KHOTBAH KRISTEN: ROH YANG MENEGUR KISAH PARA RASUL 5:1-11

Kisah Para Rasul 5:1-11 ini menceritakan tentang kisah Ananias & Safira dan mereka adalah bagian dari Jemaat mula-mula. Pasal 5 ini berkaitan dengan pasal sebelumnya yaitu Kisah Para Rasul 4: 32-37 yang menceritakan kehidupan jemaat mula-mula dimana jemaat mula-mula hidup dengan penuh kasih, saling membangun sebagai tubuh Kristus. Mereka hidup tanpa berkekurangan sebab segala kepunyaan yang ada pada mereka menjadi milik bersama. 

Mereka menjual segala kepunyaannya untuk dibawa dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul dan kemudian dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya masing-masing sehingga “tidak ada seorangpun yang kekurangan.”(Kis. 4:34). Bahkan ada seorang yang bernama Yusuf dan para rasul memanggilnya barnabas, orang lewi dari siprus membawa uang dari hasil menjual tanahnya (Kis. 4:37) dan tentunya itu sangat berarti dalam hidup bersama bagi orang yang membutuhkan.
Diantara jemaat mula-mula itu ada juga Ananias dan Safira, Melihat ada orang asing yang sangat kaya membawa persembahan yang banyak dari hasil menjual tanah mendorong Ananias dan Safira untuk turut pula menjual sesuatu yang mereka miliki.  

Tapi sayang, dengan sepengetahuan isterinya, Ananias menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lagi dibawa dan diletakkan di depan kaki rasul-rasul.  Ananias dan Safira mungkin berharap bahwa persembahan mereka mendapat perhatian dan juga pujian dari jemaat.

Namun rasul Petrus yang dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus mengetahui kejahatan hati mereka, bahkan rasul Petrus berkata:  "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?  Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu?  Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu?  Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."  (Kisah 5:3-4). 

Rasul Petrus menegaskan bahwa pemberiaan segala kepunyaan menjadi milik bersama bukanlah suatu tuntutan/keharusan bukan juga merupakan tekanan bagi jemaat. Lebih baik mereka tidak menjual tanahnya sama sekali dari pada menjaual untuk menahan sebagian dari hasil penjualan tanah tersebut, lebih baik tidak usah memberi jika pemberian itu tidak didasarkan pada ketulusan melainkan untuk mendapat pujian.
Ananias & Safira melakukan suatu tindakan yang salah bahkan fatal,bukan dari jumlah pemberiaan mereka, bukan juga dari segi kuantitas, tetapi mereka tidak menjalankan komitmen iman mereka, mereka telah berdusta, bukan hanya mendustai manusia tetapi mendustai Roh Kudus (Ay. 3) sehingga mereka harus menanggung akibat dari perbuatan mereka yaitu mereka kehilangan nyawa karena suatu kesepakatan dusta yang berujung pada kematian.

Memang ketika kita membaca bagian ini mungkin kita berfikir sungguh tragis apa yang dialami oleh Ananias & Safira, namun perbuatan mereka telah menodai persekutuan jemaat Tuhan yang sedang bertumbuh dengan kesaksian, pemberitaan para rasul tetapi juga karena karya Roh kudus, mereka telah mendustai Roh Kudus, mereka telah mendustai Allah melalui perbuatan mereka, mereka menyalahgunakan kesempatan untuk mendapat pujian bagi diri mereka sendiri. 

 

Dalam pandangan manusia mereka berusaha terlihat baik bahkan menunjukkan pola hidup yang benar, dusta yang disembunyikan dibalik suatu tindakan yang terlihat benar, tetapi di dalam Tuhan tidak ada yang tersembunyi, Tuhan tidak dapat didustai, dihadapan Tuhan semua terlihat dengan begitu jelas. Kita bisa menutupi segala sesuatu dihadapan manusia tetapi tidak dihadapan Tuhan, bahkan Dia sendiri tahu dan mengenal kehidupan kita. Manusia mungkin tidak tahu dan bisa dibohongin tetapi tidak demikian dengan Allah. Jangan pernah kita punya pikiran bahwa Allah tidak tahu. Allah tahu semuanya sampai sedetail-detailnya hidup kita.

Kisah Ananias & Safira memberikan kita pelajaran yang sangat berharga, mengingatkan kita untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mendustai Roh Kudus. Ananias & Safira sudah mendengar firman Tuhan tetapi mengabaikannya, mereka mendengar injil yang adalah kebenaran namun mereka tidak hidup benar, mereka merasakan berkat Tuhan tapi mereka hidup dalam kepalsuan, mereka hidup besama dalam kasih dengan jemaat, tetapi mereka ingin diunggulkan, mencari hormat, tidak memberi dalam kerelaan & ketulusan.
Apa yang dialami oleh Ananias & Safira menunjukkan bahwa Allah melakukan keadilanNya dengan menghukum mereka yang berbuat pelanggaran, tidak ada kompromi dengan dosa. Penghukuman yang Tuhan berikan menjadi peringatan bahwa Tuhan memandang tinggi kekudusanNya. Tidak seorangpun yang boleh mempermainkanNya, Tuhan Allah berdaulat atas kehidupan kita, Ia adalah Allah yang penuh kasih karunia tetapi juga penuh keadilan, ia menghukum orang yang melakukan kesalahan.

Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus menegur Ananias & Safira dengan tegas & keras agar Ananias jujur, tetapi teguran Rasul Petrus tidak membuat Ananias sadar akan ketidakjujurannya bahkan istrinya Safira pun berbuat hal yang sama terhadap Rasul Petrus ketika rasul Petrus datang kembali.(Ay. 7)
Dalam perdebatan antara Ananias & Rasul Petrus, Rasul Petrus tetap menyadari bahwa baik ketika masih terwujud ladang atau berupa uang pemanfaatannya pun merupakan wewenang dari Ananias, tetapi Rasul Petrus hanya meminta pengakuan secara jujur dari Ananias, tetapi Ananias tidak mau jujur, tidak mau menyatakan hal yang sebenarnya.

Sehingga mereka mendapat teguran langsung dari Tuhan sendiri yaitu mereka mengalami kematian.(Ay. 5, 10) mereka tidak menyadari bahwa teguran yang dilakukan oleh Rasul Petrus merupakan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan, tetapi mereka tidak mau mendengar teguran itu sehingga Tuhan langsung yang menegur mereka, teguran Tuhan membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan.

Cara Tuhan menggenapkan rencana-Nya dalam hidup seseorang tak mudah untuk dimengerti.  Adakalanya orang harus mengalami proses, teguran dan hajaran tangan-Nya!  Proses, teguran dan hajaran Tuhan itu bisa berupa masalah, sakit-penyakit, krisis keuangan dan kesulitan-kesulitan lainnya.  

Dalam hal ini bukan berarti Tuhan mempunyai maksud jahat, bukan pula Ia tidak lagi mengasihi kita.  Tuhan harus berlaku keras dan menyatakan murka-Nya karena Ia mendapati kita sudah berjalan melenceng dari rencana-Nya, tak lagi menghiraukan peringatan-peringatan-Nya.  Saat ditegur dan dihajar Tuhan kita benar-benar merasakan perih dan sakit, tapi semua ini mendatangkan kebaikan bagi kita, sebab  "...Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  (Ibrani 12:6).

Adakah bapa di dunia ini akan diam saja ketika melihat anak-anaknya nakal?  Bila tak bisa ditegur dengan cara halus, ia pasti akan menegur keras dan kalau perlu menghajarnya, meski saat menghajar anak-anaknya bapa harus menahan tangis di dalam hati.  Tuhan tahu yang terbaik untuk hidup anak-anak-Nya!  Tuhan menegur dan menghajar kita karena Dia tidak menginginkan kita binasa.  

Di balik teguran dan hajaran-Nya Tuhan punya rencana yang terbaik yaitu supaya kita benar-benar menjadi ahli waris-Nya yang kelak hidup memerintah bersama Dia di sorga.  Jelas sekali bahwa tujuan Tuhan menegur dan menghajar agar supaya kita tidak menjadi anak-anak gampang  (Ibrani 12:8)

Pada masa Ananias dan Safira Tuhan menegur mereka melalui Rasul Petrus, dan dimasa sekarang mungkin ketika kita melakukan kesalahan kita Allah Roh kudus dapat menegur kita melalui sesama kita, melalui hamba Tuhan, ditegur melalui kebenaran firman Tuhan, sebagai umat Tuhan mari kita membuka diri untuk mau terus ditegur  sehingga kita mampu hidup sesuai dengan firmanNya. Ketika kita menempuh jalan yang salah, Roh Kudus berbicara dengan lembut kepada kita untuk mengingatkan!  Janganlah mengeraskan hati bila ditegur dan diperingatkan, sebab hal itu untuk kebaikan hidup kita.

Tuhan harus berlaku keras kepada kita karena Ia tidak ingin kita bermain-main dengan dosa dan mengalami kebinasaan! Amin.

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "KHOTBAH KRISTEN: ROH YANG MENEGUR KISAH PARA RASUL 5:1-11"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel