YESUS MEMPELAI PRIA DAN GEREJA/UMAT MEMPELAI WANITA

PENDAHULUAN
Hanya Injil Matius yang mencatat perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Matius dengan sengaja menempatkan perumpamaan ini sesudah percakapan Yesus tentang akhir zaman. Di bagian terakhir dari percakapan tersebut Yesus berbicara tentang suatu pemisahan antara mereka yang dipilih, berjaga-jaga, dan setia, dan mereka yang tidak. "Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan" (Matius 24:40, 41).
 
Hamba yang setia dan bijaksana diberi kuasa atas semua milik tuannya, tetapi hamba yang jahat diberikan tempat bersama dengan orang-orang munafik (Matius 24:45­51). Jadi di dalam perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh, lima gadis masuk ke dalam rumah mempelai; sedangkan lima yang lain mendapatkan pintu sudah terkunci. Tema tentang pemisahan yang baik dari yang jahat ini dilanjutkan di dalam perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30), dan penjelasan ten tang seorang gembala yang memisahkan domba dari kambing (Matius 25:31-33).

A. Perumpamaan Sepuluh Gadis Yang Biajaksana Dan Yang Bodoh
1. Latar belakang

Pasal ini berbicara mengenai kedatangan anak manusia pada akhir zaman. Ini adalah suatu perumpamaan yang diawali dengan perkataan “pada waktu itu” yang artinya bahwa pada saat kedatangan anak manusia dalam kemuliaan-Nya, kiasan ini dipakai untuk mencirikan masa keselamatan sempurna yang akan mulai pada akhir zaman.[1]
 
Jadi penulis berpendapat bahwa, dari Matius 25:1-13 ini berbicara dengan kadatangan Yesus Kristus yang kedua kali ke dunia pada akhir zaman, dan ini juga menyangkut keselamatan sempurna yang akan dimulai  pada akhir zaman itu.

2. Defenisi perumpamaan  kerajaan sorga
Bahwa yang digambarkan secara umum adalah kerajaan surga, bagian lahiriah dari kerajaan Kristus, serta memerintahkan dan keberhasilannya.  Dan perumpamaan ini telah menunjukkan kepada kita bagaimana kerajaan itu diterima pada saat ini. Sebagaimana yang telah digambarkan pada pasal 13. Dan dalam pasal ini  ditunjukkan bagaimana jadinya rahasia Allah diakhiri dan kerajaan itu diserahkan kepada Bapa. 
 
Pelaksanaan perintah Kristus terhadap mereka yang siap dan yang tidak siap pada hari yang mulia itu bisa digambarkan melalui perumpamaan ini. Orang-orang yang mengaku percaya ke Kristenan diibaratkan seperti sepuluh gadis ini, dan kelak mereka akan dibedakan dengan cara demikian pula.[2]
 
Jadi dalam bagian ini penulis berpendapat, bahwa kerajaan Allah itu diupamakan sepuluh gadis ini, tetapi barang siapa yang mengaku dengan mulutnya dan dengan hatinya, diibaratkan sepuluh gadis tersebut. Tetapi bagaiman sikap mereka yang telah mengaku Kekristenan siap atau tidak siap masuk kerajaan Allah.

3. Gambaran penjelasan perumpamaan
Jaman dulu ada suatu kebiasaan yang kadang-kadang dilakukan diantara orang-orang Yahudi pada peristiwa perkawinan. Yaitu mempelai laki-laki datang. Dengan ditemani sahabat-sahabatnya, pada jauh malam kerumah perempuan pengantin. Yang menantikannya sang penganting perempuan ada pemberitahuaan  bahwa mempelai laki-laki sudah hampir tiba, para penganting perempuan ini harus pergi menyongsong kedatangan laki-laki dengan membawa pelita untuk menerangi jalan mempelai laki-laki menuju rumah pengantin perempuan dengan disertai berbagai upacara dan acara resmi, peristiwa ini biasanya ditugaskan sepuluh orang gadis.[3]

4. Konteks perumpamaan
Yesus menceritakan sebuah kisah tentang sepuluh gadis pengiring penganting yang menurut kebiasaan pernikahan setempat pada waktu itu, menyatakan diri menyambut kedatangan mempelai laki-laki. Pada zaman Yesus pernikahan biasanya terjadi pada usia yang masih muda, karna kemantangan sekssual dicapai pada usia belasan tahun, pernikahan di Israel dikontrak pada pertengahan usia belasan tahun merupakan kebiasaan bagi seorang wanita dikelilingin oleh sepuluh pengurung seperti teman-teman dekatnya dan seumuran dengan pengantingnya.[4] 
 
Jadi penulis berpendapat bahwa, Yesus menceritakan perumpamaan ini sesuai dengan yang terjadi atau kebiasaan-kebiasan  yang terjadi pada masa itu, sebagai pengantin perempuan dan laki-laki.
 
Lima gadis pengiring yang bodoh telah tiba di rumah penganting wanita tanpa persiapan apa-apa, mereka lalai membawa minyak tambahan, kepentingan mereka membawa obor yang mereka bawa apa bila kehabisan minyak. Sayangnya mereka tidak menyadari kelalaian yang sangat fatal itu.
 
Penganting laki-laki tertunda kedatangannya penundaan mungkin disebabkan oleh tawar menawar tetang mas kawin yang belum selesai. Tradisi ini berbicara dengan pemberian hadiah oleh keluarga pengantin laki-laki kepada penganting keluarga perempuan.[5]

5. Ajaran etika dari perumpamaan
Supaya orang percaya memperhatikan dan berjaga-jaga atas kehidupan rohaninya, tidak asal sekedar bermain dan beribadah kepada Tuhan, karna kapan waktunya datang kembali tidak ada yang tau. Dari pengajaran ini yang terutama adalah soal kualitas persiapan kesepuluh gadis dalam penyambutan mempelai laki-laki, kelima gadis datang dengan keadaan yang kurang siap persiapan minyak tidak diperhitungkan, karna dinamai gadis bodoh. Implikasinya, Yesus menekakankan agar orang-orang percaya melakukan persiapan dengan baik dalam menyambut kedatangan Yesus kedua kalinya.[6]
 
Jadi penilus berpendapat bahwa, kesepuluh wanita itu sebenarnya  baik, lima gadis yang hilang kesempatan mengikuti pesta pernikahan adalah diluar keinginannya dan ini adalah karena kesalahan sendiri.

B. Sikap Gadis Yang Bijaksana Dan Yang Bodoh
Kelima gadis yang bijaksana memperhitungkan kemungkinan terlambat kedatangan mempelainya, maka mereka akan menyapkan minyak tambahan. Sedangkan kelima gadis bodoh itu lalai dan bahkan tertidur dari pada menyapkan minyak cadangan pelitanya. Maka ketika mempelai diberitakan datang, minyaknya habis. Ia akan meminjam temannya tetapi tidak ada yang memberinya karna kelima gadis yang bijaksana juga kuatir kalau dipinjamkan, maka minyak pelitanya sendiri tidak akan cukup karna setiap orang akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri[7]
 
1. Mengenal mempelai laki-laki atau Kristus sebagai Raja atas semesta
Tuhan Yesus Kristus raja atas alam semesta, pemerintahan providensi dan Yuridis-Nya atas segala sesuatu dalam hubungan dengaqn Gereja. Sebagai Raja semesta, sang pengantara pimpinan dan menentukan setiap pribadi individu, dari kelompok sosial,dan bangsa-bangsa untuk menentukan pertumbuhan, penyucian sedikit demi sedikit dan kesempurnaan akhir dari umat-Nya yang telah ia tebus dengan darah-Nya dalam hal itu ia juga melindungi mereka dari bahaya yang selau menghadang mereka dalam dunia ini, dan menyatakan kebenara-Nya atas musuh-musuh yang berusaha menyerang. Dalam keadaan manusia sebagai Raja ini kita jumpai restorasi permulaan dari keadaan manusia sebagai Raja.[8]
2. Kristus sebagai Raja rohani yang durapi
Keadaan Kristus sebagai raja atas alam semesta berada dibawa keadaan-Nya sebagai Raja secara rohani. Sebagai raja yang diurapi, Kristus menentukan Kerajaan-Nya yang rohani, memerintah dan melindungi dari kekuatan jahat. Dan keadaan Kristus sebagai Raja ini akan berlangsung sampai pada saat  kemenangan atas musuh-musuhNya secara sempurna juga setelah maut dikalahkan.[9]

C. Mempelai Laki-Laki Kedatangan Yang Kedua
Para nabi tidak terlalu jelas membedakan kedua kedatangan Kristus, dan Tuhan Yesus sendiri dan para rasul dengan baik menjelaskan bahwa kedatangan-Nya yang pertama akan segera disusul dengan kedatangan-Nya yang kedua. Menjelang akhir pelayanan-Nya di dunia, lebih dari sekali Tuhan Yesus membicarakan kedatangan-Nya kembali, lebih dari itu juga para Rasul juga membicarakannya berulang-ulang kali, sejumlah istilah dipakai untuk menunjukan peristiwa besar ini menunjukan untuk memandang Kristus.[10]
 
1. Arti dari perumpamaan
Kesimpulan dengan diberikan oleh Tuhan Yesus untuk perumpamaan ini sederhana dan tepat, karena itu, berjaga-jagalah tidak tau akan hari maupun akan saatnya  dengan jelas ia menunjukan kepada diri-Nya sendiri dan di dalam perumpamaan ini dia mengajarkan kedatangan-Nya kembali, dialah yang mempelai laki-laki, Dialah orang yang akan datang itu. Berulang kali selama ia mengajar Dia berbicara mengenai mempelai laki-laki. Pengajaran akan Kristus Yesus akan mengeluarkan mereka yang gagal melakukan kehendak Allah Bapa dari kerajaan suga. Pada hari kedatangan Tuhan Yesus mereka akan memanggil nama-Nya dan menunjukan perbuatan-perbuatan religius mereka, tetapi karna kegagahan mereka melakukan kehendak Bapa, mereka tidak mendapat bagian dari kerajaan Allah[11]
 
2. Perumpamaan pengajaran bagi gereja atau keseluruh rumah Tuhan
Sebenarnya kesepuluh gadis itu semuanya menyangin mempelai sehingga mereka menyambut undangan datang dengan pelitanya, menanggapi dengan gembira, namun mereka tidak menyadari kelemahan tubuhnya. Gadis tersebut lupa dirinya berbeda dengan mempelai Kristus Yesus dapat datang kapan saja tanpa diduga. Orang Kristen suka berpikir soal kejadian mendatang tidak perlu dipikrkan dan dipersiapkan sekarang, biarlah itu urusan nanti saja.[12]
 
Jadi penilus berpendapat bahwa, perumpamaan ini menggaris bawahi tangggung jawab tiap-tiap orang atas persediaan minyaknya. Artinya tiap-tiap orang wajib benar-benar siap untuk menyongsong Kristus.
Pasal ini berbicara mengenai kedatangan anak manusia pada akhir zaman. Ini adalah suatu perumpamaan yang diawali dengan perkataan “pada waktu itu” yang artinya bahwa pada saat kedatangan anak manusia dalam kemuliaan-Nya, kiasan ini dipakai untuk mencirikan masa keselamatan sempurna yang akan mulai pada akhir zaman

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diberikan oleh Yesus untuk perumpamaan ini sederhana dan tepat: "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Dengan jelas Dia menunjuk kepada Diri-Nya sendiri dan di dalam perumpamaan ini Dia mengajarkan tentang kedatangan-Nya kembali. Dialah mempelai laki-laki: Dialah orang yang akan datang itu. Berulangkali selama mengajar Dia berbicara tentang mempelai laki-laki.
 
Mengenai pertanyaan mengapa murid-murid-Nya tidak berpuasa, Yesus menjawab, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa" (Matius 9:15). Lagipula, akhir dari perumpamaan ini merupakan gema yang jelas dari pengajaran Yesus yang dicatat di dalam Matius 7:21-23 [14].

[1] DR.J.T. NIELSEN, Kitab Matius, Jakarta, (Gunung Mulia, 2009). Hlm. 58
[2] Malthew Hnry, Injil Matius, Surabaya(Momentum, 2008). Hlm. 1288
[3] Ibid.., Hlm1289
[4] Simon J. Kistemaker, Perumpamaan – Perumpamaan Yesus, Malang, (Depertemen Literatursaat, 2003) Hlm. 140
[5] Ibid.., Hlm. 143
[6] DR. Korel Sosipater, Etika Perjanjian Baru, (Jakarta, Depertemen Literatur Saa, 2013), Hlm. 140
[7]  Ibid.., Hlm. 257
[8] Louis Berkhof,  Doktrin Kristus, (Surabaya, Momentum, 1996), Hlm. 242
[9] Ibid..,244
[10] Louis Berkhof, Doktirin Kristus. Hlm. 69
[11] Simon J. Kistemaker, Perumpamaan – Perumpamaan Yesus, Malang, Hlm. 145
[12] DR. Korel Sosipater, Etika Perjanjian Baru, Hlm 258
Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "YESUS MEMPELAI PRIA DAN GEREJA/UMAT MEMPELAI WANITA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel