KITAB SYAIR MENYATAKAN INKARNASI KEMANUSIAAN DAN KEILAHIAN YESUS

KEMANUSIAAN DAN KEILAHIAN YESUS

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus sang Juruslamat dan sebagai kepala atas berkat dan pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan bacaan ini dengan tepat pada waktunya.  Penulis sangat mengharapkan dalam membuat laporan bacaan ini adanya masukkan dari para pembaca secara khusus anda saat ini yang sedang membaca, baik dalam penulisan, penyususnan kata, kalimat bahkan dalam penyususnan bahasa, guna pembelajaran kedepan bagi penulis. Tuhan memberkati!!!

6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Fil 2:6-11

14  di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
15  Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
16  karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Kol 1:15-20

Syair-syair pujian tentang Kristus, banyak para ahli berpendapat bahwa Fil 2:6-11 dan Kol 1:15-20, sebenarnya merupakan syair-syair pujian mula-mula yang digubah dan digunakan sebelum digabungkan kedalam surat-surat Paulus.  Meskipun tak dapat ditegaskan secara pasti bahwa Paulus telah menggunakan syair pujian tentang Kristus yang sudah dikarang sebelumnya, namun dengan jelas ia mengakui pentingnya isi syair pujian tersebut yang mempunyai arti teologi yang dalam.  Jika syair-yair pujian ini benar-benar ada sebelum Paulus memakainya, maka isinya merupakan keterangan yang berharga mengenai pandangan-pandangan orang-orang Kristen tentang Kristus yang terdapat dalam bentuk ibadah mula-mula.

Baca Juga: KEILAHIAN DAN KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS BERDASARKAN KITAB SURAT PAULUS

Disini kita hanya dapat memberikan ringkasan yang singkat mengenai masalah-masalah yang muncul, sebelum menyelidiki kontribusi utama bagian ini pada kristologi PB.  Dari beberapa kemungkinan hanya ada dua yang menarik perhatian kita disini, ada pandangan yang mengatakan bahwa Paulus telah mengambil alih sebuah syair pujian tentang Kristus, kemudian menyadurnya untuk tujuannya sendiri dalam surat Filipi.  Pasangan yang lain ialah bahwa Paulus sendiri telah mengarang bagian ini pada waktu ia menulis surat ini.  untuk tujuan kita sekarang, cukuplah dicatat bahwa seandainya pun Paulus telah menggunakan sebuah syair pujian tentang Kristus yang sudah ada sebelum ia menulis, maka ia telah memberikan suatu kesan tersendiri dengan memasukkan syair pujian itu ke dalam suratnya, karena itu syair pujian tersebut dapat dianggap sebagai dari seluruh penyajian Paulus tentang pribadi Kristus.

Syair pujian ini begitu kaya dengan pernyataan-pernyataan penting tentang Kristus sehingga akan sangat membantu jika pembahasan ini dibagi menjadi tiga pembagian utama, yaitu keberadaan Kristus sebelum segala sesuatu ada, inkarnasi dan pengagungan.  Tetapi syair pujian dalam surat Filipi ini membuat suatu pernyataan lebih lanjutu tentang keberadaan Kristus yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada, yang membawa akibat yang luas terhadap pengertian tentang inkarnasi.

Selanjutnya kita sampai pada tema inkarnasi yang berpusat sekitar dia unsur penting, yaitu tindakan inkarnasi, pengosongan diri dan kehidupan inkarnasi.  Jelas bahwa dalam konteks ini hanya tafsiran-tafsiran tentang pengosongan diri yang sesuai dengan sifat Kristus yang sudah ada sebelun segala sesuatu ada, yang dapat diterima.  Karena alasan ini, maka mustahil untuk mempertahankan sekaligus bahwa Yesus mengosongkan diri dari ketuhanaanya, dan bahwa ada kesinambungan yang nyata antara keberadaannya sebelum segala sesuatu ada dengan keadaan inkarnasi.  Pengosongan diri itu terjadi pada saat yang sama dengan saat mengambil rupa seorang hamba dan tidak dapat disangkal bahwa kata-kata itu berarti setelah mengosongkan diri ia mengambil rupa seorang hamba. 

Baca Juga: GEREJA YANG MISIONER DI TENGAH MASYARAKAT YANG MAJEMUK

Kehidupan Kristus dimaksudkan sebagai hidup kemanusiaan yang sejati, dan hal ini ditekankan lebih lanjut dalam ungkapan menjadi sama seperti manusia. Ungkapan ini merupakan kunci dari realitas rupa hamba.  Dapat dikatakan bahwa sebutan sama dengan manusia, perendahan diri, ketaatan sampai mati, akan tetapi, sekalipun terdapat penekanan pada kemanusiaan Yesus, namun tidak ada kesan bahwa Kristus hanya seorang manusia saja.

Di dalam Kitab Timotius kadang-kadang dianggap sebagai syair pujian tentang Kristus, karena itu dimasukkan  disini, sekalipun pokok utamanya bukan mengenai pribadi Kristus.  Dalam beberapa naskah, ayat ini dimulai dengan kata ganti penghubung, dalam hal ini syair pujian ini dimulai dengan suatu penegasan, yang telah menyatakan dirinya dalam rupa manusia yang pasti ditunjukkan pada Kristus, Walaupun ia tidak disebut secara jelas.  Ungkapan dalam rupa manusia secara nyata berpusat pada kehidupan Yesus sebagai manusia.  Dengan cara yang sama keberadaan Yesus sebelum segala sesuatu ada, diterima dan tidak dinyatakan secara jelas.

Beberapa orang menganggap bahwa pandangan mengenai Kristus dalam syair pujian ini sangat berbeda dengan pandangan yang terdapat dalam Filipi 2:6, karena dalam syair pujian ini tidak disebutkan tentang sifat Kristus yang tersembunyi, ketaatannya dalam kehidupan di dunia ini, dan juga di kayu salib.  Tetapi pandangan ini tidak cukup memperhatiakan pernyataan-pernyataan yang padat dalam 1 Tim.3:16, penganutnya terlalu cepat mengira Paulus menganggap inkarnasi sebagai sesuatu yang mengaburkan kemuliaan ilahi.  

Paulus menyetujui bahwa Yesus Kristus mewujudkan Allah dalam kehidupannya sebagai manusia, dan syair pujian 1 Tim.3:16, tidak menghilangkan pandangan bahwa pada saat ia memasuki dunia, anak yang kekal mengosongkan dirinya sendiri. Suatu pandangan lain melihat 1 Tim. 3:16, sebagai syair pujian mengenai kenaikkan menuju takhta, yang berdasrkan urutan kejadian; pengagungan, penampakan, penobatan di atas takhta.  Tentu saja hal ini tidak menyangka adanya penjelasan mengenai inkarnasi yang diungkapkan dalam baris pertama.

Salah satu segi penyajian tentang Kristus yang paling luar biasa dalam surat Ibrani ialah penggabungan sifat ilahi Yesus dalam Ibrani 1, dengan kesempurnaannya sebagai manusia dalam Ibrani 2.  Tidak ada bagian lain dalam PB yang dengan begitu jelas menggabungkan kedua unsur ini.  untuk memperoleh penilaian yang benar mengenai sifat ilah Kristus, maka gambaran dalam Ibrani 2 mengenai kemanusiaan Kristus harus dipertimbangkan juga.  

Sifat kehidupan inkarnasi Yesus jelas dinyatakan dala Ibrani 2:17, itulah sebabnya, maka dalam segala hal ia harus disamakan dengan sandara-sandara-Nya.  Dapat dikatakan bahwa seluruh uraian Ibrani bergantung pada kesamaan Yesus dengan manusia, karena itu kemanusiaanya yang sejati sama pentingnya dengan keilahian-Nya.

Di dalam Kitab 1Petrus 3:18-20 sebagai syair pujian tentang Kristus.  Satu-satunya pernyataan yang berhubungan dengan tujuan kita sekarang ialah keterangan mengenai kebangkitan dan kelanjutannya dalam 1Petrus 3:22.  Terdapat kesamaan yang erat dengan Filipi yaitu dalam pokok pengagungan , tetapi mengenai tema kehinaan, lebih berpusat pada kematian Yesus sebagai manusia.

Baca Juga: PERBEDAAN MUHAMMAD DAN YESUS

Pertama-tama kita akan memperhatikan hal-hal yang penting dari penyajian Lukas bahwa seorang malaikat memberitahukan Maria, yang disebut sebagai seorang anak dara, bahwa ia kana mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dinamai Yesus dan juga akan disebut anak Allah yang maha tinggi.  Pemberitahuan ini disampaikan sebelum cara pengandungan anak itu diberitakan kepada Maria, hal ini memberi kesan bahwa caranya bukanlah hal yang paling penting.  Tanpa memberi perincian, pemberitaan dari malaikat itu menjelaskan bahwa kelahiran ini bukan terjadi dengan cara insane yang biasa tetapi karena pekerjaan Roh Kudus yang sama sekali tak ada taranya.

Ada beberapa para ahli berkeberatan terhadap kelahiran Yesus dari anak dara Maria atas dasar bahwa Markus dan penulis-penulis PB lain tidak membicarakan kelahiran itu.  Pandangna ini dapat dikecam dengan seirus secara metodologis.  Apabial suatu segi dari kebenaran Kristen tidak disebutkan oleh salah seorang penulis, ada dua kemungkinan untuk menerangkannya dan kedunya sama-sama beralasan, yakni bahwa penulis tidak mengetahuinya, dan bahwa ia tidak menyebutkannya oleh karena ia mengetahui bahwa hal itu sudah dikenal umum.  

Walaupun dalam bagian lain PB tidak menerangkan dari anak dara, namun adanya kisah tentang kelahiran itu dalam Inijl matius dan Injil Lukas memaksa kita mencari penjelasan sehubungan dengan kehadirannya disitu.  Perkembangan yang mengagumkan dan pandangan yang begitu tinggi tentang Kristus dalam pemikiran murid-murid Yesus yang mula-mula membutuhkan suatu penjelasan yang cukup baik.  Tidak mungkin melakukan pendekatan pada kristologi PB tanpa menghubungkannya dengan kebangkitan ini, tetapi usaha untuk memperoleh pengertian tentang kebangkitan telah dikaburkan oleh perdebatan-perdebatan mengenai apakah peristiwa itu benar-benar terjadi.

Dalam masa antara PL dan PB tidak terdapat banyak keterangna yang khusus mengenai pengharapan oleh kebangkitan, walaupun kepercayaan itu diungkapkan secara lebih jelas.  Gagasan mengenai kebangkitan secara umum lebih jelas terlihat dalam beberapa Kitab apokaliptik Yahudi, walaupun sekali lagi disini tidak dikatakan secara khusus bahwa Mesias akan bangkit.  Dapat dikatakan bahwa walaupun tulisan-tulisan apokaliptik Yahudi secara kabur tertarik pada gagasan mengenai kebangkitan, namun gagasan itu muncul dalam banyak bentuk dan seringkali dalam bentuk-bentuk yang bertentangan.

Disamping itu, pentingnya kebangkitan didukung oleh ketetapan yang dibuat oleh Petrus pada waktu jemaat memerlukan seorang pengganti Yudas.  Pada saat itu Petrus menetapkan bahwa salah satu syarat utama untuk jabatan Rasul ialah bahwa calon itu haruslah merupakan saksi kebangkitan Yesus.  Alasannya jelas terlihat dalam riwayat selanjutnya yang terdapat dalam KPR, yang memberikan pernyataan-pernyataan mengenai kematian Yesus yang segera disusul dengan pemberitaan tentang kebangkitan-Nya.

Sebagaiman kita telah melihat bahwa PB memperlihatkan Yesus sebagai makhluk yang agung dan luhur yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada, dengan kata lain sebagai Anak Allah, yang datang untuk menyelamatkan umat manusia.  Sekaligus PB memperlihatkannya sebagai seorang manusia yang sempurna, maka tidak mengherankan bahwa para ahli teologi sepanjang sejarah Gereja telah bergumul dengan masalah mengenai bagaimana menghubungkan kedua penggambaran tersebut dengan pribadi yang sama.

Pada pihak lain kita dapat memulai dari segi manusia dan menggabungkan pernyataan-pernyataan Yesus sendiri yang luar biasa serta pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh orang-orang lain mengenai Dia, dengan fakta kemanusiaan-Nya.  Jika demikian maka kita sebagai manusia  akan cenderung untuk membatasi diri pada kategori-kategori yang dalam bayangan kita dapat diterapkan pada semua orang.  Dalam hal itu masalah kita yang utama ialah bagaiman hal-hal ini dapat digabungkan dengan Tuhan yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada.

Eman Hlw Seorang hamba Kristus lulusan dari Sekolah Tinggi Teologia Arastamar Bengkulu (STTAB), dan sekarang sedang bertempur diladang pelayanan.

0 Response to "KITAB SYAIR MENYATAKAN INKARNASI KEMANUSIAAN DAN KEILAHIAN YESUS"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel