mungkin dengan cepat menganggap hal ini sebagai sebuah keputusan yang aneh dalam menghadapi perang (lah orang mau berperang kok bukannya siap2 tapi malah memuji Tuhan, menaikan syukur kepada Tuhan), tetapi iman mereka percaya sepenuhnya kepada Tuhan sehingga mereka tahu bahwa apa yang terpenting bagi mereka adalah menyatakan ucapan syukur mereka dan memuliakan kebesaran Allah lebih dari apapun.
Dan ketika mereka mulai menyanyikan puji-pujian, terjadilah keajaiban seperti yang dijanjikan Tuhan itu. “Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.” (ay 22). Alkitab tidak mencatat adanya pasukan Yehuda yang gugur.Tapi Alkitab jelas mencatat bahwa tidak satupun musuh yang luput.Dan itu terjadi tanpa mereka perlu bertempur. “Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang penduduk pegunungan Seir hendak menumpas dan memunahkan mereka.Segera sesudah mereka membinasakan penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh. Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.” (ay 23-24).
Tidak itu saja, tapi merekapun kemudian mendapat jarahan yang sangat banyak.Saking banyaknya sampai-sampai mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk mengangkut ternak, barang berharga dan pakaian untuk dibawa pulang. (ay 25). Lihatlah bagaimana puji-pujian mendahului kemenangan dan membawa hasil yang luar biasa mengatasi batas logika dan pikiran kita.Bangsa Yehuda dibawah pimpinan Yosafat memperoleh kemenangan besar, dan semua itu dimulai dengan pengambilan keputusan yang benar yaitu dengan mengandalkan kekuatan Tuhan melalui pujian & menaikkan syukur kepada Tuhan.
Melalui raja Yosafat kita dapat belajar bahwa di dalam menghadapi pergumulan, problema, permasalahan kita tetap mengandalkan kekuatan Tuhan bukan mengandalkan kekuatan kita yang terbatas dengan cara mencari Tuhan, berpuasa, mengakui kebesaran Tuhan,
Berseru kepada Tuhan sampai Tuhan bertindak, dan tetap menaikan syukur kita kepada Tuhan. Maka kita akan memperoleh kemenangan dari setiap pergumulan, problema & masalah yang kita hadapi. Amin.
0 Response to "MENGANDALKAN KEKUATAN TUHAN DI TENGAH PERGUMULAN"
Post a Comment