SEJARAH PERJALANAN BANGSA ISRAEL MASUK KE TANAH PERJANJIAN TANAH KANAAN YANG BELIMPAH SUSU DAN MADUNYA

Dalam bab ke-6 ini dengan dimulai suatu babak baru: bangsa Israel pada waktu itu mereka masuk ke tanah Kanaan, mereka menetap dan berkembang disana, dan mereka menjadi bangsa di atas tanahnya sendiri.  Dalam hal ini juga alkita menyaksikan bahwa ada banyak sumber pengetahuan yang lain di tanah Kanaan itu, dan sumber itu merupakan salah satu tulisan-tulisan bangsa tetangga ataupun hasil pengalian.  

Di dalam hal ini kita juga akan membahas karya sejarah, sebagaiman Albert de Pury katakan, penulisan sejarah menyangku tiga  tujuan: dalam sejarah ini menanyakan bagaiamana kehidupan masa lampau.

Peristiwa yang diceritakan dalam kitab Yosua dan Hakim-Hakim di anggap terjadi pada tahun 1250 (pada waktu keluaran di Mesir) dan 1000 (dan juga perebutan Yerusalem oleh Daud), yakni pada abad ke-12 dan abad ke-11 s.M.  namun penulisan-penulisan tersebut berangsur ada cerita para pahlawan demikian juga ada cerita mengenai catatan batas wilayah pemukiman suku pada waktu itu.  

Menurut Martin Noth kitab Yosua dan kitab Hakim-Hakim melanjutkan kitab Ulangan dan merupakan suatu karya yang sangat besar yang meliputi kitab Samuel dan kitab Raja-raja dan juga mengenai kejatuhan Yerusalem pada tahun 587 s.M.  

F.M Cross beserta aliran yang lainnya membahas atau mengangkat hipotesis bahwa sudah ditulis mengenai suatu karya pada abad ke-7 untuk mendukung pemerintahan Yosia dengan nada nabi yang melawan dosa Yerobeam waktu itu, dan dampak dari akibat melawan Yerobeam dampaknya adalah menyebabkan jatuhnya Samaria jatuh 2Raja-raja 17:1.  Nubuat Natan yang berjanji mengenai tentang tahta Daud tidak akan berkesudahan 2 Samuel 7.  Kedua garis itu menunjuk pada ke pribadian Yosia, yang menghapuskan dosa Yerobeam dengan meniadakan kuil di Betel 2 Raj. 23:17, dia hidup setia menurut cara hidup Daud.

Dalam sejarah masa lampau ini, kini para ahli tetap menyelidiki  Sejarah Deuteronomis dan belum sepakat.  Khususnya Sejarah ini masih diperdebatkan apakah Deuteronomis History  berakhir dengan hukuman belaka, atau membuka kemungkinan baru jika umat bertobat kembali kepada Tuhan. Jadi, sebenarnya pemberian tanah dan pembentukan negara dapat dilihat sebagai anugrah Allah yang hendak membina bangsa pilihan untuk hidup sejatrah dalam persekutuan dengan Dia sebagai umat yang setia. Namun demikian bangsa Israel tidak mendengarkan Tuhan oleh sebab itulah pengalaman bangsa Israel meupakan sejarah yang gagal.

1. Pemberian Tanah Kanaan Dan Tempatnya Di Dalam Kepercayaan Israel
Ketika Allah membawa umatNya keluar dari tanah perbudakan Mesir, Allah mengantarkan mereka kepada negri yang baik, di mana bangsa itu dapat bermukim dan beribadah kepadaNya bahkan berkembang, Exodus jalan keluar dan eisodus jalan masuk dan tak dapat dipisahkan. Pada umumnya pokok tersebut dikalimatkan dalam satu rumus yang tetap “Tuhan memberikan tanah kepada Israel”.  

Tuhan bertindak sebagai pokok kalimat atau objek. Apa yang Allah lakukan dan yang dikatakan dengan kata kerja “memberi”, dan kata kerja itu dapat dipakai dalam bentuk lampau.  Obkek yang diberikan yang dimaksud disini adalah  “tanah yang berlimpah susu madunya”.

Tanah itu diberikan kepada bangsa Israel atau Abraham Yakub atau suatu suku dan angkatan. Dan tanah itu selalu dimaksudkan sebagai milik bersama.  Rumus ini memainkan peran yang penting dalam janji Tuhan kepada bapa leluhur, yang dapat digabungkan dengan janji akan keturunan yang banyak Kejadian 12:7. Dalam ajaran yang disampaikan oleh musa atau yang ditempatkan di dalam mulutnya, pemberian tanah sesuai dengan atau berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan Kel. 12:25.

Kita juga dapat menyaksikan tentang tanah yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel, dalam nubuat pun tanah ini menjadi unsur penting untuk menghukum bangsa Israel karena menyalahgunakan tanah yang sudah mereka terima dari Tuhan Bil.20:12. Akhirnya, banyak cerita tentang tokoh-tokoh tertentu atau sejarah umat mengingatkan akan pemberian tanah itu Bil.13:2. Penilaian pokok tentang tanah Kanaan sebagai tema yang berdiri sendiri belum lama diakui dalam karya teologi Perjanjian Lama.  

Engkau telah membawa umatMu bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dan dengan kekuatan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedasyatan yang besar. Dan Engkau yang memberikan mereka tanah dan negri ini, seperti yang telah Kau janjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka, seperti tanah yang berlimpa susu madunya Yer. 32:21-22.  

Jadi, kedua ayat ini menampakkan hubungan antara pemberian tanah dan keluaran dari Mesir.  Teologi Perjanjian Lama 1 dan III, serta janji kepada leluhur bab II dan penggenapannya sampai kepada zaman Yosua.  

Aku menuntun kamu keluar dari Mesir dan memimpin kamu selama 40 tahun lamanya di padang gurun supaya kamu menduduki negri orang Amori.  Bangsa Israel di mana mereka hidup semata-mata bergantung kepada Tuhan dan mereka diantarkan kepada hidup yang baik.  

2. Tuhan Sebagai Pahlawan Perang  
Sebelum pembebasan ketika dikejar oleh tentara Mesir, Musa mengatakan jangan takut berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang diberikan hari ini kepadamu, orang Mesir yang kamu lihat hari ini, kamu tidak akan melihatnya lagi untuk selama-lamanya. Karna Tuhanlah yang berperang untukmu, dan kamu diam saja karna Tuhanla yang berperang yang melawan tentara Mesir Kel. 14:13-14. Tentang ini, para tentara Mesir mengalami ini juga sehingga mereka berkata “marilah kita bergi meninggalkan orang Israel sebab TUHANlah yang berperang melawan Mesir” Kel. 14:25.  

Pada waktu itu, ketika bangsa Israel diserang oleh suku Amelek di gurun, Yosua disuruh dan berkat pertolongan Tuhan dan mengalahkan mereka sihingga Musa mengambil kesimpulan dan berseruh Tangan di atas panji-panji Tuhan, Tuhanmelawan orang Amelek turun-temurun Kel.17:15. Yang dimaksudkan dengan panji itu tidak diketahui, namun demikian yang dimaksudkan dengan panji itu ialah lambang kehadiran Allah.  Untuk itu bangsa Israel memahami bahwa pembebasan dari Mesir dan pembelaan di padang gurun, bagaimana pertempuran yang terjadi kemudian di tanah Kanaan.  Tanah itu jatuh kedalam tangan bangsa Israel oleh karena tangan Tuhan yang bertindak dan tangan Tuhan yang berkuasa untuk mengalahkan para lawan Israel.  
Untuk itulah Musa mengatakan “Tuhan Allamulah yang berjalan di depanmu, Dialah yang berperang melawan lawanmu sama seperti yang terjadi saat mengalahkan lawanmu di Mesir, di depan matamu dan di padang gurun dimana engkau melihat Allahmu mendukung engkau” Ul. 1:30-31, melalui perkataan Musa inilah tersimpul keyakinan Mazhab Deutoronomis.  Dalam hal demikian Rahab perempuan Yerikho ini mengatakan kepada kedua pengintai, dia tahu bahwa Tuhan telah memberikan negri itu kepada kedua pengintai itu itu sebabnya kengerian terhadap kedua pengintai sehingga kalian menghingapi kami. Itulah sebabnya orang Israel berulang-ulang kali menghadapi  suku-suku kanaan karena berdasarkan janji: “janganlah takut kepada mereka, sebab Tuhan Allahmu, Dialah yang berperang untukmu.”

Demikan pula matahari dan bulan berhenti di atas Gibeon pada saat pertempuran. Untuk itulah para tentara lawan menghadapi matahari yang menyilaukan mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat dengan baik sehingga mereka kalah terhadap orang Israel.  Saat itu Allah datang dengan tentara sorgawi, yaitu bintang-bintang dan puluhan ribu malaikat suci, dengan disertai alat-alat mereka yaitu berupa awan gelap hujan dan hujan es Mzr. 18:13 halilintar dan api Mzr. 18:9 bahkan matahari dan bulan diperintahkannya.

Di dalam cerita tentang Gideon itu keyakinan itu sudah ditemukan.  Tujuh tahun lamanya orang Midian yang berpasukan unta datang untuk merampas semua hasil panen meraka bahkan ternak peliharaan mereka. Orang-orang Midian bergerak cepat untuk itulah orang Israel sangat terdesak saat itu.  Oleh karena itu tentara besar orang Midian dan Amelek hendak menduduki negri itu.  

Untuk itulah Gideon memanggil semua suku di wilayah Utara  yaitu Manasye, Asyer, Zebulon dan Naftali, untuk menghadapi musuh mereka yaitu orang Midian. Mereka sebanyak 32.000 petani bersenjata datang. Untuk itulah Allah berfirman kepada Gibeon: “terlalu banyak rakyat bersama-sama dengan engkau dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu jangan-jangan orang-orang Israel memegahkan diri terhadap Aku Hak. 7:2”.

Tetapi saat itu para pasukan disaring dua kali akhirnya terpilihlah 300 orang. Dalam hal ini temanya diambil dalam Kitab Ulangan.8:17-18.  Saat itu Gideon berkata kepada segenap bansa Israel demikian: jangan kaukatakan dalam hatimu, bahwa kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tatepi ini yang harus kau ingat kepada Tuhan Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan dan kekuasaan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud untuk meneguhkan janji yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu seperti sekarang ini. Oleh karena itu sejak pada permulaan, Israel mengalami dukungan dari Allah yang sangat luar biasa mereka mengalami kemenangan saat melawan musuhnya. Namun Perjanjian Lama mengatakan bahwa bisa saja Tuhan bebas memberi atau menolak kemenangan atas Israel sesuai dengan kehendakNya yang kudus.  

3. Pemberian Dan Pendukungan Tanah Kanaan
Tujuan keluaran adalah tanah yang aman yang memungkinkan Israel hidup dengan baik. Yang lupa menekankan bahwa Allah memberikan tanah Kanaan serentak kepada seluruh suku dibawah seorang pemimpin. Dan suara itu terdengan pada abad ke-7 dan ke-6, ketika seluruh Israel Utara direbut oleh Asyur, mungkin ini mendorong Yosia untuk merebut kembali sebagian wilayah yang dahulu diberikan Tuhan. Tentang hal ini ditinjau kembali pada jaman Pembuangan ketika seluruh wilayah yang dikarunaikan Tuhan itu hilang.  Suara yang lebih tua mengingat usaha satu atau beberapa suku untuk mengambil alih atau mempertahankan wilayah bahkan kurang memperhatika keseluruhannya. Semua suara bersaksi bahwa semua suku-suku sudah menganal Tuhan sebelum masuk ke tanah Kanaan dan bahwa hubungan timbal balik dengan Dialah yang menentukan jati diri mereka.

Besar kemungkinan kedua belas suku baru berkembang di tanahnya masing-masing. Dan ada pula suku menghilang, dan ada pula suku yang mekar.  Dalam pandangan Martin Noth bahwa kedua belas suku tersebut merupakan suatu infiktioni atau perserikatan menurut pola yang lazim di Yunani kuno dan bangsa lain sekitar Laut Tengah tidak lahi diterima. Tidak terbukti bahwa suku-suku itu berkumpul berkala untuk beribadah dimana tabut itu berada.  Dan terbukti bahwa mereka bertindak bersama, tampak bahwa suku-suku Selatan sulit menghubungi suku Palistina tengah, dan mereka susah sampai kepada suku-suku di Utara karena harus melewati wilayah yang dikuasai kerajaan kota Kanaan.

Tuhan Allamu yang menyeberang di depanmu dan Dialah yang memunahkan bangsa-bangsa di depanmu sehingga engkau dapat memiliki tanah mereka Ul 32:3.  Ketika orang Israel menyeberang Sungai Yordan, airnya berhenti mengalir dan terputus di depan tabut Tuhan sehingga mereka dapat lewat di tanah kering Yos 3:15.  Setiba di Gilgal mereka merayakan Paskah pertama di tanah yang dijanjikan dan mulai memakan buah dari negri itu, dengan demikian sampailah tujuan Keluaran.  Sebelum perayaan itu semua laki-laki, yang termasuk angkatan muda, harus disunat dan dikuduskan bagi Tuhan.  Dengan demikian hapuslah celah dari Mesir itu Yos 5:9.

Cerita-cerita tua pun mengetahui bahwa Tuhanlah yang memberikan kemenangan, tetapi usaha Israel ditekankannya. Demikianlah Yehuda bersama dengan Simeon menyerang orang Kanaan dan Feris dan menduduki pegunungan, tetapi tidak menghalau orang dari lembah karena mereka meiliki kereta perang dari besi disitu terlihat bahwa perbedaan dengan tentara professional dengan persenjataan canggih dengan tentara rakyat, yang dipanggil bila perlu saja. Kadang-kadang orang Israel memakai akal untuk perang, sebagaimana dalam sebagian perbuatan Ai Yos 8 dan Hak1:22-25.

Menurut kitab Yosua, Israel  bertindak sebagai satu tentara rakyat yang serentak berangkat dan bertindak dan menaklukkan dan menduduki tanah Kanaan. Kedua belas suku tersusun rapi sebagai angkatan bersenjata yang bersatu padu dibawah kepala yang tunggal.  Bersama-sama mereka menyebrangi sungai Yordan beribadah, memerangi kota-kota dan raja-raja mereka. Susku-suku yang diberikan tanah oleh Musa di seberang timur Yordan, yaitu Ruben, Gad dan setengah Manasye Bil. 34:13-15.  Demikan halnya dengan masa Yosua, Daud, dan Yosia kesatuan ditekankan, apalagi setelah Israel kehilangan kedaulatannya dan orang Yahudi yang tersebar di pegunungan, di pengungsian.  Menguatkan bahkan memulihkan kembali kesatuan umat Yahudi adalah maksud cerita-cerita ini.

4. Kanaan Milik Yang Permai
Tuhan memberikan hak tinggal dan hak pakai dan tanah kepada umatNya, tetapi Ia tetap pemiliknya, yang mengaruniakan berkat keamanan dan kesuburan. Tanah bias diambil jika orang Israel tidak setia, namun dijanjikan lagi sebagai negri yang damai sejatera.

Ungkapan nabi Yeremia ini Yer. 3:19 mencerminkan cinta umat Israel pada tanah yang diberikan Tuhan menjadi miliknya dan serentak menghadapkan kita persoalan kita yang pelik apakh istilah milik itu?  Sangat mengherankan kebanyakan ahli biblika tidak mempersoalkan arti pemilikan tanah itu. Padahal terdapat enam istilah Ibrani untuk menentukannya. Istilah utama adalah nahkalah Bilangan menyebutka 24 kali Ulangan 25 kali Yosua 50 kali yang bias diterjemahkan dengan milik  pusaka.

Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa Tuhan mengaruniakan kepada umatNya tanah dimana mereka berhak tinggal selama mereka hidup dengan penuh tanggung-jawab kepada Tuhan dan tidak menajiskan tanah itu Imamat. 18:27 dengan beribadah kepada dewa- dewi. Jika hal itu mereka lakukan, mereka hilang dengan hak tinggal di situ.  Kedua ahuzzah, bias diterjemahkan dengan kata milik.  Kata ini dating dari kata kerja yang berarti memegang atau menangani.  Itu sebabnya kata itu di artikan sebagai milik berarti hak menggunakan.

a. Tanah milik Tuhan
Tuhan menciptakan langit dan bumi.  Itu sebabnya Ia pun memilikinya. Kasadaran inilah timbul pada zaman Pembuangandan tidak menjawab pertanyaan apakah sebabnya tanah Kanaan secara khusus menjadi tanah milikNya Im. 25:23.  Pemilihan tanah itu, sama seperti pemilihan Israel sebagai umatNya, tetap merupakan rahasia Allah.  Berkali-kali Israel mengalami secara nyata bahwa Tuhan hadir di tanah Kanaan dan dengan demikian menyatakan bahwa Ia memilikinya.  

Pertama-tama para leluhur, mondar-mandir di tanah Kanaan, diperhadapkan dengan Tuhan yang menampakkan diriNya serta berfirman kepada mereka. Shikem, Betel, Mamre dan beberapa tempat lainnya untuk penyataan itu. Tuhan tidak perlu bersaing dengan dewa-dewi bahkan tidak mengusir mereka. Dia menampakkan diriNya dan dengan demikian hak milikNya atas negri itu. Israel belajar tersebut melalui pengalaman itu. Kedua cerita kitab Yosua membesarkan tabut sebagai lambing kehadiran Tuhan tatkalah orang Israel menyebrang Sungai Yordan dan masuk kepedalaman tanah Kanaan.  Ketiga, beberapa bahan liturgis Israel pada zaman kerajaan memuji kehadiran Tuhan datang dari jauh.  Tuhan harus datang ke tanah Kanaan setiap kali Ia memberikan diriNya terasa. Itu berarti bahwa kehadiran Tuhan dan pada waktu itu juga kedaulatan atas tanah Kanaan tiap kali peristiwa dan pengalaman baru, bukan suatu keadaan yang biasa dan terjamin.

b. Tanah milik Umat Israel
Allah memberikan tanah Kanaan kepada umatNya agar mereka diam disitu dengan hak tinggal dan mencari nafkah dengan cara menggunakannya sebagai gembalaan, lading dan kebun. Israel tidak bertuan atas tanah, ia tinggal di tanah Tuhan sebagai orang asing dan pendatang Im 25:23 dan tanggung-jawab padaNya atas tindak laku tanah itu. Disitu Allah yang berkuasa akan memberkati engkau dari langit di atas dan berkat samudra raya yang letaknya dibawah, dan berkat buah dada dan kandungan Kej 49:25. Berkat ini pun akan mengalir jika hubungan ini baik dengan Tuhan dipelihara. Segala berkat ini akan datang padamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Allahmu.  Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau diladang dan diberkatilah engkau saat masuk dan pada saat keluar.

Bahkan Allah mengubah kutuk menjadi berkat bagimu, karena Tuhan Allahmu mengasihi engkau. Berkat yang dijanjikan kepada Abraham Kej 12:3 menjadi kenyataan.  Di tempat penimbahan air, menurut suara orang-orang yang berdendang, di sanalah orang menyanyikan perbuatan Tuhan yang adil Hak 5:11. Semua berkat ini baru dapat dinikmati sepenuhnya bila terwujud janji, Aku sendiri yang membimbing engkau dan memberikan ketentramankepadamu.  Itulah harapan, yang diberikan Tuhan mengaruniakan kepada mereka keamanan di segala penjuru dan dari segala yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada umatNya semua terpenuhi. Yos 21:43. Sebagai Tuhan atas tanah, Allah menentyukan perundangan dengan berkenaan dengan penggunaannya. Berbeda dengan kebanyakan Negara Israel, tidak dapat hokum jual-beli menyewakannya karena tanah dibagi-bagikan Tuhan.

c. Tanah Yang dijanjikan Tuhan
Pemberian tanah tidak hanya dijanjikan pada masa lampau, dan janji itu tidak hanya digenapi pada zaman Yosua dan Hakim-hakim, tetap merupakan harapan Israel yang telah kehilangan tanah itu.  Janji Tuhan merupakan tema yang merangkai cerita-cerita lelehur.  Disamping tanah janji keturunan terutama saksi memainkan peran yang penting. Bagi saksi Imamat janji Allah memuncak kepada firman Aku akan menjadi Allahmu, bagi Abraham dan keturunannya di masa depan.  Melebihi tanah keturunan dan berkat, Allah menjanjikan diriNya dan kehadiranNya. Namun tidak dapat disangkal bahwa janji akan tanahlah yang paling menonjol.

5. Negeri Tempat Pembinaan Umat
Di kanaan Israel diberikan kesempatan untuk bertambah dewasa. Ketika Tuhan memberikan kelompok pekerja rodi dari Mesir, Ia mengangka kereka menjadi anakNya. Ketika Ia mengikrarkan perjanjian, Ia mengangkat Israel menjadi umatNya dan Ia menjadi Allah mereka.

Setelah suku-suku Israel beraka di Kanaan, mereka menerima berkat ilahi.  Mereka menabur dan Tuhan akan memberikan  pertumbuhan dan penuaian. Dalam situasi yang baik itu, umat Israel hendak mengingat dan merenungkan baik tindakan penyalamatan Tuhan dimasa lampau, baik berkatNya yang dinikmati sehingga mereka mengucap syukurdan memelihara taurat yang Tuhan berikan sebagai petunjuk hidup. Yang paling berbahaya dalam situasi ini adalah melupakan Tuhan yang memerdekakan umatNya.

a. Wilayah suku-suku Israel
Suku-suku Israel memandang diri mereka sebagai sesama saudara mereka meskipun masing-masing hidup dalm lingkungan yang berbeda berkembang secara yang berbeda pula. Suku Yehuda bersama Simeon yang kemudian hilang namanya tinggal di pegunungan Yehuda, antara wilayah pantai yang dikuasai oleh orang Falistin dan Laut Mati.  Di sebelah utara terletak kota-kota kerajaan Kanaan seperti Yerusalem, Betsyemes Mizpa dan Gilgal.  

b. Saling menolong di dalam perang
Ketika diserang, suku-suku tersebut dapat saling menolong. Ada dua peristiwa yang dilaporkan. Yang pertama, seperti yang dicatat dalam Kitab Hakim-hakim kota-kota terletak di Lembah Yizreel sepakat mencega hubungan antara suku Israel di Palistina tengah dan utara bahwa jalan yang ditempuh berliku-liku di pegunungan dan mempersiapkan diri dan menyerang. Pada saat itulah Allah berfirman kepada seoran nabiah, hakim dan ibu di Israel, yakni Debora, dan menyuruhnya untuk mengumpulkan warga bersenjata dari Naftali, Zebulon di Gungung Tabor di bawah Ishakar, dan Makar yaitu Manasye juga ikut.  

Akibatnya Israel memperoleh kemenangan besar, enam suku berjuang dan suku-suku lain membantu ditegur. Mereka adalah suku di utara, Dan dan Asyer, dan dua suku Gilead yakni Gad dan Ruben. Yehuda tidak disebut karena ia tidak dapat menerobos kota-kota kerajaan memisahkannya di Efraim.  Peristiwa yang kedua dicatat dalam Hakim-hakim 8. Ketika orang Midian yang naik unta berulang-ulang melalui jalan raya dan merampas hasil jeripaya Palistina tengah dan utara, dan Tuhan mengutus seorang Malaikat untuk memanggil Gideon, anak bungsu dari suatu warga kecil di Manasye.

Bab. 7 ALLAH MENGANGKAT  RAJA-RAJA DI ISRAEL
Allah bertindak di medan sejarah, kenyataan ini tampak dalam pemilihan Abraham, pembebasan dari Mesir, pembinaan di padang gurun pengikat perjanjian di Sinai dan pemberian tanah Kanaan.  Disitu umat Allah menjadi suatu bangsa lama-kelamaan menjadi Negara yang memerlukan suatu tatanan politik. Sama seperti Negara-negara tetangganya ia menjadi satu kerajaan.  

1. Segi teologis
Perkembangan ini menjadi suatu teologis, tetapi juga segi sosiologis.  Allah sendirilah raja, Ia hendak mendirikan kerajaanNya di dunia ini, yakni suatu ruang di mana manusia mengakui pemerintahanNya dan hidup berhubungan yang bertanggung jawab terhadap Allah dan sesama. Seorang manusia yang memerintah sebagai raja dan mengakui Tuhan sebagai rajanya bertanggung jawab penuh atas tindakannya. Ia berdiri dibawah Allah dan hukumNya, yang dalam jabatan maupun dalam pribadinya.  Hal ini bertolak belakang dalam raja-raja sacral di Negara tetangga Israel. Pada hari pengangkatan raja baru asal-usul ilahinya diperkenalkan dan dipuja. Firaun mewujudkan kesatuan Mesir utara dan Mesir selatan dan menjamin tatanan kosmos dan masyarakat.

Itu sebabnya pada perayaan tahun baru, ia mananggalkan kemuliaannya mananggung hukuman ilahi atas kesalahan bangsanya dan naik kembali di atas takhta untuk memerintah setahun lamanya dengan penuh wibawa.  Di sebelah timur kuno, raja diberikan gelar anak Allah. Dari sinilah berdirinya Negara-negara dengan pemerintahan yang memegang kuasa mutlak di dalamnya raja menentukan hukum dan tak ada yang saling mempersalahkan.  Di Israel mulailah hal yang baru, pemerintah yang disahkan oleh wakil rakyat berdiri dibawah hokum dan memimpin suatau Negara hokum.  

Penemuan baru itu menentukan Negara demokratis modern. Dalam bab VII ini hendak kita lihat sampai dimana raja-raja Israel memenuhi jabatan pemerintah yang ditentukan Allah dan dimana mereka gagal.  Tetapi sebelum kita menjalankan tugas tersebut, se[atutnya kita menggariskan secara singkat alas an-alasan sosiologis yang menyebabkan timbulnya pemerintahan raja di Israel.  

c. Segi sosiologis
Sebagaimana telah diuraikan, kedua belas suku Israel tumbuh berdasarkan persatuan orang Ibri yang datang dari Mesir bersama dengan Musa dengan orang Ibri yang berasal dari Kanaan, serta seorang dari suku-suku asli.  Mereka hidup diwilayah masing-masing dalam kaum kerabat dan suku dipimpin oleh tua-tua oleh musyawarah dalam tatanan serba egalitar. Mereka saling bertemu perayaan untuk Tuhan yang mereka terima sebagai Allah.

d. Allah mengangkat hakim-hakim
Kata hakim, bahasa ibrani syofet yang berarti kata kerja yang menyelamatkan, membebaskan dimedan perang. Pada intinya, Tuhan adalah Hakim, Hak. 11:27.  Namun Ia pun sudi untuk membangkitakan hakim-hakim.  Hakim yang diangkat oleh Tuhan diperlengapi dengan RohNya demikianlah Otniel, Gideon, dan Simson atau Ehud dan lain-lain.  Tuhan juga memberikan jabatan nabi bagi hakim agar ia mendengar dan meneruskan firmanNya seperti halnya Debora Hak 4:4 dan Samuel 1 Sam 3:20.  

1. Pengangkatan Raja-Raja Dalam Kepercayaan Israel
Pengangkatan raja bersama pemilihan Yerusalem dalam pengutusan nabi-nabi merupakan pokok kepercayaan orang Israel meskipun tidak muncul dalam naskah pengakuan iman dan hanya beberapa pujian Maz 78:70-72.  Bagaiman hubungan pokok ini dengan pokok-pokok kepercayaan yang lain.

Menurut Alkitab, Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan menurut gambarNya dan memberikan kuasa kepada mereka. Ia pun memberikan tanah kepada manusia untuk berbakti kepadaNya.  Pokok raja-raja tidak hanya terjalin dengan pokok-pokok kepercayaan yang lain, tetapi juga terutama memenuhi suatu fungsi yang penting di dalam Alkitab secara keseluruhan.

2. Tuhan Mengangkat Raja-raja
Di Israel Tuhan berprakarsa memilih orang yang diangkat menjadi pemimpin dan raja. Ketika bangsa Israel mengangkat raja atau dalam ungkapan seluruh bangsa menjadikan seorang raja mis: Saul , Rahabeam atau juga mengurapi raja  sehingga perbuatan tersebut jelas disusul pengangkatan oleh Tuhan.  Makna kenyataan ini baru jelas bila kita memperhatikan adanya pemberian roh Tuhan, terutama yang diterima oleh Saul dan Daud. Unsure itu tidak ada pada raja-raja bangsa timur tengah kuno lainnya.

Pertama Allah sendirilah yang mengambil prakarsa untuk memilih orang yang akan memimpin orang Israel.  PilihanNya itu tidak mengikuti pertimbangan yang lazim baik Saul maupun Daud anak bungsu dari keluarga berkedudukan rendah, Yefta anak gunduk, Samuel anak seorang ibu yang lama mandul.  Pilihan itu pun tidak dapat ditolak Tuhan menyatakan keputusan melalui RohNya. Kedua, Roh Tuhan mengubah hidup orang pilihan itu secara mutlak.  Saul tidak menjadi seorang nabi sekalipun Roh seakan-akan menjangkitinya. Saul dan Daud tidak diberikan kekuatan luar biasa seperti Simson, ataupun diberikan semangat menggerakan orang.  Kekuatan hikmat untuk ikut serta dalam karya kepemimpinan dan penyelamatan Tuhan sendiri.

3. Tugas Dan Tanggung Jawab Raja dan Pemerintah
Raja atau pemerintah dapat berhasil atau gagal, entah dalam bidang tertentu atau secara keseluruhan.  Kebijakan atau motivasi, dalam hubungan dengan bangsa-bangsa lain, itupun iklim ekonomi sangatt berpengaruh. Raja dapat menyalahgunakan kuasanya dan mendatangkan kerugian atau malapetaka atau jaminan tidak ada.  Tugas seorang raja di Israel mirip dengan tugas-tugas raja lain di Timur Tengah Kuno. Di antara mereka terdapat pemimpin dengan kesadaran dan budi yang luhur.  

Demikian umpamanya Hummurabi raja atas Sumerdimah kumpulan undang-undang yang ditetapkan tertulis demikian “Anum dan Enlil telah mengangkat aku, Hammurubi, raja yang saleh dan patuh pada dewa-dewa, untuk menambah kemakmuran rakyat untuk menegakkan keadilan di dalam negri untuk menghancurkan sijahat dan si durjana.” Aku memerintah bangsa-bangsa dalam damai sentosa, aku melindungi mereka dengan sesuai kebijaksanaanku. Aku menetapkan undang-undang ini agar si kuat jangan menindas si lemah, dan supaya keadilan akan diberi kepada anak yatim piatu dan janda-janda.  

4. Pemerintahan Raja-Raja Israel Di Mata Tuhan
Untuk ketiga raja pertama. Saul, Daud dan Salomo tarhadap cerita yang hidup dan meminjau kepribadian dan pemerintahan dari beberapa sudut, sedangkan untuk raja-raja kemudian hanya terdapat bahan yang kering dan penilayan apakah mereka melakukan yang baik, atau yang jahat dimata Tuhan.  Tidak diperhatikan sampai manakah mereka melakukan menjamin kemerdekaan, keadilan, dan kesejahteraan.

Mengingat bahwa bahan tentang ketiga raja itu berbeda-beda, gambar yang akan diberikan ini membeicarakan segi positifnya dulu, baru kemudian segi negative, sama seperti presiden-presiden di Indonesia, yang dilihat baik segi positif mauoun negative tergantung dalam segi sudut pandangnya.

SEJARAH PERJALANAN BANGSA ISRAEL MASUK KE TANAH PERJANJIAN TANAH KANAAN

SEJARAH PERJALANAN BANGSA ISRAEL MASUK KE TANAH PERJANJIAN TANAH KANAAN YANG BELIMPAH SUSU DAN MADUNYA

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "SEJARAH PERJALANAN BANGSA ISRAEL MASUK KE TANAH PERJANJIAN TANAH KANAAN YANG BELIMPAH SUSU DAN MADUNYA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel