PEMAHAMAN SURAT 1 YOHANES

 SURAT 1 YOHANES

A. Latarbelakang
1 Yohanes ditulis pada akhir abad pertama atau awal abad kedua. Jemaat Kristen perdana merumuskan apa ciri khas anak-anak Allah yang sejati. Berbagai aliran keagamaan bermunculan dan cukup menonjol adalah aliran Gnostik, yang berpandangan bahwa dunia materi adalah jahat, sedangkan dunia Rohani adalah baik. Menurut para penganut aliran Gnostik, tujuan hidup manusia adalah mempeoleh pengetahuan khusus yang akan membebaskan diri mereka dari dunia yang nyata ini. Itulah pengetahuan yang tertinggi, yang akan memisahkan manusia dari dunia yang jahat ini. Akan tetapi, penulis 1 Yohanes memperlihatkan bahwa Allahlah yang memciptakan dunia ini. Allah telah mengutus Yesus untuk membebaskan dunia dari kejahatan dan mempersatukan dunia ini dengan Allah.

B. Penulis
Menurut Samuel, surat ini tidak memperkenalkan dirinya, sehingga dokumen ini diturunan secara anonim(tanpa nama). Mungkin para pembaca saat itu tidaklah begitu sulit untuk mengenal siapa penulis surat ini. Tetapi sangatlah sulit bagi pembaca saat ini untuk mengenal siapa penulis surat ini. 

Pada Tahun 200 M, Irenius mengatakan bahwa tulisan ini adalah hasil karya Yohanes, karena ada beberapa alasan:
1. Cara berfikir penulis mirip dengan cara berfikir penulis Injil Yohanes, yaitu seputar pokok ysng hendak disoroti dari berbagai segi.
2. Bahasa Yunani dan gaya bahasa yang dipakai sangat dekat. Banyak kosakata dan istilah dalam Injil Yohanes yang juga terdapat dalam Injil Yohanes.
3. Teologi surat 1 Yohanes sangat berdekatan dengan teologi Injil Yohanes. Injil Yohanes merupakan tulisan yang hendak memperdalam iman umat dan membelanya terhadap orang luar(orang Yahudi). Sedangkan, 1 Yohanes mau meyelamatkan iman umat dari rongrongan orang Kristen yang berasal dari jemaat sendiri. 

Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (misal. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes. 

Tulisan ini biasanya disebut “surat”, tapi ia tidak mempunyai alamat ataupun tanda tangan. Sebenarnya sifat-sifat umum dari suatu surat hampir tidak nampak, sehingga beberapa orang beranggapan bahwa Istilah “surat” disini harus dipandang sebagai judul kehormatan. Mereka lebih menganggapnya sebagai khotbah dari pada surat. Namun demikian disana-sini muncul bagian-bagian yang membenarkan kita menganggapnya sebagai surat yang sungguh (2:1,26) walaupun sifat-sifat yang agak tidak biasa. Barang kali menjelaskan yang dapat diberikan ialah, bahwa semula ia dialamatkan kepada lebih dari satu persekutuan.  

Menurut pandangan tradisional, surat ini adalah karya Rasul Yohanes. Tidak ada penulis lain yang dipikirkan pada zaman purba. Nada wibawa yang menandai seluruh surat ini cukup meyakinkan dari berbagai pandangan. Telah dipertimbangkan bahwa hanya tokoh dengan kaliber rasul yang dapat menulis surat demikian tanpa menuliskan namanya. Penulis merupakan saksi mata dari setidak-tidaknya beberapa hal yang dilakukan oleh Yesus (1:1-3), pandangan yang mengatakan bahwa “kami” disini menunjukan secara umum kepada semua orang Kristen, atau yang sudah mengatakan bahwa ungkapan tersebut adalah sekedar semboyan penulisan, nampaknya tak dapat diterima.

C. Waktu dan Tempat Penulisan
Mengingat jenisnya ajaran sesat yang ada disurat ini, agaknya surat ini harus ditempatkan pada tahun penghabisan waktu Yohanes tinggal di Efesus. Jadi kurang lebih tahun 90 M keatas.  Yang menjadi tema dari surat 1 Yohanes ini adalah kebenaran.
Menurut Samuel Benyamin Hakh, waktu penulisan surat 1 Yohanes ini hanya bersifat hipotesis. Dalam 1 Yohanes, dapat memperoleh suatu kesan yang kuat bahwa  penulis ingin membendung pemahaman iman yang dinilai sesat dan bertolak belakang dari tradisi Yohanes, yang sangat menekankan keilahian Yesus, sehingga ciri kemanusiaanNya kurang nampak.

D. Tujuan
Maksud dari penulisan surat ini adalah untuk melawan ajaran sesat yaitu Gnostikisme, terutama Doketisme. Ciri utama ajaran sesat yang dilawan adalah penyangkalan bahwa Yesus adalah Kristus. 

Duyverman mengatakan bahwa, maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
1. Untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu.
2. Untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yohanes 1:4) dan kepastian (1Yohanes 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yohanes 4:15; 1Yohanes 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yohanes 2:20; 1Yohanes 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.

E. Survei
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yohanes 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (1Yohanes 2:18-19,22-23, 26; 1Yohanes 4:1,3,5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak. 

Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yohanes 1:3--2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
1. Ujian kebenenaran rasuli mengenai Kristus (1 Yohanes 1:1-3; 1 Yohanes 2:21-23; 1Yohanes 4:2-3,15; 1Yohanes 5:1,5,10,20).
2. Ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yohanes 2:3-11; 1Yohanes 5:3-4).
3. Ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yohanes 1:6-9; 1Yohanes 2:3-6,15-17,29; 1Yohanes 3:1-10; 1Yohanes 5:2-3).
4. Ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yohanes 2:9-11; 1Yohanes 3:10-11,14,16-18; 1Yohanes 4:7-12,18-21).
5. Ujian kesaksian Roh (1Yohanes 2:20,27; 1Yohanes 4:13; 1Yohanes 5:7-12).

F. Ciri-ciri khas
Lima ciri utama menandai surat ini:

1. Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
2. Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. parakletos) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yohanes 2:1-2; bd. Yohanes 14:16-17,26; Yohanes 15:26; Yohanes 16:7-8).
3. Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
4. Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
5. Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".  

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "PEMAHAMAN SURAT 1 YOHANES"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel